Mohon tunggu...
Cahyani Yusep
Cahyani Yusep Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ani

Sederhana dan suka mempelajari hal hal yang baru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Peranan Penting Orang Tua dalam Mempelajari dan Mengedukasi Seks

28 Februari 2020   16:16 Diperbarui: 1 Maret 2020   11:39 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kehidupan sehari-hari, tentunya kita akan banyak berinteraksi dengan orang-orang disekeliling kita. Mulai dari pagi hingga malam. 

Tak hanya sesama jenis kelamin, terkadang kita berinteraksi dengan orang-orang berlawanan jenis. 

Mengapa sih pendidikan seks itu penting? 

Penting banget. Bukankah sekarang banyak sekali kasus pemerkosaan, pelecehan, penyimpangan seks, dan kasus aborsi? 

Menurutku di zaman yang kritis kepedulian seperti sekarang ini, sangat penting dalam mempelajari dan menyalurkan seks edukasi pada anak anak kita, yang dimulai dari diri kita sendiri sebagai orang tua. 

Bagaimana kita mempelajarinya, yaitu dengan membatasi diri dari hubungan yang terlalu dekat dengan lawan jenis. Saling menghormati dan menjaga batasan dalam bergaul. 

Berikut adalah hal-hal diluar kesadaran yang sebenarnya memegang peran dalam pendidikan seks: 

1. Candaan Jorok, merendahkan perempuan atau laki-laki dengan bergurau melalui kata-kata. 

Untuk sebagian orang, sebuah candaan menjadi nilai bagi seseorang. Orang itu kocak atau orang itu humoris. Tak jarang sekali candaan kerap dilakukan merendahkan secara tidak langsung.

Nah,  biasanya hal-hal seperti itu kerap ditiru dan dilestarikan oleh anak anak generasi penerus. Biasanya usia sekolah SMP. Karna usia usia seperti itu sangat rentan terhadap candaan yang kurang pantas. 

Kita sebagai orang tua patut mengetahui candaan seperti apa yang dapat merendahkan, atau yang dapat melecehkan orang lain. Sehingga jika suatu hari anak-anak kita mendengar hal tersebut, mereka tidak akan tertawa, dan terjerumus ke arah negatif dan dapat mengulang candaan itu pada orang lain lagi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun