Mohon tunggu...
Kebijakan

"Tragedi" Mahfud MD Bisa Jadi Awal Kejatuhan Jokowi dan Kemunduran PBNU

15 Agustus 2018   19:04 Diperbarui: 15 Agustus 2018   19:23 1249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Yang ketiga. Inilah yang paling menyesakkan dada rakyat Indonesia. Bagaimana mungkin seorang Presiden bisa ditekan sedemikian rupa oleh Partai Pendukung dan sebuah Ormas Keagamaan? 

Pada saat seorang  Presiden sudah membuat suatu pilihan menyangkut rencana besarnya untuk membangun bangsa ini dengan  memilih seorang Wakil Presiden,  tentu ini sebuah cita-cita yang luhur.

Tiba-tiba hanya karena ada tekanan politik dari satu partai dan satu organisasi Keagamaan, Presiden kita akhirnya  dengan begitu mudahnya menyerah terhadap tekanan tersebut dan merubah pilihannya.

Kita semua tahu bahwa pada H-1 Pengumuman Cawapres Jokowi ada gerakan besar yang dilakukan Muhaimin Iskandar dan beberapa Elite NU seperti KH Ma'ruf Amin, Said Aqil Siraj dan lainnya. Ada keluar pernyataan bahwa bila Cawapres Jokowi bukan berasal dari NU maka Pihak NU tidak akan mendukung Jokowi dalam Pilpres 2019.

Dan ternyata ancaman membatalkan dukungan itu membuat Jokowi kelimpungan.  Jokowi begitu ketakutan. Takut akan kalah di Pilpres 2019 bila tidak didukung oleh massa NU.  Takut mengalami hal yang sama dengan Ahok yang katanya kalah karena dimusuhi umat Islam.

Ketika seorang Presiden karena takut Kalah di Pilpres berikutnya lalu bisa ditekan oleh pihak tertentu dengan ancaman tidak akan mendukung maka disitulah keluar konteks Jokowi  memang berambisi mempertahankan kekuasaannya.  Disitulah Moralitas seorang presiden dipertanyakan.

Bila seorang Presiden berprestasi dan disukai rakyatnya sehingga dia dipilih untuk kedua kalinya tentu itu hal yang wajar.  Tetapi bila seorang Presiden setelah berkuasa 4 tahun ternyata tidak memuaskan rakyatnya tetapi Presiden itu menghalalkan segala cara untuk menang, tentu bisa dikatakan moralitas dari presiden itu dapat dipertanyakan.  Presidan harus punya jiwa kenegaraan dan dilarang untuk haus kekuasaan.

PB NU TERANCAM TERGRADASI KREDIBILITASNYA PASKA "TRAGEDI" MAFHUD MD

Selama seharian hari ini tanggal 15 Agustus 2018, public sudah mengetahui secara terang benderang dengan apa yang terjadi dibalik Drama Pencawapresan Jokowi.

Bagaimana Publik mampu membaca maneuver-manuver Muhaimin Iskandar sebagai Politisi  yang sangat "Hebat". Bahkan mantan ketua muhammadiyah Syafii Maarif menyebut Muhaimin is Real Poitician.

Jauh  hari sebelumnya Muhaimin sudah terlihat sangat bernafsu untuk menjadi Cawapres Jokowi.  Muhaimin juga sudah pernah mengatakan kalau bukan dirinya yang menjadi Cawapres maka Jokowi akan kalah. Apa artinya itu? Artinya bila Jokowi tidak memilih dirinya sebagai Cawapres maka dia tidak akan mendukung Jokowi.  Dia tidak mendukung maka massa PKB dan massa NU tidak akan mendukung Jokowi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun