Nah itulah tadi tentang Marga Batak. Selanjutnya saya bicara tentang Rasa Optimis orang Batak.
Orang batak dikenal dengan Sikap Optimisnya dan pantang menyerah dalam kehidupan. Sebagian dari mereka juga karena termotivasi ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya maka mereka mau dan tidak berkeberatan untuk menjalani Profesi yang dianggap sepele. Â Contoh Tukang Tambal Ban.
Dari seluruh wilayah Jabotabek, Tukang Tambal Ban setahu saya 80% adalah orang Batak. Hehehehe. Salut kan?
Tetangga saya orang Batak itu Tukang Tambal Ban. Anaknya 5 tetapi 3 diantaranya kuliah. Coba bayangkan betapa bertanggung-jawabnya ayahnya terhadap anaknya. Â Itulah salah satu Sikap Optimis dari orang Batak.
Dan imbas dari Sikap Optimis dan tidak ingin diremehkan oleh orang sekampungnya terkadang menjadi boomerang bagi orang Batak yang merantau. Ini bukan orang Batak saja, untuk beberapa Suku  lain yang merantau juga ada Pemeo, Tidak akan Pulang Kampung sebelum Berhasil  Merantau di Kota.
Dan ketika sekian orang Perantau (mau orang Batak atau suku lainnya) ternyata tidak sukses-sukses juga di rantau orang, dan ketika mereka sudah putus asa dengan kehidupannya dan melupakan ajaran agamanya maka bisa akan terjadi mereka menempuh jalan yang kelam dan menjadi seorang/ kelompok penjahat.
Disitulah yang mungkin terjadi pada Tragedi Pulomas Kemarin.
Bukan karena mereka orang Batak atau bukan karena apa agama mereka tetapi  ada hal-hal lain yang mendorong mereka berbuat seperti itu (entah factor ekonomi maupun lainnya). Dan soal Sadis atau tidak sebenarnya tidak bisa disebut Sadis karena sebenarnya mereka sendiri tidak tahu bahwa Kamar mandi itu tidak berventilasi sehingga menyebabkan kematian 6 orang kehabisan oksigen.
Demikian.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI