Mohon tunggu...
Franklin Towoliu
Franklin Towoliu Mohon Tunggu... Jurnalis, penulis dan perupa

Menuangkan segala hal dalam tulisan dan karya cipta adalah sebuah perjalanan spiritual mencari sang pencipta

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tolak 1,7 Miliar, Gubernur Sherly Ciptakan Efek Domino yang Pro Rakyat

28 September 2025   17:52 Diperbarui: 28 September 2025   18:34 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Judul: Bekerja Bersama Raky

Penulis, Franklin Towoliu

Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda baru-baru ini menolak usulan anggaran Rp1,7 miliar dari Dinas Pekerjaan Umum yang diajukan untuk pemetaan jalan rusak. Ia menilai angka tersebut terlalu besar dan lebih baik dialihkan untuk pembangunan yang langsung menyentuh masyarakat. "Buat apa miliaran rupiah hanya untuk mendata jalan rusak, sementara warga bisa langsung melaporkannya?" ujar Sherly dalam salah satu pernyataannya.  Langkah ini segera mendapat apresiasi publik. Bagi masyarakat, keputusan Sherly bukan hanya soal penghematan, tetapi juga tanda bahwa pemerintah daerah hadir dengan hati untuk kepentingan rakyat kecil.

Mendengar Rintihan  Rakyat Kecil

Dengan dialihkannya anggaran awal ke program yang lebih konkret yaitu pembangunan fasilitas masyarakat yang langsung menyentuh dan terasa manfaatnya. Mereka (masyarakat) tidak lagi menjadi sekadar objek pembangunan yang kadang dimanfaatkan oknum tak bertanggung jawab. Mereka benar-benar menjadi subjek yang merasa didegar, diperdulikan dan turut merasa berperan melalui pelaporan kondisi infrastruktur.

Hal ini tenyu saja menumbuhkan rasa kepemilikan dan kebanggaan, serta memperkuat kepercayaan publik pada pemerintah daerah ke depan. Banyak harapan rakyat bahwa keberpihakkan ini akan terus terjadi dan mereka siap mengawal Gubernur Sherly ke depan agar segala keputusannya yang berpihsk kepada rakyat dapat terealisasi. "Aprsiasi tinggi buat Ibu Gubernur. Ini yang kami perlukan ke depan agar provinsi kami bisa sejajar dengan provinsi lain." Ujar pak Erfan penuh semangat.

Dampak Ekonomi: Dari Efisiensi ke Manfaat Nyata

Data menunjukkan, survei jalan manual rata-rata hanya menelan Rp36 ribu per km, sementara survei digital bahkan lebih murah, sekitar Rp12 ribu per km. Dengan Rp.85 juta saja, sebuah desa mampu membangun jalan usaha tani sepanjang 120 meter.

Penghematan Rp1,7 miliar jelas memberi ruang fiskal untuk pembangunan desa yang lebih produktif, mulai dari jalan pertanian, fasilitas kesehatan, hingga pendidikan. Artinya, uang negara kembali ke masyarakat dalam bentuk manfaat nyata. Berikut hasil riset redaksi sebagai pegangan :

Analisis Efektivitas Survei Jalan (Roadbump Pro vs Manual)Survei manual Rp 36.666,67 / km, survei digital Rp 12.500 / km. Studi ini cocok banget karena mencantumkan biaya survei per km dengan metode yang sudah terukur. Bisa jadi sumber yang kuat.

Pemerintah (PUPR) -- Program Inpres Jalan Daerah (IJD) 2025Alokasi Rp 10,21 triliun untuk 1.611 km jalan & jembatan (fisik) + dukungan teknis. Dari sini bisa dihitung rata-rata biaya per km untuk pekerjaan fisik (tapi ini bukan hanya survei).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun