Mohon tunggu...
Wanda Yulistiawati
Wanda Yulistiawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Tertarik dengan film, buku, dan musik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gerakan Black Lives Matter: Rasisme Ditinjau dari Dunia Internasional

4 Juni 2023   22:05 Diperbarui: 4 Juni 2023   22:11 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Black Lives Matter merupakan suatu gerakan sosial internasional yang sudah ada sejak tahun 2013. Bertujuan untuk memerangi rasisme dan kekerasan anti-kulit hitam, gerakan ini muncul sebagai bentuk perlawanan dari orang-orang berkulit hitam yang berada di Amerika Serikat. Gerakan ini dapat terbentuk oleh karena adanya ketidakadilan yang dirasakan orang-orang berkulit hitam, yaitu ketika banyak terjadi kasus pembunuhan terhadap warga Afrika-Amerika yang dilakukan oleh para polisi yang didominasi oleh orang-orang berkulit putih. 

Orang-orang berkulit hitam memiliki kemungkinan yang cukup besar untuk menjadi korban pembunuhan dan penembakan oleh pihak kepolisian. Mereka dapat dianggap sebagai korban salah sasaran atau ada pula yang menganggap bahwa tindakan ini disengaja. Pada dasarnya, masyarakat berkulit hitam ini tidak bersalah dan tidak memiliki alasan untuk dibunuh. 

Namun, masyarakat kulit putih cenderung menganggap bahwa masyarakat kulit hitam pasti berkaitan dengan tindakan kriminal dan ada pula yang menganggap bahwa mereka (masyarakat berkulit hitam) memiliki kedudukan atau posisi yang lebih rendah dibanding orang-orang yang berkulit putih. Secara tidak langsung, gerakan ini menuntut masyarakat luas, terutama masyarakat berkulit putih, untuk dapat menghargai setiap perbedaan dan menghargai kehidupan antar-manusia.

Kampanye Black Lives Matter ini kembali muncul melalui peristiwa pembunuhan terhadap George Floyd yang merupakan seorang pendemo yang berasal dari Minneapolis yang turut ambil bagian dalam demo Black Lives Matter. Pada saat itu, Floyd membeli rokok dan petugas toko menduga bahwa ia membayar dengan menggunakan uang palsu. Polisi kemudian menghampiri Floyd atas laporan kriminal tersebut dan kemudian polisi tersebut menarik, lalu memborgol, dan menekan bagian leher Floyd dengan lututnya hingga Floyd kesulitan untuk bernafas dan meninggal dunia. Melalui sebuah video yang beredar di masyarakat, tindakan tersebut menuai kontra dari kalangan masyarakat global.

Black Lives Matter akan dianalisis lebih jauh dengan menggunakan kacamata liberalisme dan berkenaan dengan dunia hubungan internasional. Liberalisme merupakan salah satu perspektif yang ada dalam hubungan internasional dan menjadi salah satu kekuatan ideologi dominan yang kemudian membentuk perspektif dan/atau pola pikir masyarakat Barat. 

Kaum liberalis memandang bahwa untuk mewujudkan suatu perdamaian dunia, perlu adanya kerja sama antar negara dengan membentuk suatu badan keamanan. Hal ini berkaca pada peristiwa Perang Dunia I yang kemudian memunculkan ide untuk pembentukan Liga Bangsa-Bangsa (LBB). 

Liberalisme memahami bahwa kerja sama dengan aktor-aktor internasional itu sangat penting dan selain itu, paham ini menekankan pada kebebasan bagi setiap individu. Apabila realis memandang bahwa power menjadi fokus utama bagi suatu negara, liberal lebih melihat kepada bagaimana cara untuk menjalin kerja sama internasional, baik dalam hal perdamaian dan keamanan, ekonomi, dan lain sebagainya.

Di tinjau dari perspektif ini, Black Lives Matter pada dasarnya memiliki keterkaitan dengan konsep dan asumsi dari liberalisme itu sendiri. Para kaum liberalis menghormati kebebasan tiap individu di mana berhubungan pula dengan hak asasi manusia. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, kaum liberalis berasumsi bahwa kerja sama merupakan kunci untuk mencapai tujuan atau kepentingan bersama. 

Sejalan dengan hal tersebut, gerakan atau kelompok BLM ini melakukan kerja sama yang disebut sebagai politik hitam liberal. Kerja sama ini muncul oleh karena adanya tuntutan dan keinginan kaum berkulit hitam atau orang-orang Afrika-Amerika agar dapat hidup dengan layak dan berdampingan dengan orang-orang berkulit putih. Mereka ingin agar tidak ada diskriminasi rasial di antara kedua kelompok besar tersebut dan agar dapat sejajar baik dalam kehidupan sosial maupun di kursi pemerintahan atau politik. 

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, rasisme merupakan suatu fenomena yang sudah ada sejak lama dan sulit diberantas. Di Amerika Serikat tindak rasisme telah mengakar pada lapisan masyarakatnya, sehingga tingkat rasisme di Amerika tergolong tinggi. Rasisme sulit diberantas karena hal ini merupakan hal yang sudah lama terjadi dan seringkali tidak terlihat di permukaan. Pada zaman modern seperti sekarang, dengan perkembangan teknologi yang sudah maju menjadikan pelaku rasisme memanfaatkan internet atau media sosial untuk melakukan tindak rasis. 

Terlebih di internet terdapat fitur anonim yang akan menyembunyikan identitas pelaku yang telah melakukan tindak rasis. Hal inilah yang pada akhirnya menjadikan tindak rasisme tersembunyi dan tidak terlihat, sehingga sulit untuk ditindaklanjuti. Dalam mengatasi isu rasisme ini khususnya di Amerika Serikat, dibentuklah suatu gerakan yang diberi nama Black Lives Matter yang mana gerakan ini merupakan sebuah upaya masyarakat untuk memberantas rasisme terhadap orang kulit hitam. Diharapkan dengan adanya gerakan ini dapat membuat orang kulit putih dan orang kulit hitam di Amerika dapat hidup damai berdampingan tanpa adanya diskriminasi ras. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun