Mohon tunggu...
Anggit Restuningsih
Anggit Restuningsih Mohon Tunggu... Lainnya - Kadang menulis di blog.

Halo. Saya biasa menulis di bawah nama penanya restyu. Seringnya menulis opini tapi kadang juga puisi atau mungkin cerita pendek. Tulisan lainnya bisa dibaca di https://hirestyu.blogspot.com/ Salam kenal.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Bertani Sederhana di Rumah Selama Pandemi dengan Microgreens

15 Februari 2021   18:30 Diperbarui: 15 Februari 2021   18:39 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pandemi COVID-19 sudah berlangsung nyaris 1 tahun di Indonesia. Dalam kurun waktu tersebut, kegiatan masyarakat lebih banyak dihabiskan untuk beraktivitas di rumah. Selama di rumah saja mengikuti anjuran untuk mengurangi bepergian dalam memutus mata rantai penyebaran virus COVID-19, banyak dari kita yang mengembangkan hobi baru maupun usaha baru untuk mengisi waktu senggang.

Dari gagasan di atas, salah satu kegiatan yang cocok dikembangkan di rumah selama pandemi adalah bertani. Mengapa bertani? Kegiatan bertani selain dapat mengurangi stres, hasil kegiatan bertanam sayur dapat dikonsumsi, dan dapat mengurangi beberapa sampah yang ada di rumah baik itu organik maupun anorganik. Bagaimana jika tidak punya lahan? Memangnya masih bisa bertani? Tentu saja bisa, kini bahkan mulai berkembang tren urban farming, yaitu aktivitas pertanian menggunakan lahan terbatas terutama di perkotaan.

Lantas tren urban farming apa yang mudah untuk dilakukan di rumah? Microgreens adalah jawabannya. Microgreens merupakan tanaman muda, lunak, dan tanaman yang dapat dimakan ketika masih dalam bentuk bibit. Microgreens merupakan jenis sayuran yang kandungan gizi dan vitamin lebih tinggi apabila dibandingkan dengan sayuran yang ditanam biasa (Litbang Pertanian Jakarta, 2019). Tanaman ini memiliki umur panen yang jauh lebih pendek daripada tanaman biasanya, yaitu 7-21 hari.

Sayuran ini kadang disamakan dengan kecambah, namun pada dasarnya microgreens dan kecambah merupakan hal yang berbeda. Microgreens baru dapat dipanen ketika sudah muncul daun sejati, sedangkan kecambah tidak. Bagian yang dimakan pada microgreens hanya bagian batang dan daun, sedangkan pada kecambah akarnya ikut dimakan. Kecambah cenderung masih belum memiliki daun dan kotiledon yang masih terlihat. Berdasarkan (Samuolien et al., 2016) dalam (Adawiyah et al., 2020) kandungan nutrisi dari microgreens juga lebih tinggi, bahkan 4-40 kali dibandingkan dengan sayuran biasanya. Senyawa bioaktif seperti pigmen, enzim, dan vitamin ini lebih banyak karena belum didiferensiasi ke organ-organnya.

Ada bermacam-macam sayuran yang dapat dikembangkan dalam budidaya microgreens. Sayuran yang ditanam tidak harus selalu sayuran daun seperti sawi, bayam, kangkung, kubis, seledri, dan lain-lain. Tanaman bunga seperti bunga matahari dan brokoli juga mulai ditanam sebagai microgreens. Penggunaan benih untuk budidaya microgreens didasarkan oleh warna, tekstur, rasa, permintaan pasar, dan lama waktu berkecambah (Badan Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2019).

Budidaya microgreens praktiknya lebih sederhana dan dapat dilakukan di dalam rumah apabila dibandingkan dengan pertanian konvensional di lahan. Wadah untuk menanam microgreens tak melulu harus wadah baru, menggunakan wadah bekas seperti boks bekas kue, besek, dan kaleng bisa dimanfaatkan. Media tanam budidaya microgreens dapat menggunakan tanah yang dicampur kompos, cocopeat, sekam, dan rockwool. Media tanam yang dibutuhkan hanya sekitar 1,5-5 cm dari dasar wadah. Benih berukuran kecil dapat langsung disebar di permukaan media, sedangkan benih berukuran besar direndam air panas terlebih dahulu sebelum disebar.

Benih yang sudah disebar kemudian ditutup sedikit media tanam, jika menggunakan media rockwool tidak perlu ditutup, lalu disimpan di tempat yang agak gelap selama 2 hari. Setelah 2 hari, microgreens dipindah ke tempat yang teduh. Perawatan tanaman microgreens dilakukan dengan penyiraman dengan disemprot sebanyak 2-3 kali. Selain itu, pengecekan media tanaman harus kerap dilakukan untuk mencegah munculnya jamur yang akan menghambat pertumbuhan tanaman. Panen dapat dilakukan pada 7-21 hari setelah penanaman dengan menggunakan gunting yang bersih untuk memotong tanaman microgreens.

Hasil panen microgreens yang sudah dicuci dapat langsung dikonsumsi, sebab pada dasarnya microgreens dimakan dalam kondisi segar. Namun, microgreens dapat juga diolah dalam masakan. Untuk skala restoran biasanya microgreens digunakan untuk garnish dalam masakan, seperti dalam steik, salad, jus, sup, maupun kue tart. Konsumsi microgreens di rumah dapat dengan menjadikan microgreens sebagai salad, lalapan, pecel, omelet, isi sandwich, dan ditumis.

Itulah sedikit ulasan mengenai microgreens, sebuah budidaya sederhana yang dapat dilakukan di rumah untuk mengisi waktu luang selama pandemi. Yuk, tunggu apa lagi! Ayo coba budidaya microgreens di rumah. Selain dapat mengisi waktu senggang, microgreens menyehatkan, dan dapat dikembangkan menjadi usaha bisnis.

Penulis : Anggit Restuningsih

Editor : Afrina Handayani

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun