Mohon tunggu...
Anggi Kristina Agustin
Anggi Kristina Agustin Mohon Tunggu... Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi(24107030147)

tulisan untuk menuangkan pemikiran dan perasaan.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Jagal Gedang: Cita Rasa Tradisional dalam Balutan Inovasi Kekinian

13 Juni 2025   14:52 Diperbarui: 13 Juni 2025   14:52 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Outlet Jagal Gedang (Sumber : Doc Pribadi)

Di tengah menjamurnya jajanan modern, muncul inovasi menarik dari kalangan mahasiswa Yogyakarta yang mengangkat kembali cita rasa tradisional. UMKM Kagal Gedang hadir dengan konsep yang unik mengolah pisang menjadi camilan kekinian yang tetap membawa nuansa lokal melalui penggunaan besek, wadah anyaman bambu khas Indonesia.

Foto bersama owner Jagal Gedang (Sumber: Doc Pribadi)
Foto bersama owner Jagal Gedang (Sumber: Doc Pribadi)

Usaha ini dirintis oleh Muhamad Fakkar, seorang mahasiswa dari Yogyakarta yang memiliki kepedulian terhadap kuliner lokal. Berawal dari keinginan untuk melestarikan olahan pisang yang sering dianggap biasa, ia menghadirkan produk dengan tampilan dan kemasan yang berbeda. Lewat Jagal Gedang, pisang goreng dikemas secara menarik namun tetap mempertahankan nilai-nilai tradisi.

Besek: Lebih dari Sekadar Kemasan

Yang paling mencolok dari Jagal Gedang adalah cara penyajiannya. Alih-alih menggunakan kotak karton atau plastik, Fakkar memilih besek, wadah tradisional dari anyaman bambu, sebagai kemasan utamanya. Keputusan ini bukan tanpa alasan.

Besek tidak hanya memperkuat identitas lokal, tetapi juga merupakan simbol keberlanjutan dan kepedulian lingkungan. Di tengah krisis sampah plastik yang kian mengkhawatirkan, Jagal Gedang hadir dengan solusi sederhana namun berdampak besar. Lebih jauh, besek yang digunakan merupakan hasil karya pengrajin lokal yang diberdayakan langsung oleh tim Jagal Gedang. Artinya, setiap pembelian produk ini juga ikut menghidupkan roda ekonomi masyarakat sekitar.

Pisang Goreng Berkarakter: Klasik tapi Berkelas

Produk utama Jagal Gedang dalah pisang goreng, namun dengan resep dan penyajian yang telah dimodifikasi. Pisang pilihan digoreng dengan balutan tepung racikan khas yang menciptakan tekstur renyah di luar dan lembut di dalam. Setelah matang, pisang disiram dengan saus gula aren cair yang kaya rasa dan aroma.

Racikan tepung inilah yang menjadi pembeda fundamental Jagal Gedang dari pisang goreng lain. Proses penggorengan dengan tepung spesial ini menghasilkan aroma khas yang semerbak dan sungguh menggoda selera. Aroma ini seolah menjadi magnet, menarik siapa pun yang melintas untuk mendekat dan mencicipi. Belum lagi, pisang goreng renyah ini kemudian disiram dengan topping gula aren cair yang manisnya pas, inilah yang membuat Jagal Gedang menjadi camilan yang disukai berbagai kalangan baik anak muda, orang tua, hingga wisatawan yang mencari oleh-oleh khas Jogja.

UMKM yang Penuh Makna Sosial

Lebih dari sekadar usaha makanan, Jagal Gedang membawa misi sosial yang kuat. Selain memberdayakan pengrajin bambu, Fakkar juga melibatkan warga sekitar untuk membantu proses produksi dan distribusi. Dalam banyak hal, Jagal Gedang tumbuh sebagai komunitas usaha, bukan hanya bisnis semata.

Fakkar percaya bahwa kesuksesan usaha kecil bukan hanya dinilai dari profit, tetapi dari sejauh mana usaha tersebut memberi dampak positif pada lingkungan dan masyarakatnya. Filosofi inilah yang terus dijaga oleh tim Jagal Gedang hingga saat ini.

Antusiasme Masyarakat dan Langkah ke Depan

Sejak pertama kali diperkenalkan, Jagal Gedang langsung mencuri perhatian masyarakat, khususnya di kalangan mahasiswa, pegiat UMKM, hingga komunitas pecinta makanan lokal. Banyak yang memuji keunikan kemasan, rasa khas, dan konsep yang membumi.

Kini, Jagal Gedang mulai merambah platform digital untuk pemasaran, seperti Instagram dan marketplace lokal. Mereka juga aktif mengikuti berbagai pameran UMKM dan bazar kuliner untuk memperluas jangkauan. Ke depan, Fakkar berencana untuk mengembangkan lini produk baru seperti pisang nugget tradisional dan pisang bakar topping khas Nusantara, tetap dengan kemasan besek yang ikonik.

Kesimpulan: Kecil Tapi Berdampak Besar

Jagal Gedang adalah contoh nyata bagaimana anak muda bisa menjadi agen perubahan melalui jalur kreatif dan penuh makna. Dalam balutan besek sederhana, terdapat kisah tentang pelestarian budaya, pemberdayaan masyarakat, dan kepedulian terhadap lingkungan. Ini bukan sekadar bisnis kuliner ini adalah gerakan kecil yang mencerminkan kecintaan pada Indonesia dan semangat inovasi anak bangsa.

Jadi, jika Anda berkunjung ke Yogyakarta, sempatkanlah mencoba Jagal Gedang. Rasakan sendiri kelezatan pisang goreng dengan cita rasa tradisional yang dikemas secara istimewa. Sebuah camilan yang tidak hanya memanjakan lidah, tapi juga menghangatkan hati.

KELEBIHAN UMKM JAGAL GEDANG

1. Konsep Unik dan Autentik

   Menggabungkan cita rasa tradisional dengan pendekatan modern dalam kemasan dan branding.

2. Kemasan Ramah Lingkungan

   Penggunaan besek sebagai alternatif kemasan plastik menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan.

3. Dukungan terhadap Ekonomi Lokal

   Melibatkan pengrajin bambu dan masyarakat sekitar dalam proses produksi.

4. Inovasi pada Produk Tradisional

   Pisang goreng klasik diberi sentuhan baru melalui racikan tepung dan saus gula aren.

5. Pemasaran Digital yang Aktif

   Sudah mulai merambah platform online, meningkatkan potensi jangkauan pasar.

KELEMAHAN UMKM JAGAL GEDANG

1. Skala Produksi Terbatas

   Karena masih skala kecil, kapasitas produksi dan distribusi belum bisa memenuhi permintaan besar.

2. Daya Tahan Produk

   Pisang goreng memiliki masa simpan yang pendek, sehingga tidak cocok untuk pengiriman jarak jauh tanpa teknologi pengawetan.

3. Ketergantungan pada Sumber Daya Lokal

   Jika pasokan bambu atau tenaga kerja lokal terganggu, produksi bisa terhambat.

4. Persaingan dengan Produk Serupa

   Banyak UMKM makanan menawarkan konsep unik, sehingga perlu strategi branding yang kuat untuk bertahan.

5. Fluktuasi Harga Bahan Baku

   Harga pisang dan gula aren bisa berfluktuasi, memengaruhi biaya produksi dan harga jual.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun