Mohon tunggu...
Anggie D. Widowati
Anggie D. Widowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Psikolog, Pegiat Literasi

Penulis Novel: Ibuku(Tidak)Gila, Laras, Langit Merah Jakarta | Psikolog | Mantan Wartawan Jawa Pos, | http://www.anggiedwidowati.com | @anggiedwidowati | Literasi Bintaro (Founder)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dakir Kate

7 Mei 2018   17:51 Diperbarui: 7 Mei 2018   18:27 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

CERPEN

Dakir duduk di kursi ruang tamu dengan wajah capek. Hari minggu yang cerah, matahari menyemarakkan daun-daun mangga di depan rumah. Tetapi Dakir harus bekerja.

Telepon berdering. Lulus memberikan telepon genggam itu kepada Dakir. Dan dengan enggan Dakir memencet tombol hijau bergambar telepon.

"Iyaa Mas Dim, nanti aku kirimkan uang," katanya sambil mengerdipkan mata pada Lulus, sekretarisnya.

Siapa lagi kalau bukan kakak sulungnya Adim yang bisanya minta uang. Tak peduli seperti apa kerja yang harus dilakoni oleh Dakir. Lulus sekretaris pribadinya sudah tahu, setelah ini dia harus menstranfer uang ke rekening kakaknya Dakir. Bukan hanya kakaknya, adik dan saudara yang lain juga sering minta uang.

"Ditransfer berapa, Pak?" tanya Lulus.

"Dua ratus ribu saja."

"Cukup," tanya Lulus.

"Anggap saja cukup, besok lusa juga akan minta lagi."

Lulus mengangguk memahami.

Dakir masuk ke kamar mandi dan menyalakan air hangat. Karena sudah tanda tangan kontrak dia harus jalan. Jujur paling malas syuting di hari minggu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun