Mohon tunggu...
Anggi Afriansyah
Anggi Afriansyah Mohon Tunggu... Penulis - Peneliti

Masih terus belajar. Silahkan kunjungi blog saya: http://anggiafriansyah.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Baca Mudah dan Murah, Selama Ada Akses Internet

12 November 2020   22:56 Diperbarui: 12 November 2020   23:09 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Beberapa bulan ini saya menginstal IPUSNAS, Eperpus Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Eperpusdikbud) dan Eperpus LIPI (tempat saya bekerja). Untuk IPUSNAS dan Eperpusdikbud bisa diunduh di Play Store dan tinggal register (bisa menggunakan akun FB atau email). Eperpus LIPI juga sepertinya ada, tetapi saya kurang tahu apa bisa diakses non pegawai, sebab kami di LIPI diberi akses paswordnya oleh kantor. Di masa pandemi ketika saya tidak bisa mengunjungi toko buku secara langsung dan menahan diri untuk tidak membeli buku secara daring, membaca buku-buku di tiga aplikasi tersebut sangatlah menghibur.

Dari segi koleksi memang tidak memenuhi kebutuhan referensi ketika saya harus menulis artikel pendek, artikel jurnal atau kebutuhan riset. Untuk tema pendidikan maupun sosiologi pendidikan, bidang yang saya kaji, ada beberapa buku yang bisa dibaca meski tidak lengkap. Yang menaarik minat saya adalah novel, kumpulan puisi, kumpulan cerpen, atau buku-bukus lawas di aplikasi Ipusnas; buku ilmu sosial humaniora, Koran-koran nasional (Tempo, Republika, Kompas, Koran Kontan, Majalah Tempo, Majalah Gatra) di Eperpus LIPI; dan Buku-buku Pendidikan, novel, dongeng anak, dan aneka koran dan majalah-- yang paling menarik hati adalah Majalah Bobo-- di Eperpusdikbud. Menarik bukan?

Saya bisa membaca karya Eka Kurniawan, Ben Sohib, Dee Lestari, Romo Mangun, Yudi Latif, HAR Tilaar, Winarno Surakhmad, Gus Dur dan banyak lainnya. Dahaga terpuaskan. 

Buku-buku itu, layaknya di Perpus offline bisa dipinjam beberapa hari. Untuk koran dan majalah bisa beberapa jam. Lumayan bisa mengecek perkembangan Indonesia melalui berbagai majalah dan koran secara gratis. Tidak usah berlangganan epaper berbagai media. Awalnya saya termasuk melanggan epaper Kompas dan Media Indonesia. Semenjak kenal Eperpusdikbud dan Eperpus LIPI semua menjadi lebih mudah dalam mengakses koran. Sayangnya memang tidak ada Koran Jakarta Post atau koran-koran asing lainnya. Buku-buku yang sedang dibaca orang lain bisa kita booking jika sudah tidak dibaca. Kita akan mendapatkan notifikasi ketika buku tersebut sudah ready. Tinggal dipinjam saja deh. Praktis.  

Membaca menjadi proses yang mudah dan murah. Syaratnya adalah ada gawai, kuota internet dan sinyal. Bagi masyarakat perkotaan dan kelas menengah tentu hal ini sangat menguntungkan. Sayangnya memang saudara-saudara kita di daerah yang tidak terakses internet dan listrik maupun mereka yang ada di perkotaan tetapi berasal dari kelas sosial ekonomi miskin tidak bisa mengakses aplikasi perpustakaan ini secara mudah.

Meski ada aplikasi perpustakaan yang bisa diakses dengan mudah dan murah bagi mereka yang memiliki akses, tetapi aplikasi-aplikasi ini belum familiar, setidaknya ketika saya iseng melakukan survei ringan ketika saya melakukan webinar atau diskusi dengan guru-guru. Padahal, guru memanfaatkan aplikasi ini untuk menguatkan minat baca anak, tentu akan dahsyat sekali efeknya di masa depan anak-anak menjadi gemar membaca. Tentu yang paling awal adalah guru-gurunya terlebih dahulu. Atau orangtua dapat memanfaatkan aplikasi-aplikasi ini. Orangtua bisa  meminjam beberapa buku dan dibaca bersama. 

Saya membayangkan jika aplikasi ini berumur panjang dan akses internet Indonesia sudah dinikmati di seluruh wilayah, ditambah aplikasi perpustakaan daerah, orang-orang pecinta buku tentu akan menikmati kemewahan membaca. Anak-anak dapat mengokohkan kemampuan membacanya dengan bantuan beragam aplikasi ini. Tidak perlu membeli buku. Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Kementerian, Perpustakaan Daerah, Perpustakaan Sekolah dapat mengupdate buku-buku terbaru baik dari luar dan dalam negeri untuk dibaca secara legal. Sudah kita ketahui bersama saat ini harga buku masih dianggap mahal dan belum menjadi prioritas masyarakat, terutama yang miskin, untuk membelinya.

 Memang, selain upaya struktural dari pemerintah, seperti gerakan literasi sekolah atau gerakan kebudayaan seperti didirikannya taman bacaan oleh komunitas, perlu juga cara-cara kreatif dan inovatif agar masyarakat dari berbagai lapisan, terutama yang miskin, bersemangat membaca. Para aktivist komunitas yang hadir ke banyak tempat membuktikan bahwa bukan minat baca yang rendah tetapi mereka tidak membaca karena tidak ada buku yang bisa dibaca. 

Hadirnya aplikasi, dengan infrastruktur yang memadai, akan membuat anak-anak lebih terakses terhadap bahan bacaan berkualitas. Tentu saja akan menarik jika berbagai lembaga memiliki aplikasi perpus daring yang bisa diakses gratis dan memiliki ragam koleksi. Untuk tahap saat ini perlu dicek juga oleh Perpusnas atau Kemdikbud, ada berapa masyarakat yang mengunduh dan aktif meminjam? Kemudian dari mana meraka berasal?  Juga siapa mereka (dari aspek demografi, kelas sosial, suku bangsa dsb). Terobosan-terobosan agar masyarakat ngeh tentang berbagai aplikasi keren ini menjadi penting. Agar aplikasi ini diakses seluruh kalangan masyarakat dan mendongkrak minat baca masyarakat.

Sudahkah aplikasi perpus daring ada di gawai Anda? 

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun