Mohon tunggu...
Angger Christina
Angger Christina Mohon Tunggu...

Ordinary Woman with Extra Ordinary Life

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Wedangan Slendro 9 Sabrang Lor vs Wedangan Jazz

8 Mei 2013   17:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:53 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1368009281113308697

Di tengah carut marutnya hati saya yang sedang mencoba memahami dan mengerti tentang arti sebuah pertemanan, kemaren malam, Si Beni, salah seorang teman saya di komunitas Wedangan Jazz mengajak dan menunjukkan kepada saya dan teman-teman komunitas Wedangan Jazz yang masih tertinggal di Solo ke sebuah tempat bernama Wedangan Slendro 9 Sabrang Lor. Kali ini kami berkumpul tanpa kehadiran salah seorang teman kami, Uthe. Ya, Uthe sedang merantau ke Ibu Kota negara ini untuk mengejar mimpinya, mengejar passionnya, dan kami berlima yang masih tertinggal di Solo ini cukup memahaminya.

Seperti yang sudah saya ceritakan di catatan harian saya sebelumnya, dengan judul Jumat Keramat di Wedangan Jazz, kami ber-enam ini adalah sekumpulan anak-anak muda yang ketemu karena ketidak sengajaan di Wedangan Jazz dan saling nyambung karena obrolan yang ngalor ngidul dengan topic obrolan yang sangat random. Meskipun tanpa kehadiran Uthe, salah satu teman kami, kami sepakat untuk ketemu dan ngobrol di tempat baru, Wedangan Slendro 9 Sabrang Lor. Letaknya di daerah Sabrang Lor, daerah Mojosongo - Solo. Saya pribadi gak pernah nyangka kalau ternyata ada tempat se-unik ini di daerah itu.

Untuk masuk ke lokasi Wedangan Slendro 9 Sabrang Lor tersebut, pengunjung harus melewati gang sempit diantara dua bangunan rumah selebar kurang lebih satu meter dengan panjang kira-kira lima belas meteran. Sebagai sumber penerangan untuk gang tersebut, dipinggiran gang itu diletakkan beberapa obor yang terbuat dari bambu, benar-benar unik. Dan begitu masuk ke halamannya, sontak saya dan Bethzy terlongong-longong melihatnya. Kami ini memang observer, yang mengandalkan mata kita untuk mengamati dan mengagumi dengan seksama setiap lingkungan baru yang kami temui. Tempat ini benar-benar membawa kami kealam jamannya Cerita Kolosal Saur Sepuh dengan tokoh utamanya Brahma Kumbara, hahahaha.

Wedangan Slendro 9 ini ‘menjual’ suasana klasik sebuah bangunan Joglo Jawa lengkap dengan segala perabotan kunonya. Meja, kursi, bangku, gebyok (semacam partisi khas jawa yang digunakan untuk sekat antar ruang), dan perabotan-perabotan lainnya ditata sedemikian rupa dan hampir semua terbuat dari ukiran kayu jati. So Amazing!

[caption id="attachment_259811" align="alignnone" width="300" caption="Wedangan Community"][/caption]

Sambil menunggu kedatangan salah seorang teman kami yang nampaknya masih nyasar, kami memesan minuman dan makanan yang disajikan disana. Jajanan yang disajikan juga benar-benar makanan klasik khas Jawa seperti Kue Mendut, Jadah, Ketan Bubuk, Tahu-tempe bacem, sego gurih, sego kucing yang dibungkus dengan daun pisang, dan masih banyak jajanan-jajanan yang lainnya. Piring yang digunakan untuk menyajikannya pun adalah piring gembreng (piring yang terbuat dari bahan kaleng), hmmm benar-benar klasik. Suasana seperti ini bisa membuat kita bener-bener feel homey dan pastinya akan betah berlama-lama ngobrol bersama keluarga atau teman-teman sambil menikmati jajanan yang ada, apalagi dilengkapi alunan music yang bernuansa jazz dan bossas.

Semakin malam suasana semakin seru, apalagi dengan bergabungnya teman-teman Beni bersama kami. Jadi marilah kita namakan pertemuan ini dengan pertemuan antara Wedangan Jazz Community dengan Wedangan Slendro 9 Sabrang Lor Community, hahahahaha, benar-benar random. Tempat ini benar-benar telah membawa udara segar setelah seharian kita merasa sesak dan kurang oksigen karena penat dengan rutinitas pekerjaan kita masing-masing. Segar rasanya setelah berinteraksi dengan teman-teman komunitas ini. Kami bisa benar-benar ngakak se ngakak ngakaknya. Wow.. The Power of Community!

Sepulang dari Wedangan Slendro 9 ini saya kembali berpikir. Betapa bersyukurnya saya karena masih memiliki teman-teman yang random seperti mereka ini. Dan sesuatu yang saya pelajari tentang Wedangan Jazz dan Wedangan Slendro 9 Sabrang Lor adalah tentang hobby, komunitas dan peluang usaha. Kalau di Wedangan Jazz pak Agus selaku owner mengawali bisnis wedangan ini dari hobbynya akan tanaman sansevieria yang didisplay apik di kebunnya kemudian terpikir ide untuk menyulap kebun sansevieria nya menjadi tempat yang nyaman untuk bercengkerama bersama keluarga dan teman-teman, pemilik Wedangan Slendro 9 Sabrang Lor ini mengawalinya dari usahanya jual beli barang-barang antik dari kayu, kemudian terpikirlah untuk menciptakan tempat ini sebagai tempat nongkrong yang nyaman pula. Dan pada akhirnya dari hobby mereka inilah akhirnya muncul komunitas-komunitas Wedangan seperti komunitas kami ini.

Well, bagi saya pribadi, kedua tempat ini punya arti tersendiri. Saya menemukan tempat yang nyaman, tenang dilengkapi diskusi-diskusi random dengan perenungan yang mendalam tentang kehidupan yang bahagia dari sudut pandang batin di Wedangan Jazz. Dan saya menemukan tempat klasik, asik dan menyegarkan suasana dengan diskusi random yang ‘ngakak’ di Wedangan Slendro 9 Sabrang Lor. Keduanya sama-sama bisa menjadi tempat untuk sesaat mengambil JEDA dari rutinitas. So’ tak ada salahnya mencoba berkunjung ke tempat-tempat ini dan ‘membeli’ suasana yang disajikan di sana bersama orang-orang terkasih.

Salam Wedangan ^_^ V

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun