Mohon tunggu...
Anggara Labdhasadhya
Anggara Labdhasadhya Mohon Tunggu... Mahasiswa - angga

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan

Selanjutnya

Tutup

Bola

Dari Konsol Turun ke Hati

25 Juli 2021   13:17 Diperbarui: 25 Juli 2021   13:38 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepakbola merupakan cabang olahraga yang paling populer. Sepakbola layaknya candu bagi mayoritas orang, baik laki-laki atau perempuan. Setiap orang memiliki cerita pertamanya dalam melirik tim kesebelasan yang disukainya, dan tidak akan pernah lupa atas kesan pertamanya. Hal ini dialami oleh salah satu fans berat London Barat yang bernama Irsyad Saleh.

Awal mula yang dialaminya ketika ia berumur 10 tahun, ia dibelikan sebuah konsol game oleh ayahnya. "Saat itu game yang sedang banyak dimainkan adalah Winning Eleven dan saya ingat pertama kali bermain game tersebut saya menggunakan tim Chelsea. Dari situlah muncul rasa cinta saya terhadap klub sepakbola asal London Barat itu, bahkan nama Facebook saya saat itu menggunakan alias salah satu pemain Chelsea, yaitu Frank Lampard." Ujar Irsyad ketika saya menanyakan ketertarikan pertamanya terhadap Chelsea.

Musim-musim berganti, pasang surut yang dirasakan setiap kesebelasan tidaklah sama. Pada umumnya Fans kebanyakan yang menyalahkan para kesebelasan pemain tim, sehingga efek pada umumnya adalah berpaling hati dari kesebelasan tim, akan tetapi bagi Irsyad yang sudah mendeklarasikan dirinya sebagai Fans London Barat itu tidak akan pernah bisa berpaling hatinya. "Saya ingat ketika Final UCL antara Chelsea melawan Manchester United pada tahun 2008 di Moscow namun sayang pertandingan itu dimenangkan oleh Manchester United. Itu pun tidak menjadikan tombak kekecewaan bagi saya, sama sekali tidak" Sautannya dengan tegas. 

Kesenangan pun turut hadir bagi Irsyad dan Fans Chelsea di seluruh dunia, pada tahun 2012 Final UCL Chelsea kembali ke-final dengan kesebelasan tim yang kala itu dilatih oleh Roberto Di Matteo. " Perasaan yang sangat campur aduk dan tidak bisa saya lupakan, karena tidak percaya bahwa Chelsea akan menang. 

Dari situ rasa cinta saya terhadap Chelsea semakin bertambah." Ujar Irsyad dengan rasa senang. Perkembangan semakin pesat mulai dari tim raksasa Inggris, penantian Irsyad pun tidak pudar untuk mengambil gelar Champions League. Lalu terjadilah peristiwa Virus Covid-19 hampir di seluruh dunia pada tahun 2020. 

Pandemi ini membuat berbagai macam aktivitas ditunda seperti Champions League 2020, yang dimana harusnya diselenggarakan pada tahun itu lalu diganti menjadi tahun 2021. Kembalinya Champions League diselenggarakan, Chelsea kembali sampai di tangga akhir bersama Manchester City. 

Hal yang ditunggu bertahun-tahun akhirnya tiba lagi untuk para Fans Chelsea dan Irsyad yang dimenangkan oleh Chelsea dengan skor 1-0. "Setelah menunggu beberapa tahun akhirnya Chelsea meraih gelar kembali untuk ke-2 kalinya. Perasaan yang saya rasakan pada saat itu adalah malam yang sangat panjang, saya merasakan kembali bahwa Chelsea akan kalah lagi namun tidak terjadi." Ujar Irsyad dengan rasa senang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun