Mohon tunggu...
Angga Wahyu Firmansyah
Angga Wahyu Firmansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia/Universitas Negeri Surabaya

_Ekspetasi tanpa eksekusi hanya halusinasi_

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Sekolah Inklusi: Blanding Anak Berkebutuhan Khusus dengan Anak Normal

24 September 2022   05:48 Diperbarui: 24 September 2022   14:08 1024
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pembelajaran Sekolah Inklusi, Dok:https://nasional.tempo.co/amp/543224/gunungkidul-siapkan-ratusan-sekolah-inklusi

Istilah inklusi memiliki makna adanya persamaan hak individual dalam bidang tertentu, seperti pendidikan, politik, sosial, dan ekonomi. (Baharun & Awwaliyah, 2018: 59). Adanya pengertian tersebut menunjukkan bahwa tujuan penyelenggaraan sekolah inklusi adalah untuk penyetaraan hak individual antara anak berkebutuhan khusus dengan anak normal.

Dari uraian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa sekolah inklusi merupakan sebuah program pendidikan yang digunakan sebagai wadah anak berkebutuhan khusus agar dapat memperoleh pengetahuan bersama dengan anak normal di sekolah regular.

Metode Pembelajaran yang Dapat Digunakan di Sekolah Inklusi

Metode ceramah

Meskipun metode ceramah dianggap membosankan bagi kebanyakan siswa khususnya siswa yang normal pada umumnya, ternyata metode ini merupakan salah satu metode yang disukai oleh siswa ABK tunanetra. Metode ini mampu membuat mereka yang mana lebih banyak bergantung pada indra pendengarannya itu dapat menerima penyampaian materi dengan mudah. Bagi siswa normal, metode ini juga sebenarnya bagus untuk mereka karena materi yang disampaikan oleh guru dapat lebih lengkap, urut, dan detail.

Metode presentasi

Metode presentasi diterapkan oleh guru dengan cara membentuk kelompok siswa presentasi. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil tugasnya di depan kelas. Di kelas XI Agama pembelajaran bahasa Indonesia, metode ini relevan dengan KD 10. Tiga kelompok masing-masing berjumlah 7 siswa, mereka baik siswa ABK maupun siswa normal saling berkolaborasi dan bekerja sama dengan baik sehingga presentasi dapat dilaksanakan. Meski siswa ABK memiliki keterbatasan, di kelompok satu ada siswa ABK tunadaksa yang menjadi moderator saat presentasi. Begitu juga di kelompok dua, ada siswa ABK tunanetra yang menjadi moderator presentasi. Hal ini membuktikan bahwa metode presentasi memang cocok untuk siswa ABK maupun siswa normal di kelas ini.

Metode tanya jawab

Metode tanya jawab digunakan guru setelah metode ceramah. Perpaduan kedua metode ini memang umum dan tepat karena dapat saling melengkapi dan mempermudah siswa mendapat materi secara maksimal. Metode tanya jawab digunakan guru bahasa Indonesia di kelas XI Agama khususnya pada KD 13 dengan materinya yaitu Cerpen. Siswa di kelas ini sangat aktif, setiap guru membuka sesi tanya jawab mereka baik siswa ABK maupun siswa normal langsung menyampaikan pertanyaannya yang kemudian dijawab oleh guru dan tentu jika ada siswa yang ingin menjawab pun sangat diperbolehkan.

Metode penugasan

Metode penugasan diterapkan oleh guru untuk KD 13 mengenai materi Cerpen. Siswa diberi tugas untuk mengidentifikasi alur, penokohan, latar, dan amanat Cerpen. Materi unsur intrinsik sebelumnya sudah disampaikan oleh guru sehingga hal ini menjamin adanya pemahaman dasar untuk mengerjakan tugas. Pemahaman dasar mereka dapat saling ditukarkan agar hasil pengerjaan tugasnya lebih maksimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun