Mohon tunggu...
Angga Wahyu Firmansyah
Angga Wahyu Firmansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia/Universitas Negeri Surabaya

_Ekspetasi tanpa eksekusi hanya halusinasi_

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Sekolah Inklusi: Blanding Anak Berkebutuhan Khusus dengan Anak Normal

24 September 2022   05:48 Diperbarui: 24 September 2022   14:08 1024
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pembelajaran Sekolah Inklusi, Dok:https://nasional.tempo.co/amp/543224/gunungkidul-siapkan-ratusan-sekolah-inklusi

Metode diskusi

Metode diskusi digunakan oleh guru untuk kelompok kecil yang terbentuk di kelas. Kelompok kecil tersebut yaitu antarteman sebangku atau dua anak saja. Mereka berdiskusi mengenai tugas materi Cerpen. Baik siswa ABK maupun siswa normal dapat saling memberi pendapat satu sama lain sehingga identifikasi alur, penokohan, latar, dan amanat Cerpen dapat lebih dipahami oleh mereka.

Metode asuhan sebaya

Metode asuhan sebaya, metode khusus bagi siswa ABK ini merupakan metode pembelajaran yang memungkinkan adanya interaksi tolong-menolong antara siswa ABK dan siswa normal. Tidak hanya siswa normal yang dapat membantu siswa ABK. Siswa ABK tunadaksa juga dapat membantu siswa ABK tunanetra begitupun sebaliknya. Siswa ABK tidak hanya dapat dibantu oleh teman sebangkunya namun dapat pula dibantu oleh teman lain bangku di kelasnya. Seluruh siswa dapat saling tolong dalam hal apapun agar pembelajaran berjalan dengan baik. Seperti contoh yaitu siswa ABK tunadaksa atau juga siswa normal dapat membacakan Cerpen dan soal untuk siswa ABK tunanetra, siswa ABK tunadaksa dapat dibantu siswa normal untuk mengambil atau melakukan sesuatu dalam kegiatan pembelajaran, serta siswa normal dapat meminta pendapat teman-temannya  baik yang merupakan siswa ABK maupun siswa normal seperti dirinya. Metode ini baik untuk siswa ABK maupun siswa normal, siswa ABK dapat belajar dengan mudah karena bantuan teman-temannya dan selain dapat memahami materi lebih maksimal karena bertukar pendapat dengan temannya , siswa normal juga dapat meningkatkan sikap tolong-menolongnya.

Kesimpulan

            Dengan adanya sekolah inklusi, anak berkebutuhan khusus dapat mengeksplor dunia anak normal, sehingga dalam dirinya akan timbul rasa kepercayaan diri yang tinggi. Program sekolah inklusi juga dapat digunakan sebagai sarana penyetaraan pendidikan antara anak berkebutuhan khusus dengan anak normal.

Referensi:

Baharun, H. dan Awwaliyah, R. (2018). Pendidikan Inklusi bagi Anak Berkebutuhan Khusus dalam Perspektif Epistemologi Islam. Jurnal Program Studi PGMI, 5 (1), 57-71.

Hapsara, A., S. (2019). Membangun Karakter Mandiri pada Anak Berkebutuhan Khusus Melalui Strategi Serum di Negara Totochan. Jurnal IDEGURU, 4 (1), 12-21.

Jauhari, A. (2017). Pendidikan Inklusi sebagai Alternatif Solusi Mengatasi Permasalahan Sosial Anak Penyandang Disabilitas. Jurnal IJTIMAIYA, 1 (1), 23-38.

Maftuhatin, L. (2014). Evaluasi Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Kelas Inklusif di SD Plus Darul Ulum Jombang. Jurnal Studi Islam, 5 (2), 201-228.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun