Mohon tunggu...
Midway Writer
Midway Writer Mohon Tunggu... -

Kami adalah sekelompok penulis yang ingin mendukung para pembaca cerdas dengan memberikan artikel-artikel yang berimbang dan terpercaya. Follow akun Instagram kami di @midwaywriter :)

Selanjutnya

Tutup

Money

Perempuan dalam Dunia Bisnis

19 Desember 2018   16:00 Diperbarui: 19 Desember 2018   16:19 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesetaraan Gender memberikan keleluasaan wanita untuk berkarir menjadi pengusaha (dok. pribadi)

Dunia bisnis lekat sekali dengan kaum adam. Namun setelah muncul fenomena dimana istri mulai bekerja di tahun 1980an mulai banyak kaum hawa yang ikut andil dalam perkembangan dunia bisnis hingga saat ini. 

Data statistik BPS selalu menunjukan kenaikan jumlah perempuan bekerja yaitu rata-rata naik 2.5% tiap tahunnya. Hingga tahun 2018, hampir 80% perempuan di Indonesia bekerja dan terlibat dalam dunia bisnis. Fenomena seperti ini dirasa sangat bagus mengingat hal ini membuktikan bahwa hak perempuan dalam berekonomi yang semakin luas telah diakomodir.

Baca Juga: Ibu Rumah Tangga Sukses Jadi Pengusaha

Walaupun begitu, ternyata jumlah perempuan bekerja tidak serta merta menjamin mereka memiliki jabatan tinggi dalam pekerjaan tersebut. 

Rata-rata jabatan yang dimiliki oleh perempuan tidak terlepas dari jabatan formal di middle atau bahkan lower management. 

Kebanyakan pekerja perempuan diberikan jabatan berdasarkan gender stereotipe seperti menjadi sekretaris, kerja di bagian keadministrasian dan marketing. Masih sedikit sekali jumlah perempuan yang bisa memasuki top management.

Data dari Catalyst pada tahun 2018 menyebutkan bahwa 75% bisnis memiliki paling tidak 1 perempuan yang bekerja di sektor senior (top) management. Dalam kata lain, ada sebanyak 25% bisnis dimana perempuan tidak menjabat dalam top management seperti menjadi CEO, Direktur ataupun Manajer.

Jaman semakin berkembang, banyak orang mengklaim diri mereka semakin open-minded dan memiliki kualitas Sumber Daya Manusia yang baik. Namun data masih menunjukan tingginya pengaruh gender stereotipe dalam dunia kerja khususnya bagi perempuan. 

Apakah kita masih memerlukan affirmative action untuk perempuan tidak hanya dalam bidang pendidikan dan politik namun juga dalam bidang ekonomi? Atau apakah kita memerlukan pendidikan yang benar mengenai gender in the workforce?

Lanjut Baca: Linda Afriani: Tips Menjaga Bisnis

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun