Mohon tunggu...
angel putri
angel putri Mohon Tunggu... mahasiswa

membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Air Sebagai Sumber Kehidupan

13 Oktober 2025   10:38 Diperbarui: 13 Oktober 2025   10:36 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Apakah krisis air hanya masalah Indonesia?

Krisis air tidak hanya terjadi di Indonesia. Di India, jutaan orang harus antre berjam-jam hanya untuk mendapatkan beberapa liter air. Di Afrika Timur, kekeringan panjang membuat ternak mati dan petani gagal panen. Bahkan di negara maju sekalipun, seperti Amerika Serikat, beberapa wilayah menghadapi penurunan drastis cadangan air tanah akibat eksploitasi berlebihan.

PBB sudah mengingatkan bahwa abad ke-21 akan ditandai dengan krisis air global (UN World Water Development Report, 2023), bukan hanya krisis energi. Air yang seharusnya menjadi hak dasar manusia, kini semakin langka dan bisa berubah menjadi komoditas mahal. Jika tidak ada upaya serius untuk menjaga siklus air dan memperlakukan air sebagai sumber kehidupan bersama, konflik perebutan air bisa menjadi kenyataan di masa depan.

Pengalaman Caruban, Madiun (2020)

Bagaimana dampak kemarau panjang terhadap masyarakat lokal?

Pada tahun 2020, wilayah Caruban, Kabupaten Madiun, turut merasakan dampak musim kemarau yang cukup panjang. Data BMKG mencatat bahwa Caruban termasuk dalam daerah dengan hari tanpa hujan terpanjang pada pertengahan tahun tersebut. Kondisi ini membuat sumber-sumber air mulai menipis, sumur warga mengering, dan kebutuhan air bersih menjadi semakin sulit dipenuhi.

Bagi masyarakat, kekeringan tahun itu tidak hanya sebatas berkurangnya pasokan air untuk kebutuhan sehari-hari, tetapi juga mengganggu sektor pertanian. Tanaman padi dan palawija yang bergantung pada ketersediaan air irigasi menjadi layu, sebagian gagal panen, sehingga menambah beban ekonomi warga. Pemerintah daerah melalui BPBD melakukan langkah-langkah mitigasi, seperti pemetaan daerah rawan dan menyiapkan bantuan distribusi air bersih, meskipun tidak semua wilayah tercatat secara rinci dalam laporan resmi.

Secara keseluruhan, kekeringan tahun 2020 di Caruban menjadi pengingat bahwa fenomena alam ini bukan sekadar masalah musiman, melainkan tantangan yang perlu diantisipasi dengan pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, kesadaran masyarakat untuk hemat air, dan dukungan kebijakan yang berpihak pada ketahanan lingkungan.

Jalan Keluar: Antara Kebijakan dan Kesadaran

Apa yang bisa kita lakukan bersama untuk menjaga air?

Pemerintah berperan dalam pembangunan waduk, embung, sumur resapan, konservasi hutan, hingga pengolahan limbah. Regulasi juga harus lebih tegas agar air tidak diperlakukan hanya sebagai komoditas. Masyarakat berperan dengan hemat air, menjaga sungai, hingga membuat penampungan air hujan. Akademisi bisa menyumbang inovasi, seperti sistem pemanenan air hujan di Sukagalih, Garut yang diterapkan Arifin dkk. (2023). Kearifan lokal juga penting. Program ProKlim (KLHK, 2025) menekankan pengelolaan air berbasis komunitas sebagai strategi adaptasi perubahan iklim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun