Mohon tunggu...
angelkim
angelkim Mohon Tunggu... Freelancer - seorang pelajar yang menuangkan ekspresi melalui tulisan.

selamat menikmati membaca..

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kearifan Lokal, Lebih dari Identitas Budaya!

18 Februari 2021   09:47 Diperbarui: 18 Februari 2021   09:56 1149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah maraknya globalisasi ini menjadi sebuah tantangan bagi rasa kebangsaan. Dikarenakan saat ini nilai kebangsaan dan kearifan lokal bangsa diuji dalam menahan masuknya budaya asing dan memudarnya budaya bangsa. Problematika yang dapat muncul adalah melunturnya budaya warisan dan digantikan budaya lain yang lebih modern. Oleh karena itu dibutuhkan strategi yang tepat agar kearifan lokal bisa tetap ada dan tidak digantikan budaya lain. 

Memikirkan bagaimana membangun jati diri bangsa, memperkuat identitas kebangsaan dan mempertahankan budaya lokal dengan menggunakan teknologi untuk mempromosikan budaynya ke generasi modern ini. Maka dari itu penguatan akar kebangsaan masyarakat akan bantu membentengi bangsa Indonesia dari pengaruh negatif yang berasal dari luar. Dengan demikian bangsa Indonesia mampu mengarungi globalisasi tanpa kehilangan jati diri bangsa.

Dengan perkataan lain masalah ini sebenarnya bisa diatasi jika menyusun strategi yang tepat seeperti memperkuat daya dan melingungi budaya  dengan terus memegang teguh pada prinsip nilai-nilai semula dan menjaga kelestariannya. Lalu memperkuat potensi budaya dengan peningkatan informasi budayanya melalui promosi ke orang lain. Jadi, harus menanamkan rasa tanggung jawab, toleransi, kerterbukaan.  Terakhir melindungi kearifan lokal tersebut karena dengan melakukan pencegahan untuk langkah awal sangatlah penting. Walaupun begitu melindungi tidak berarti mengisolasi dari budaya lain melainkan saling hormat dan mengajarkan budayanya kepada orang lain.

Tentunya karena pemberdayaan komunitas tidak terlepas dari peran aktor pemberdayaan maka ketiga aktor perlu dirancang untuk memberikan kontribusi seperti pemerintah dengan menetapkan kebijakan misalnya menetapkan aturan penyelesaian sengketa, swasta mengimplementasi penentuan langkah bersama agar lebih mengena pada kebutuhan lokal, lalu masyarakat berpartisipasi aktif dalam pemberdayaan seperti mendukung dengan ikut aktif kegiatan yang mempromosikan budaya tersebut. 

Diolah di Canva
Diolah di Canva

Sebab melalui nilai-nilai kearifan lokal, pemberdayaan komunitas dapat dilakukan dengan lebih efektif dan sesuai dengan karakter masyarakat sasaran. Contohnya dengan terlibat dalam pemberdayaan komunitas, setiap anggota masyarakat akan lebih dekat dan peduli dengan kebudayaannya. Nah, jika sifat antarbudaya yang ada sudah jadi satu, maka kearifan lokal dapat membentuk tingkat tata nilai baru yaitu budaya bersifat nasional.

Jadi kesimpulannya bisa dikatakan bahwa memang dalam tatanan kehidupan manusia, modernisasi menjadi hal yang sulit untuk dihindari. Meski begitu, kearifan lokal juga bukan berarti bisa ditinggalkan begitu saja. Hal ini dikarenakan kearifan lokal memiliki nilai-nilai yang sudah mengakar di dalam masyarakat luas. Lalu hal yang tersisa adalah bagaimana masyarakat bisa bersatu dan menjaga kearifan lokal yang ada. Tentunya ada berbagai solusi seperti justru menggunakan IPTEK di tengah globalisasi untuk hal sebaliknya yaitu mempromosikan budaya, memberitahu dunia, dll. Kebudayaan Indonesia merupakan suatu  kebudayaan yang hanya dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. 

Setiap kebudayaan daerah mempunyai ciri khas masing–masing. Seperti bangsa Indonesia juga memiliki kebudayaan lokal yang sangat kaya dan beraneka ragam. Oleh sebab itu, sebagai generasi penerus, kita wajib menjaganya karena eksistensi dan ketahanan kebudayaan lokal berada pada generasi mudanya, dan jangan sampai kita terbuai apalagi terjerumus pada budaya asing, karena tidak semua budaya asing sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Bahkan banyak kebudayaan asing membawa dampak negatif.


Sumber :

Friere, Paulo. 1977. Cultural Action for Freedom. Massachussets: Penguin Books.

1

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun