Mohon tunggu...
Angelina Septiani
Angelina Septiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

the journey of 1000 miles starts from the first step

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nasionalisme Negara Kamboja

19 Juni 2021   14:25 Diperbarui: 19 Juni 2021   14:43 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada tanggal 9 November 1953, Prancis mengakhiri pemerintahan kolonialnya di Kamboja yang mana telah berlangsung sejak tahun 1863 dan Kamboja menjadi negara berdaulat. Setahun kemudian mantan pemimpin wilayah indo-china Raja Norodom Sihanouk kembali lagi dari pengasingannya di Thailand. Sihanouk kemudian membentuk partai politik dna mengadakan pemilihan umum (pemilu). Setelah memenangkan pemilihan, ia berhasil mengusir komunis dan mendapatkan semua kursi pemerintahan. Pada tahun 1955, untuk menghindari segala bentuk larangan yang ditempatkan pada raja oleh undang-undnag Kamboja, Norodom Sihanouk mengembalikan tahta kepada ayahnya yaitu Norodom Suramarit yang mana ia kemudia terjun ke dalam dunia politik. Selama pemilihan berturut-turut pada tahun 1955, 1958, 1962 dan 1966 partai yang dibentuk oleh Norodom Sihanouk selalu memenangkan mayoritas kursi di parlemen.

Pada bulan Maret 1969, pesawat-pesawat Amerika mulai mengebom Kamboja untuk memblokir jejak dan infiltrasi tentara Vietcong. Pengeboman berlangsung hingga tahun 1973. Pada tahun 1970, ketika Sihanouk berada di Moskow dalam kunjungan kenegaraan, Marsekal Lon Nol melancarkan kudeta di Phnom Penh. Lon Nol kemudian menghapuskan monarki dan mendeklarasikan Kamboja sebagai republic. Sihanouk tidak kembali ke negara asalnya dan lebih memilih menetap di Peking, China. Dia memimpin pemerintahan dalam pelarian dan Khmer Merah adalah bagian dari pemerintahan itu.

4. Polemik Khmer Merah

Khmer Merah (Prancir;Khmer Merah) adalah cabang militer partai komunis Kampuchea (nama Kamboja pada saat itu) pada tahun 1960an dan tahun 1970an, Khmer Merah mengobarkan perang grilya melawan rezim Sihanouk dan Marsekal Lon Nol. Pada tanggal 17 April 1975, Khmer Merah yang dipimpin oleh Pol Pot berhasil menggulingkan kekuasaan dan menjadi pemimpin Kamboja. Hanya dalam beberapa hari, rezim baru mengeksekusi sejumlah besar warga Kamboja yang telah bergabung dengan rezim Lon Nol. Penduduk Phnom Phen serta penduduk provinsi lain terpaksa meninggalkan kota dan pindha ke tempat penampungan. Phnom Phen lalu menjadi kota mati. Seluruh ekonomi di seluruh negeri berubah dibawah garis keras komunis, Uang menghilang dari peredaran. Akibat dari semua itu adalah terjadinya kelaparan dan wabah penyakit yang terdapat didaerah tersebut.

Selama 44 bulan berikutnya, jutaan warga Kamboja menajdi korbn teror dari Khmer Merah. Para pengungsi yang berhasil melarikan diri ke Thailand menceritakan kekejaman kelompok ini, termasuk menghukum mati anak-anak hanya karena mereka tidak dilahirkan dalam keluarga petani. Selain itu, orang-orang keturunan Vietnam dan China juga diteror dan dibunuh. Siapa pun yang dicurigai berpendidikan atau mungkin termasuk dalam keluarga pedagang harus dibunuh dengan cara dipukuli sampai mati, bukan ditembak dengan alasan menyimpan amunisi.

Kini Kamboja mulai berkembang berkat bantuan banyak dari pihak asing setelah perang, meskipun stabilitas negara ini terguncang lagi setelahnya kudeta yang gagal terjadi pada tahun 1997. Kamboja dibagi menjadi 20 provinsi. Kamboja memperoleh kemerdekaan dari Prancis pada tahun 1953 dengan Raja Norodhom Sihanouk. Norodhom Sihanouk memutuskan untuk membentuk aliansi dengan gerombolan Khmer Merah untuk merebut tahta yang diambil oleh Lon Nol. Inilah yang memicu terjadinya perang saudara di Kamboja. Pada saat memegang kekuasaan, para pemimpin negara Kamboja menjalankan sistem pemerintahan yang kejam terhadap rakyat. Kamboja memiliki sistem agrarian murni sehinggan terjadi peristiwa "Killing Field". Khmer Merah dibawah Pol Pot dan Vietnam menanggung beban dari peristiwa menyedihkan ini bagi semua orang yang tinggal di negara tersebut. peristiwa ini dikenal sebagai peristiwa pembantaian. Pembantaian ini dilakukan dimasa pimpinan Khmer Merah yang dilakukan dibawah Pol Pot selama 3 tahun (1975-1978) yang mana telah membunuh 1,6 juta orang di Kamboja. Korban yang dieksekusi umumnya bekerja dibawah rezim Lon Nol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun