Mohon tunggu...
Angelina Putri Cahyani
Angelina Putri Cahyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Gamers

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kesehatan Mental Pada Karyawan Setelah Pandemi, Berpengaruh atau Tidak?

16 Mei 2024   21:11 Diperbarui: 16 Mei 2024   21:14 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Banyak karyawan mengalami masalah kesehatan mental ketika mereka diwajibkan untuk kembali bekerja dari kantor (work from office/WFO) setelah berakhirnya pandemi. Pada masa setelah pandemi, sebagian tempat kerja mulai menerapkan kembali kerja dari kantor setelah karyawan terbiasa dengan kerja dari rumah (work from home/WFH) selama periode pandemi. Transisi ini dapat mempengaruhi kesehatan mental karyawan, karena mereka harus beradaptasi dengan perubahan situasi dan kondisi kerja yang signifikan.

Kesehatan mental karyawan memiliki dampak yang signifikan terhadap prestasi mereka di tempat kerja. Ketika karyawan menghadapi stres, kecemasan, atau masalah kesehatan mental lainnya, mereka mungkin mengalami penurunan produktivitas, motivasi yang rendah, dan peningkatan absensi. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memahami kondisi kesehatan mental karyawan mereka setelah mengalami perubahan signifikan dalam lingkungan kerja.

Menurut American Psychological Association (APA), perusahaan harus mempertimbangkan aspek kesehatan mental dalam merencanakan dan melaksanakan kembali kerja dari kantor. Mereka harus memastikan ada dukungan yang memadai untuk karyawan, termasuk sumber daya kesehatan mental, program kesejahteraan karyawan, dan komunikasi yang terbuka dan efektif. Selain itu, perusahaan juga dapat mengadakan pelatihan tentang manajemen stres dan kesehatan mental untuk membantu karyawan dalam menghadapi perubahan dan menyeimbangkan pekerjaan dengan kehidupan pribadi.

Perusahaan dapat mengambil langkah-langkah untuk memahami dan mengatasi masalah kesehatan mental karyawan. Misalnya, mereka dapat melakukan survei atau wawancara untuk mengevaluasi kesejahteraan karyawan dan memahami perubahan yang dialami mereka selama masa transisi. Selain itu, penyediaan sumber daya dan dukungan yang mencakup layanan kesehatan mental, pelatihan manajemen stres, dan program kesejahteraan karyawan dapat membantu mengurangi dampak negatif pada kesehatan mental karyawan.

Selain itu, studi yang dilakukan oleh Deloitte pada tahun 2022 menunjukkan bahwa perhatian terhadap kesehatan mental karyawan dapat berkontribusi secara positif terhadap budaya perusahaan dan keberhasilan bisnis. Perusahaan yang memprioritaskan kesejahteraan karyawan, termasuk kesehatan mental, cenderung memiliki tingkat retensi yang lebih tinggi, produktivitas yang lebih baik, dan lebih sedikit absensi yang terkait dengan masalah kesehatan mental. Dalam era pasca pandemi, perusahaan perlu menyadari pentingnya mendukung karyawan dalam menghadapi perubahan yang signifikan dan memastikan lingkungan kerja yang sehat secara fisik maupun mental.

Sebagai langkah konkret, perusahaan dapat mempertimbangkan untuk menjalin kerjasama dengan lembaga atau ahli yang mengkhususkan diri dalam kesehatan mental di tempat kerja. Misalnya, Employee Assistance Programs (EAP) atau program bantuan karyawan dapat memberikan akses ke konseling dan sumber daya lainnya untuk karyawan yang membutuhkan. Selain itu, integrasi pendekatan kesehatan mental dalam kebijakan perusahaan, seperti fleksibilitas kerja yang lebih besar, pemahaman mengenai beban kerja yang seimbang, dan promosi lingkungan kerja yang inklusif dan mendukung, dapat membantu mengurangi risiko masalah kesehatan mental dan meningkatkan kesejahteraan karyawan.


 Secara keseluruhan, kesehatan mental karyawan sangat berpengaruh ketika mereka diwajibkan untuk kembali bekerja dari kantor setelah berakhirnya pandemi. Perubahan yang signifikan dalam pola kerja dan lingkungan kerja dapat menimbulkan stres, kecemasan, dan tekanan yang berpotensi memengaruhi kesejahteraan mental karyawan. Oleh karena itu, perusahaan perlu mengakui pentingnya mendukung karyawan dalam menghadapi perubahan tersebut dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat secara fisik maupun mental.

Salah satu saran yang dapat diambil oleh perusahaan adalah mengadopsi pendekatan yang holistik dalam mengelola kesehatan mental karyawan. Ini melibatkan implementasi kebijakan fleksibilitas kerja yang memperhatikan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, menyediakan akses ke sumber daya kesehatan mental, serta melibatkan karyawan dalam proses pengambilan keputusan terkait perubahan kerja. Selain itu, perusahaan juga dapat mengadakan pelatihan dan edukasi tentang manajemen stres dan kesehatan mental, serta menciptakan budaya kerja yang mendukung dan inklusif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun