Mohon tunggu...
Angelia Kusuma Dewi
Angelia Kusuma Dewi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Islam, Proses Pendidikan yang Memanusiakan Manusia

9 Desember 2022   22:02 Diperbarui: 9 Desember 2022   22:10 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan merupakan bagian dari suatu proses perjalanan kehidupan setiap insan manusia. Hakikat penciptaan manusia di muka bumi telah menghadirkan banyak sekali pertanyaan.  Di mana pertanyaan-pertanyaan tersebut datang sebagai output dari potensi akal yang dimilki manusia. Pertanyaan itu misalnya, siapa diri kita? Mengapa kita disini? Siapa pencipta kita? Apa tempat yang kita diami? dan lain-lain. Nah selanjutnya, apa itu akal? Akal adalah potensi yang Allah Subhanahu wa Ta'ala titipkan pada manusia atau ibaratnya sebuah program yang sudah terinstall sejak awal pada proses penciptaannya.

Di mana dengan akal tersebut, manusia dapat menggunakannya untuk berpikir, membaca tanda-tanda semesta, menelusuri segala pertanyaan tentang misteri yang hadir pada kehidupan, dan terus mengembangkan pengetahuannya. Sehingga  fitrah istimewanya manusia adalah berakal.

Lantas bagaimana kaitannya akal dengan pendidikan? Dalam proses berpikir, segala ketidaktahuan menjadi tahu disebut berpengetahuan. Pengetahuan yang melalui proses panjang hingga diterima baik dengan akal disebut dengan ilmu.

Nah membahas potensi akal. Akal bisa berpikir apapun, segala cara untuk memperoleh sesuatu tanpa mengenal benar dan salah. Misalnya sebelum manusia tahu standar benar dan salah, dalam usaha mendapatkan makanan manusia bisa mencari makan dengan kehendak akal dan nafsunya. Dengan memasukkan segala benda ke mulut lalu menelannya atau bahkan memukul perutnya ketika merasakan lapar dan lain-lain.  

Berlaku seperti sekarang, kita biasa makan dengan tangan kanan. Namun apakah hanya dengan penelusuran akal tersebut kita langsung menemukan kebenaran dengan sendirinya bahwa ketika makan benar nya adalah menggunakan tangan kanan? 

maka dari itu, menurut saya akal butuh panduan. Untuk mengenal baik dan buruk, benar dan salah. Panduan itu sekarang bisa diproses melalui tahapan pendidikan atau pemerolehan pengetahuan. Semua ilmu pengetahuan yang telah terhimpun sejak dahulu harus menjadi pembelajaran bagi akal manusia untuk mengetahui kebenaran dari segala sesuatu. 

Kemudian dalam memperoleh pengetahuan juga tidak serta merta dengan menebak saja. Jika tiap manusia menebak, maka ibisa kita bayangkan akan banyak sekali terkaan yang keluar dari kepala manusia dan tidak tahu yang mana titik benarnya. Sehingga dengan ini standar kebenaran yang menjadi tuntunan akal manusia dalam berkelana harus datang dari Sang Pencipta manusia.

Saya memerhatikan fenomena sekarang, di mana manusia atau masyarakat Indonesia yang gemar sekali membaca gossip atau berita-berita yang belum pasti kebenarannya. Padahal kita tahu di zaman sekarang, ilmu pengetahuan sudah sangat banyak berkembang. Banyak ilmu-ilmu bagus dan penting yang bisa memuaskan pertanyaan akal kita daripada pengetahuan semu berupa fenomena heboh dari oknum-oknum yang selalu muncul dengan ragam kontroversialnya.

Heran sekali, termasuk bertanya dengan diri saya sendiri mengapa di era kemajuan teknologi yang memudahkan akses informasi seperti saat ini malah membuat diri kita manja. Tidak menggunakan kemudahan itu untuk mengakses ilmu pengetahuan yang mengembangkan minat pengetahuan kita, tetapi justru lebih memilih berselancar di media sosial dan menonton kehebohan semu orang-orang di luar sana.

Oke, mohon maaf sudah melompat jauh dari pembahasan ya.

Pendidikan itu sebagaimana perkataan Ki Hajar Dewantara memiliki hasil akhir menjadikan manusia diri yang tangguh, dan tujuan pendidikan tiada lain untuk memanusiakan manusia. Pertama tadi menjadi manusia adalah menjadi makhluk yang berakal. Dan fungsi akal adalah untuk berpikir. Berakal butuh proses mendapatkan pengetahuan, dan proses itu bisa diperoleh dengan belajar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun