Mohon tunggu...
angela eve
angela eve Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Senang membaca, berusaha menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Healing Itu Kebutuhan atau Ikut-ikutan ?

3 Desember 2022   22:54 Diperbarui: 3 Desember 2022   23:54 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Setiap individu pasti memiliki tujuan hidup yang beragam. Semakin manusia bertambah usia, tentu pola pemikiran, lingkungan, dan tuntutan kehidupan akan terasa semakin berat. Setiap manusia akan memperjuangkan tujuan hidupnya dengan cara mereka masing-masing. Dalam menjalani aktivitas sehari-hari saja, kita sudah menguras banyak energi, baik energi positif maupun energi negatif. Adanya perputaran kegiatan yang dilakukan di setiao harinya ini menjadi salah satu pemicu individu mudah merasa jenuh dengan hidup yang berputar dalam lintasan berulang.

Sebagai makhluk sosial kita juga dituntut untuk dapat menjalin relasi dengan sesama dan memiliki kemampuan bersosialisasi dengan baik. Tak menjadi rahasia lagi bahwa tidak setiap dari kita akan merasa cocok dengan semua orang yang ada di sekitar kita. Ketidakcocokan dan perbedaan yang sering terasa inilah yang dengan mudahnya menimbulkan konflik. 

Sebagai manusia yang memiliki emosi yang terkadang sulit dikendalikan, tentu ketika menghadapi situasi yang tidak sesuai akan menyebabkan kita menghabiskan banyak energi yang ada. Konflik yang biasa terjadi juga tidak hanya terjadi dengan sesama manusia di sekitar, tetapi juga bisa dengan diri sendiri, misalnya dengan pikiran atau yang sekarang sering disebut dengan sebutan 'overthinking', maupun dengan hal lain.

Di masa sekarang, perkembangan jaman juga semakin pesat, persaingan antar negara juga semakin ketat. Hal ini juga menyebabkan pola kehidupan terasa semakin berat. Keluhan akan tuntutan pekerjaan maupun pendidikan juga rasanya semakin hari semakin banyak terdengar. Banyak perubahan terhadap sistematis dalam dunia pendidikan dan pekerjaan. Ditambah dengan penyesuaian pola kehidupan dari masa pandemi COVID-19 ke masa new normal dimana sebagian besar kegiatan juga sudah dilaksanakan secara normal seperti sebelum ada pandemi COVID-19.

Mulai dari aktivitas harian yang berulang, pencapaian tujuan hidup, konflik yang sering dialami, tuntutan perkembangan jaman, hingga penyesuaian dengan perubahan pola kehidupan ini tentu menghabiskan banyak energi dan menimbulkan kelelahan mental berlebih. Akhir-akhir ini masalah kesehatan mental mulai menjadi salah satu hal yang semakin diperhatikan dalam kehidupan.

Dulu banyak orang yang meremehkan pentingnya memperhatikan kesehatan mental dalam diri individu karena merasa malu jika mengakui adanya kelelahan mental yang mengganggu kesehatan mental. Sekarang banyak individu mulai menyadari seberapa pentingnya kesehatan mental yang mampu membawa mereka kepada produktifitas menjalankan kehidupan.

Stres merupakan dampak yang timbul akibat kesehatan mental yang kurang baik. Stres sendiri merupakan gangguan yang ada pada tubuh dan pikiran karena adanya tekanan, perubahan, hal yang tidak mampu dikendalikan yang disebabkan oleh faktor eksternal setiap individu (Jenita DT Donsu, 2017). Stres juga disebut sebagai kondisi dimana seseorang berada dalam situasi yang tidak aman yang memicu adanya respon atau tindakan dari individu tersebut (Jenita DT Donsu, 2017). 

Namun, stres biasanya kita alami ketika kita berada dalam sebuah kondisi yang tidak sesuai dengan kita dan ketidakmampuan mengatasi kondisi yang ada inilah yang mempengaruhi keadaan fisik, mental, dan emosional serta spiritual seseorang. Stres sendiri juga memiliki banyak jenis sesuai penggolongan tingkatnya.

Maka dari itu, sekarang banyak orang yang mengatasi stres yang mereka alami dengan healing. Pasti sudah tidak asing bukan dengan kata 'healing'? Kata healing ini justru menjadi salah satu bahasa gaul yang hanya diartikan sekadar seperti kata 'rekreasi'. Padahal makna healing tidak seluas itu. Healing ini sendiri merupakan salah satu proses mengobati psikologis seseorang yang memiliki proses penanganan yang harus disesuaikan juga dengan kondisi yang dialami untuk mencapai kesehatan mental. 

Self-healing sebenarnya berarti sebuah proses proses penyembuhan diri yang dilakukan oleh diri sendiri dengan berbagai cara yang ada (Crane & Ward, 2016). Stres yang menyebabkan individu merasa membutuhkan healing ini sebenarnya dapat dikonsultasikan kepada psikolog yang kemudian dapat dibantu juga oleh psikoterapi.

 Sejatinya, kegiatan self-healing ini tidak harus menghabiskan biaya, apalagi dalam jumlah besar. Kegiatan self-healing ini biasanya dilakukan dengan hal-hal sederhana, seperti meningkatkan mindfulness, forgiveness, gratitude, dan lainnya. Self-healing ini dapat dimulai dari hal sederhana, seperti lebih sering bersyukur atas segala keadaan yang dapat dirasakan, mampu menolong sesama secara sederhana, memberikan reward untuk diri sendiri atas suatu pencapaian, self-love, meditasi, mengendalikan segala emosi yang ada, dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun