Nama : Andzani Farisah Zatil Hidayah
NIM : 1524600057
Prodi : 2B PBSI
Setiap orang pasti pernah merasa cemas, apalagi ketika menghadapi situasi yang membuat kita tegang---seperti ujian, wawancara, atau presentasi penting. Tapi beda cerita kalau rasa cemas itu datang terus-menerus, bahkan tanpa alasan yang jelas. Itulah yang sering disebut dengan anxiety atau gangguan kecemasan.Â
Gangguan kecemasan bukan sekadar rasa gugup biasa. Ini adalah kondisi mental di mana pikiran dan tubuh kita terus-menerus merasa terancam, meskipun tidak ada bahaya nyata. Menurut informasi dari situs NIMH dan WHO, anxiety adalah salah satu gangguan mental yang paling umum di dunia. Banyak orang mengalaminya, namun tidak semuanya sadar atau mendapatkan penanganan yang tepat.
Ada beberapa jenis anxiety yang umum terjadi. Misalnya, Generalized Anxiety Disorder (GAD) yang membuat seseorang khawatir secara berlebihan terhadap hal-hal kecil sehari-hari. Ada juga Panic Disorder, yang ditandai dengan serangan panik tiba-tiba. Lalu ada Social Anxiety, yaitu rasa takut berlebihan saat harus berinteraksi dengan orang lain. Beberapa sumber menyebutkan bahwa jenis-jenis ini memiliki gejala yang berbeda-beda, tapi semuanya bisa mengganggu kehidupan sehari-hari.
Gejala anxiety bisa berupa detak jantung yang cepat, sulit bernapas, mual, sulit tidur, hingga pikiran negatif yang sulit dikontrol. Kadang, orang merasa mereka akan 'gila' atau bahkan takut mati, padahal sebenarnya tubuh mereka sedang bereaksi terhadap stres yang berlebihan.
Penyebab anxiety bisa bermacam-macam. Faktor genetik, pengalaman traumatis, stres berkepanjangan, bahkan ketidakseimbangan zat kimia di otak bisa memengaruhi munculnya gangguan ini. Hal ini juga disebutkan dalam beberapa jurnal kesehatan mental yang saya baca.
Untuk penanganan, tidak semua orang butuh obat. Banyak yang merasa terbantu dengan terapi psikologis seperti CBT (Cognitive Behavioral Therapy), olahraga, atau teknik relaksasi seperti meditasi dan pernapasan dalam. Namun, untuk kasus tertentu, dokter mungkin akan memberikan obat antidepresan atau anti-kecemasan.
Kalau kamu merasa sering cemas tanpa sebab yang jelas, atau sudah merasa tidak bisa mengontrol pikiran sendiri, jangan ragu untuk bicara dengan psikolog atau tenaga kesehatan. Minta bantuan itu bukan berarti kamu lemah. Justru itu tanda kamu peduli dengan diri sendiri.
Artikel ini saya rangkum berdasarkan pengalaman pribadi, juga dengan referensi dari situs WHO, NIMH, dan Mayo Clinic yang membahas gangguan kecemasan secara ilmiah tapi mudah dipahami.