Mohon tunggu...
Bang Asa
Bang Asa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer Terpopuler 2010

Tunggu beta bale, sodara!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gara-gara Nyolek Cewek dengan Minyak Tokek...

20 Juni 2010   19:24 Diperbarui: 4 April 2017   18:19 9217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="" align="alignleft" width="320" caption="ilustrasi: tokek yang seharga 16 triliun (tribunnews)"][/caption] KETIKA masih kanak-kanak, saya suka nonton penjual obat.  Kebetulan rumah saya tak jauh dari pasar. Kalau pagi-pagi, saya dan teman-teman sepermainan seperti berlomba mengambil tempat di depan, pas di garis putih, di bawah tenda yang telah disiapkan. Kami sudah hapal jika penjual obat dengan loudspeker TOA-nya sudah memanggil-manggil: "Tes tesss tessss....satu dua tiga, tiga dua satu ditessss.., yang jauh bisa dekat, yang dekat bisa rapaaaaattt... bla-bla-blaaaa..." Selalu saja ada pertunjukan menarik yang ditampilkan. Mulai yang sulap kartu, bambu terbang, permainan hipnotisme ala Uya Kuya, sampai yang paling mengerikan seperti memenggal kepala manusia. Jualannya juga beragam, mulai dari obat medis sampai minyak tokek. Ngomong-ngomong soal minyak tokek, saya ingat dulu ada penjual obat yang spesial menjualnya. Saya masih ingat si penjual obat ini mengaku sebagai putra Kalimantan, dan memiliki sejumlah istri. Sebelum dia menawarkan obatnya, ada-ada saja pertunjukan yang ditampilkan. Di samping itu si penjual obat ini juga membawa sejumlah wanita yang diperkenalkan dengan bangga sebagai istrinya. "Istri saya yang ini orang anu, anak orang kaya di sana. Ia dulunya sangat sombong, bahkan saya pernah diludahi di depan orang banyak lantaran cinta saya ditolak. Tapi setelah saya colek dia dengan minyak tokek, justru situasinya terbalik, dia yang memburu saya, mengemis-ngemis cinta saya, ha ha haa..." "Kalau yang satu itu, dia anak pejabat di daerah anu... Dia  ini sama juga, saya jatuh cinta tapi tak digubris. Ya sudah, terpaksa saya colek dia dengan minyak tokek... Jadi lengket, deh... Dia yang memburu saya untuk diperistrikan. Ha ha haaa..." "Minyak tokek ini tidak hanya berguna melengketkan wanita yang diinginkan untuk diperistri, tetapi bagi remaja juga bisa. Dengan mencolek perempuan yang diinginkan dengan minyak tokek, maka perempuan itu akan lengket dan justru meminta untuk dipacari." Begitulah propaganda si penjual obat. Wuiihhhhh.... Hebat bener. Banyak orang yakin dibuatnya. Ini lantaran dia membawa sejumlah perempuan cantik yang diakuinya sebagai istri. Naga-naganya, minyak tokeknya yang dikemas dalam "buli-buli" (botol kecil) itu laris manis kayak kacang goreng. Saya masih ingat, kala itu masih remaja. Saya termasuk yang termakan "sulo-sulo" si penjual obat tadi. Uang pembeli diktat saya di sekolah terpaksa saya korbankan untuk membeli minyak tokek itu. Minyak ini saya selalu bawa dan pamerkan kepada teman-teman dengan bangga, meski belum pernah saya gunakan. Suatu ketika, ada teman sekolah  yang datang hendak meminjamnya. Namanya Makmur. Orangnya tampan, tapi tidak percaya diri. "Kenapa, Mur?" "Tolong pinjamkan minyak tokeknya, kawan." "Untuk apa?" "Saya mau gunakan...." "Untuk siapa?" "Itu, si Ramlah, yang rumahnya di samping sekolah." Saya sebenarnya tidak mau pinjamkan, tapi di lain sisi penasaran juga,  ingin mengetes apakah minyak tokek ini ampuh untuk membuat cewek-cewek bisa lengket kayak perangko atau tidak. Saya pikir, biarlah si Makmur ini jadi kelinci percobaan. Kalau sudah berhasil, ya, baru saya nyusul, he he heeee... Di sekolah, siang itu suasana ribut-ribut. Dari kejauhan tampak seseorang digiring ke ruang guru dengan muka babak belur. "Ada apa di sana kok rame?" "Ituuuu..., si Makmur, dipukuli sama anak-anak muda samping sekolah gara-gara nyolek si Ramlah." Waduh, ternyata bukannya cewek yang lengket, tapi bogem mentah. Cerita tentang minyak tokek ini tiba-tiba muncul kembali  dalam ingatan saya seiring maraknya penangkapan tokek. Di banyak daerah, penangkapan terhadap satwa tokek belakangan ini, selain karena harganya yang cukup menggiurkan (kabarnya sampai Rp 25 miliar per ons) ternyata tokek ini konon mempunyai khasiat menyembuhkan virus HIV/AIDS. Entah benar atau tidak, saya gak tahu. Yang jelas, gara-gara minyak tokek, teman sekolah saya pernah babak belur lantaran  nyolek cewek dengan itu. Salam nyolek minyak tokek, ANDY SYOEKRY AMAL (Follow kami di TWITTER dan  FACEBOOK) Jangan Lewatkan artikel-artikel menarik Mariska Lubis di SINI Baca juga 10 Tulisan Sebelumnya:

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun