Mohon tunggu...
Bang Asa
Bang Asa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer Terpopuler 2010

Tunggu beta bale, sodara!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dewa, Kesaksian Pindah Agama dan AIDS

18 Juli 2010   03:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:47 3701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="" align="alignleft" width="338" caption="Dewa Klasik Alexander (Facebook)"][/caption] SEJAK menurunkan postingan Fenomena Inspirasi Seorang Dewa di Kompasiana, saya menerima banyak cukup banyak pesan, baik melalui SMS maupun email. Isinya, tidak terkait dengan cerpen-cerpen Dewa Klasik Alexander yang cukup fenomenal itu, melainkan soal kesaksiannya saat pindah agama. Saya sudah jelaskan bahwa saya tidak mencampuri urusan agama orang lain, karena bagi saya soal itu urusan keyakinan masing-masing. Bahwa Dewa dianggap murtad oleh orang Islam lantaran memilih pindah agama, itu urusannya. "Bukan soal itu, melainkan soal kesaksiannya di gereja," demikian bunyi pesan singkat itu. Ada juga pengirim email yang mengaku hadir ketika Dewa memberikan kesaksian. "Tapi jujur nggak ada yang tahu siapa dia saat dia menyampaikan testimony di kebaktian itu. Tubuhnya kurus, gaya seperti anak muda pada umumnya, sepintas memandang tidak terlalu istimewa. Tapi begitu kata demi kata mengalir keluar dari mulutnya, hampir semua yang hadir terbelalak. Sedih, kagum, rasa tak percaya, silih berganti mengisi hati, bla-bla-bla..." Dalam email tersebut, juga disertakan link sejumlah blog terkait dengan kesaksian Dewa tersebut, antara lain di SINI, di SINI, di SINI di SINI. Di Google, jika diklik dengan kata kunci "kesaksian Dewa Klasik Alexander di gereja", akan ditemukan 3.660 hasil pencarian. Di sejumlah blog, akan ditemukan artikel  yang mengisahkan bagaimana perjalanan Dewa menjadi Kristiani. Di situ, Dewa digambarkan manusia yang kelimpahan keuangan dari orangtuanya. Dewa kemudian menyebutkan, "Waktu SMP di Jakarta International School, saya satu-satunya siswa yang bawa mobil Ferarri ke sekolah." Lantas di usia 15 tahun, Dewa disebutkan sudah menamatkan SMA dan bisa masuk Oxford, di Inggris. Namun ceritanya, Dewa nggak betah belajar di Inggris, sehingga minta pulang ke Indonesia. Lanjut cerita. Menurut sejumlah artikel tersebut, Dewa mencari jawaban tentang ketuhanan dengan pergi ke gereja, membaca buku-buku kekristenan. Tapi itu masih belum bisa meyakinkannya. Sampai suatu ketika dalam pergumulan atas pertanyaan-pertanyaan yang memenuhi batinnya, di dalam kamar Dewa berkata "Tuhan jika Engkau benar-benar nyata tunjukan diri-Mu..." Saat itu, menurut artikel  tersebut,  tiba-tiba ada suara yang sangat lembut berkata Son, its Me... yang membuat air mata Dewa mengalir tak tertahankan. Dewa disebutkan melihat sebuah sinar yang sangat menyilaukan hingga membuat ia tertunduk dalam tangisannya. Tapi saat itu ia masih juga tidak percaya dan berpikir bahwa semua hanya halusinasi. Tapi suara lembut itu terus berulang Son, its Me... hingga ke-empat kalinya. Akhirnya Dewa menyerah dan percaya... Juga diceritakan dalam artikel tersebut bagaimana Dewa diusir dari keluarganya dan akhirnya berangkat ke Jakarta dengan hanya bermodalkan sebuah ponsel yang sempat ia sembunyikan. Lalu di Jakarta, disebutkan ia terlunta-lunta, terpaksa tidur di jalanan, di emper-emper toko, beratapkan langit dan berselimutkan udara malam nan dingin, merasakan penderitaan sampai akhirnya bertemu dengan Pendeta Daniel Alexander, yang kemudian menampung dan mengangkat Dewa sebagai anak rohaninya. "Dewa pun diberikan pelajaran Alkitab dan disekolahkan di Sekolah Misi di Surabaya. Di tempat inilah karakter rohaninya dibentuk dan dipersiapkan untuk panggilan Tuhan dalam hidupnya," demikian diuraikan dalam blog tersebut. [caption id="attachment_197289" align="alignright" width="300" caption="Dewa Klasik Alexander (berdasi) bersama teman-temannya"][/caption] Di penghujung masa perkuliahannya, diceritakan dalam artikel tersebut,  Dewa. karena sering ketularan penyakit dari teman-temannya, Dewa diminta untuk memeriksakan diri ke dokter. Dan 3 hari sebelum dia diwisuda di Sekolah Misi tsb, Dewa mengalami kejutan yang luar biasa, karena divonis menderita HIV/AIDS. Dulu di masa uang berlimpah, Dewa memang pernah terjerumus ke dalam pergaulan bebas dan narkoba.Ia menghubungi ke-empat temannya waktu dulu yang pernah berbagi jarum suntik, dan mereka semua pun terkena penyakit yang sama. Penyakit yang dideritanya ini, menurut artikel tersebut, justru memberikan kerinduan di dalam hatinya untuk melayani orang-orang yang senasib dengannya. Banyak tempat dia kunjungi seperti Myanmar, India , sampai ke negara Afrika untuk menjadi motivator bagi penderita HIV/AIDS. Ketika balik ke Jakarta kehidupan pun telah membaik. Memiliki saudara-saudara seiman yang mengasihinya, hidupnya mulai nyaman, tidak seperti dulu ketika baru pertama kali datang ke Jakarta setelah tidak diakui lagi oleh keluarganya. Artikel  tersebut juga menguraikan,  suatu saat ketika sedang melintas di daerah Roxy, Dewa melihat daerah-daerah yang kumuh, dan ia merasakan ada suatu panggilan dalam hatinya. Ia merasa harus melakukan sesuatu, harus keluar dari zona nyaman, dan memenuhi panggilan Tuhan yang sesungguhnya. Dewa menukar kenyamanan hidup yang mulai dirasakannya demi menggenapi rencana Tuhan.Ia meninggalkan tempat kostnya yang nyaman dan menukarnya dengan mengontrak di tempat yang kumuh di Roxy demi bisa melayani orang-orang yang terpinggirkan. Begitulah cerita awalnya sehingga kemudian ia mendirikan HOME. Membaca email berikut sejumlah artikel terkait dengan Dewa, saya pun penasaran ingin mengetahui kebenarannya.  Saya pun mengontak Dewa untuk melakukan wawancara.  Wawancara dilakukan beberapa kali, termasuk tadi pagi. Berikut ini kutipan wawancara saya dengan Dewa melalui HP: Siapa nama ayah dan di mana beliau tinggal di Wajo? Nama ayah saya Daeng Masalle, dia tinggal di Jalan Pahlawan Wajo (Sulsel) Bagaimana tanggapan keluarga dengan pilihan Anda pindah agama? Kalau orang tua saya sudah maklum, tetapi keluarga yang lain tidak... he he hee.. Benarkah Anda pernah kuliah di Oxford? Itu tidak benar. Saya tidak pernah kuliah di Oxford.  Waktu SMP saya di Solo (Solo adalah sebuah Kecamatan di Wajo yang berbatasan dengan Kabupaten Bone). Saya cuma pernah mengecap pendidikan di SMKN 1 Sengkang tapi ngga lulus.  Ambil jurusan akuntansi... hahahaha….. Bagaimana dengan kesaksian Anda yang menyebutkan dari keluarga kaya raya dan sudah menggunakan mobil Ferrari saat SMP di Jakarta International School? Itu juga tidak benar.. Soal Anda mengidap penyakit AIDS? Itu juga tidak benar. Saya tidak pernah memberikan kesaksian seperti itu... Semuanya itu saya sudah klarifikasi (di SINI)... Catatan: 1. harap maklum, tulisan ini tidak dimaksudkan mempertentangkan soal keyakinan Dewa. 2. Mari kita tunggu penjelasan yang lebih lengkap dari Dewa Klasik Alexander Salam kesaksian, ANDY SYOEKRY AMAL (Follow kami di TWITTER dan  FACEBOOK) Baca juga 10 Tulisan Sebelumnya:

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun