Mohon tunggu...
Andy Naburju
Andy Naburju Mohon Tunggu... -

Diberkati untuk menjadi berkat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pemimpin yang Berintegritas

3 Januari 2011   08:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:00 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Integritas seorang pemimpin sangat dibutuhkan dalam memimpin sebuah bangsa. Integritas yang didasarkan pada cinta tanah air, bangsa dan terlbih cinta kepada Tuhan. Dalam upacara pengangkatan jabatan, seorang pemimpin diangkat sumpahnya dihadapan rakyat dan Tuhan.

Musa adalah tokoh penting, seorang pemimpin bangsa Israel, khususnya dalam kaitannya dengan Taurat. Yesus juga memberikan sifat positif terhadap Taurat. Karena itu, Yesus juga memberikan pembenaran terhadap isi Taurat.

Posisi ahli Taurat dan orang Farisi juga tidak ditentang Yesus ketika mereka menduduki kursi Musa. Yang Yesus tentang adalah sikap dan perbuatan mereka pada saat itu. Ada dua hal sikap yang ditentang oleh Yesus akan sikap Ahli Taurat dan Orang Farisi.

Sikap yang pertama adalah NATO (No Action Talk Only). Orang Farisi dan ahli Taurat sangat lihai mengajar Taurat, namun mereka tidak melakukan dan menghidupinya. Ajaran mereka palsu; hidup mereka sangat jauh dari apa yang mereka ajarkan. Mereka tidak berintegritas.

Sikap yang kedua adalah CARMUK alias cari muka. Apa yang ahli Taurat dan orang Farisi lakukan dimotivasi untuk mendapatkan pujian dari orang lain. Mereka berlomba-lomba menjadi rabi, bapa, dan pemimpin nomor satu. Bahkan perbuatan baik tidak mereka lakukan dengan ketulusan, melainkan dengan ambisi kesombongan terselubung untuk menjadi yang terkemuka.

Di tengah zaman yang sangat bergejolak ini, orang Kristen dipanggil menjadi pemimpin yang berintegritas. Pertama, pemimpin yang melakukan dan menghidupi apa yang dia diajarkan. Kedua, pemimpin yang sungguh melayani dan rendah hati, yang melakukan segala sesuatu dengan motivasi yang tulus, bukan untuk dipuji orang dan mencari kedudukan.

Semakin tinggi posisi kepemimpinan yang dipercayakan Tuhan kepada kita, baik itu di dalam keluarga, pekerjaan, pelayanan, dan bagian kehidupan lainnya, marilah kita intropeksi diri :Apakah aku seorang pemimpin Kristiani yang berintegritas?

" Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-muridNYA, katanya : Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.

Mereka mengikat beban-beban yang berat, lalu meletakkannya diatas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang, mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang, mereka suka duduk ditempat terhormat dalam perjamuan dan ditempat terdepan dalam rumah ibadat. Mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu yaitu Mesias.

Barangsiapa terbesar diantara kamu hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkandan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan." (Matius 23 : 1-12)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun