Aku masih belum bisa menghentikan tangis kesedihanku melihat ibunda yang kusayangi terbaring di sebuah ranjang rumah sakit.
"Bagaimana latihan menyanyimu hari ini nak, sudah siapkah kamu mengikuti lomba yang akan dilaksanakan dua hari lagi?" tanya ibu kepadaku.
"Aku tidak mau ikut lomba, aku ingin berada disini menemani ibu." jawabku.
"Ibu tidak apa-apa nak, ibu hanya perlu istirahat saja, kamu persiapkan lombamu dengan baik ya." pinta ibu.
"Aku mau menemani ibu disini." sahutku masih berkeras.
"Nak, ibu tidak apa-apa, ayah akan menemanimu saat lomba nanti, iya kan bu?" sahut ayah sambil mengusap airmata di pipiku dan meminta persetujuan ibu.
"Iya nak, ayah akan menemanimu, tidak usah khawatir, ibu baik-baik saja disini, ibu ingin mendengar suara emasmu meskipun hanya melalui rekaman video dari kameran ponsel ayah." Sahut ibu membujukku.
"Mau kan kamu persembahkan yang terbaik untuk ibu?" pinta ibu.
Hatikupun luluh mendengar permintaan dari ibu. Dan aku menyetujui permintaan yang ibu sampaikan. Kemudian perlahan-lahan ibu menyanyikan lagu yang akan kulombakan dua hari mendatang. Kata demi kata, bait demi bait dilantunkan oleh ibu, kemudian aku mengikutinya, akhirnya kamipun bersama-sama menyanyikan lagu ini.
"Jadi kamu mau memberikan suara emasmu untuk ibu?" tanya ibu.
Akupun mengangguk dan tersenyum sambil memeluk erat ibu.