"Harga emas kan cenderung naik terus ya, sementara kalo beli langsung mah sebagai pedagang kecil saya ga akan sanggup lah, jadi yah hitung-hitung cicil sedikit-sedikit di Tabungan Emas Pegadaian," kata Teh nia membeberkan metodenya.
Menurut data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2025, inklusi keuangan nasional adalah 66,46% artinya teh Nia sebagai pedagang kecil sudah termasuk bagian dari masyarakat yang memiliki pemahaman  kemampuan untuk mengelola uang dan membuat keputusan keuangan yang bijak.
Harapan menjemput generasi emas di keluarganya senada dengan langkah Pegadaian mengEMASkan Indonesia, karena ternyata produk Tabungan Emas Pegadaian ini bersifat inklusif alias bisa terjangkau semua kalangan, nasabah bisa membeli emas mulai Rp10.000 atau setara dengan 0,01 gram emas (tergantung harga pasar). Sehingga sangat cocok bagi para pelaku UMKM.
Dengan rata-rata uang yang disimpan dari hasil jualan setiap hari dalam satu bulan Teh Nia berupaya bisa mengumpulkan paling tidak sekitar Rp150 ribu hingga Rp200 ribu untuk disetorkan ke tabungannya di Pegadaian.
Dan respons masyarakat terhadap Tabungan Emas Pegadaian cukup baik, menurut data Pegadaian, hingga tahun 2024 ada 3,2 juta pengguna aktif Tabungan Emas dengan total saldo mencapai 10,3 ton emas. Bahkan hingga April 2025, transaksi harian meningkat drastis dari Rp 380 miliar menjadi sekitar Rp 1,5 triliun, dan diproyeksikan meningkat hingga 10 kali lipat.
Menurut Teh Nia, proses mengurus pembukaan tabungan sangat mudah bahkan semakin praktis karena bisa diakses melalui hp miliknya.
"Ah tinggal klik tekan di hp saja," ujarnya sambil memperlihatkan hp di genggaman tangannya.
Biaya administrasinya pun tidak memberatkan karena cuma Rp30.000/tahun, kelebihan lainnya adalah emas disimpan secara digital (fisik disimpan oleh Pegadaian) sehingga tidak perlu takut hilang, dicuri, atau rusak.
Nasabah juga bisa mencantumkan ahli waris sejak awal, sehingga emas bisa diwariskan ke keluarga. Ini membangun kesadaran jangka panjang pada pelaku UMKM untuk menabung demi generasi berikutnya.