Mohon tunggu...
andry natawijaya
andry natawijaya Mohon Tunggu... Konsultan - apa yang kutulis tetap tertulis..

good.morningandry@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Mengintip Masa Depan Pay Later

3 Juli 2022   15:32 Diperbarui: 3 Juli 2022   22:40 1290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi paylater| Dok Kredivo via Kompas.com

Strategi Bank Ikut Bermain Pay Later

Bagi perbankan, sebetulnya pay later hanya sekadar kemasan ulang dari produk kredit konsumsi. Selaku lembaga intermediasi yang menyalurkan dana berupa kredit, perbankan sudah memiliki seluruh kemampuan guna menjual pay later, hanya saja fenomena pay later memang muncul dari area lain di luar bank lantaran layanan jasa keuangan sudah terdisrupsi oleh keberadaan fintech dan pemain e-commerce yang ikutan membuka saluran pembayaran.

Dari sisi modal, infrastruktur teknologi, jaringan usaha, data nasabah dan kemapanan regulasi sudah jelas bank punya dasar kuat untuk ikut bermain pay later. Sekarang tinggal memilih strategi supaya tawaran bank disambut baik oleh nasabahnya.

Ilustrasi: Disrupsi layanan keuangan (ameinfo.com)
Ilustrasi: Disrupsi layanan keuangan (ameinfo.com)

1. Mengembangkan sendiri fitur pay later

Hal ini bisa dipilih. Bank memiliki unit kerja pengembangan produk, mereka pasti sudah mengerti caranya membuat produk macam ini. Polanya mungkin bisa mirip dengan kartu kredit, ada kerja sama dengan merchant, memberikan tawaran kepada nasabahnya.

Namun perlu diingat sifat pay later adalah nominalnya mungkin tidak sebesar kartu kredit dan persyaratannya jangan sampai seribet kredit konsumsi pada umumnya. Jika tidak,ya daya tariknya akan berkurang.

Ilustrasi: Promosi program pay later (businessinsider.com)
Ilustrasi: Promosi program pay later (businessinsider.com)

Cara ini mengharuskan bank berpikir membuat program promo yang menarik dan mengena bagi segmen pasarnya, sekaligus langsung berhadapan dengan para pemain pay later non bank yang bisa jadi sudah lebih mengenal pangsa pasarnya.

Ada beberapa bank yang sahamnya justru dimiliki investor dari pemain e-commerce dan fintech besar. Dalam posisi ini bank tersebut menjadi kepanjangan tangan dari para pemilik modalnya untuk lebih memantapkan hegemoninya memperluas pangsa pasar penawaran pay later, jauh lebih mudah karena berada dalam satu konglomerasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun