Mohon tunggu...
andry natawijaya
andry natawijaya Mohon Tunggu... Konsultan - apa yang kutulis tetap tertulis..

good.morningandry@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Menyongsong Industri 5.0, Siap atau Tidak?

28 Maret 2021   12:41 Diperbarui: 29 Maret 2021   05:04 1395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Keseimbangan antara kepentingan ekonomi, kehidupan manusia dan kelestarian alam (jooinn.com)

Segi efektivitas dan efisiensi ditekankan di setiap lini. Tahap ini berlangsung sampai era globalisasi atau perdagangan pasar bebas dikenal.

Ilustrasi: Industri 3.0 proses produksi menggunakan mesin produksi kapasitas besar (qualitymag.com)
Ilustrasi: Industri 3.0 proses produksi menggunakan mesin produksi kapasitas besar (qualitymag.com)
Zaman manusia hidup saat ini adalah berada di lini waktu Industri 4.0, karena faktor digitalisasi menjadi poin yang didengungkan dimana-mana, bahkan pihak yang tidak memiliki pemahaman cukup jelas pun ikut-ikutan memakai istilah digital. Tak mengapa, istilah digital memang terdengar setiap hari.

Media dan aktivitas berbasis dalam jaringan atau on line menghasilkan data yang digunakan sebagai kebutuhan analisis industri. 

Berdasarkan data-data tersebut industri merancang strategi untuk produksi dan pemasaran, big data merupakan komponen yang sangat diperhatikan karena banyak memberikan informasi kepada pelaku usaha serta mendorong terciptanya perilaku baru dalam masyarakat.

Fase masa industri 1.0 sampai 4.0, banyak perubahan terjadi dan manusia terus mencoba mencari format terbaik. Jika selama berabad-abad sektor industri banyak mengeksploitasi sumber daya alam dan mengakibatkan kerusakan alam, hal ini nampaknya semakin disadari. 

Isu paling sensitif bagi peta jalan industri ke depannya adalah perihal ekonomi hijau alias ekonomi ramah lingkungan.

wallsheaven.com
wallsheaven.com
Industri masa lampau banyak menyerap kebutuhan energi seperti batu bara dan minyak bumi. Proses pembakaran dari sumber energi tersebut faktanya meninggalkan limbah beracun. 

Eksploitasi seperti pengerukan tambang mineral atau penebangan hutan demi kepentingan ekonomi akhirnya mengganggu keseimbangan kehidupan alam dan manusia.

Tak hanya itu perilaku manusia yang doyan menggunakan plastik semakin memperparah keadaan, plastik murah secara nilai ekonomi dan praktis digunakan, tetapi sampahnya tidak dapat diurai secara alami. 

Jumlahnya setiap hari semakin bertambah, sementara kapasitas daur ulangnya tidak dapat mengimbangi laju penumpukan limbah industri dan rumah tangga.

Akibat yang dirasakan adalah perubahan iklim, pemanasan suhu global sampai mencairnya lapisan es abadi. Pertanda tersebut sudah nyata terjadi, jika pengrusakan alam terus terjadi peradaban manusia akan menuju kehancuran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun