Komunikasi yang terjalin dengan penuh kecanggungan akan menjadi tidak efektif, karena setiap personal yang terlibat merasa tidak memiliki keharusan untuk berterus terang, apalagi dengan topik pembahasan yang perlu disampaikan secara saksama, seperti halnya seks.
Orang tua dapat mengetahui segala kegiatan anaknya dan juga pergaulan mereka, di sisi lain anak akan merasa diperhatikan dan dihargai oleh orang tua.
Sehingga jika ada masalah terkait seks, penjelasan dan pembahasan dapat dilakukan dengan mengacu kepada kondisi dan lingkungan keluarga serta pergaulan anak.
Komunikasi Disesuaikan dengan Fase Pertumbuhan Anak
Cara penyampaian untuk mengkomunikasikan persoalan sensitif seperti halnya seks sebaiknya memperhatikan juga fase pertumbuhan anak.
Hal ini penting pula, karena faktor kesiapan dalam hal daya tangkap dan pemahaman anak mengalami siklus sesuai dengan perkembangan usia.
Jika pertumbuhan anak dapat dideskripsikan secara sederhana dari bayi, balita, anak usia sekolah sampai pra remaja dan remaja, tentunya setiap fase ini anak juga mengalami perkembangan dalam pembentukan karakter dan kepribadian serta perubahan fisik. Hal itu tentunya terkait juga dengan cara pandang dan berpikir dari seseorang.
Sudah pasti cara kita untuk menyampaikan suatu hal akan berbeda antara berbicara dengan anak usia balita dan anak usia sekolah.
Secara perlahan model komunikasi seperti ini dapat diarahkan betapa pentingnya fungsi dari alat reproduksi pada tubuhnya, perlu dijaga dan digunakan secara bijaksana.