"Emas itu tidak pernah tidur." Kalimat itu sering saya dengar dari orang tua saya di kampung, jauh sebelum saya mengenal istilah investasi. Dulu, emas identik dengan kalung atau cincin yang disimpan rapat di lemari, hanya dikeluarkan saat hajatan atau mendadak butuh dana. Kini, di era digital, emas berubah wujud: dari perhiasan menjadi saldo digital yang bisa diakses lewat aplikasi. Dan, Pegadaian, nama yang dulu hanya saya kenal sebagai tempat gadai barang, kini jadi pelopor Tabungan Emas yang benar-benar mengubah cara saya mengelola keuangan.
Kenapa Menabung Emas di Pegadaian?
Saya bukan satu-satunya yang merasakan manfaat menabung emas. Data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat, transaksi emas digital di Indonesia pada Januari 2025 melonjak 195% secara tahunan, menembus Rp5,29 triliun. Jumlah pelanggan emas digital pun hampir menyentuh 10 juta orang. Pegadaian, sebagai pionir Tabungan Emas, mencatat lonjakan transaksi hingga 4 kali lipat selama April 2025, dengan nilai rata-rata harian mencapai Rp1,5 triliun. Fenomena ini bukan sekadar tren, tapi cerminan kebutuhan masyarakat akan instrumen simpanan yang aman dan mudah diakses.
Pengalaman Pribadi: Menabung Emas, Menabung Rasa Aman
Saya mulai menabung emas di Pegadaian sejak 2021, awalnya karena ingin punya "pegangan" untuk dana darurat. Modalnya? Hanya Rp10.000, sudah bisa membuka Tabungan Emas lewat aplikasi Pegadaian Digital. Setiap ada uang lebih, saya sisihkan, kadang Rp20.000, kadang Rp50.000. Lama-lama, saldo bertambah tanpa terasa. Tidak perlu repot menyimpan emas fisik atau takut kehilangan, karena saldo emas saya dijamin dan diasuransikan oleh Pegadaian.
Yang paling saya rasakan, Tabungan Emas Pegadaian sangat fleksibel. Saat butuh dana mendadak, saya bisa mencairkan saldo emas ke rupiah dalam hitungan menit. Bahkan, Pegadaian menyediakan fitur gadai Tabungan Emas, sehingga saya tidak perlu menjual emas saat butuh uang cepat, cukup digadaikan lewat aplikasi, dana langsung cair ke rekening.
Fakta Unik: Emas Digital, Investasi Milenial dan Gen Z
Bukan hanya saya, anak muda kini juga mulai melirik emas sebagai investasi masa depan. Menurut laporan industri, generasi milenial dan Gen Z kini mendominasi transaksi emas digital, berkat kemudahan akses lewat aplikasi seperti Pegadaian Digital. Bahkan, Pegadaian meluncurkan program loyalitas "Badai Emas Pegadaian 2025" dengan hadiah utama Tabungan Emas 1 kilogram, smartphone, hingga paket wisata, demi mendorong generasi muda untuk rajin menabung emas.
Keunggulan Tabungan Emas Pegadaian
Aman dan Terjamin: Emas 24 karat disimpan dan diasuransikan, diawasi OJK.
Modal Kecil: Mulai dari Rp10.000, siapa pun bisa menabung emas.
Mudah Diakses: Lewat aplikasi Pegadaian Digital, transaksi bisa dilakukan kapan saja, di mana saja.
Likuiditas Tinggi: Emas bisa dicairkan atau digadaikan dengan mudah saat butuh dana darurat.
Nilai Stabil: Emas terbukti tahan inflasi dan gejolak ekonomi, nilainya cenderung naik dari tahun ke tahun.
Jaringan Luas: Pegadaian punya ribuan outlet di seluruh Indonesia, memudahkan transaksi langsung.
Emas, Perlindungan di Tengah Ketidakpastian
Tahun 2025, dunia masih dibayangi ketidakpastian ekonomi global, inflasi, dan fluktuasi nilai tukar. Di tengah situasi ini, emas tetap jadi primadona sebagai safe haven. Harga emas diprediksi menembus Rp2 juta per gram di akhir tahun. Tak heran, permintaan emas di Indonesia melonjak, baik dalam bentuk fisik maupun digital. Pegadaian dan Antam bahkan mencatat penjualan tertinggi sejak 2018.
Menabung Emas Itu Mudah, Aman, dan Menguntungkan
Menabung emas di Pegadaian bukan hanya soal investasi, tapi juga soal rasa aman. Saya tahu, kapan pun butuh dana, saya punya "pegangan" yang nilainya stabil. Tidak perlu takut kehilangan, tidak perlu antre di toko emas. Cukup buka aplikasi, cek saldo, dan transaksi selesai dalam hitungan detik.
