Pernahkah kita membayangkan, sebuah rumah bisa dirakit dalam sehari, dengan hanya tiga orang pekerja, dan tahan terhadap gempa kuat? Inilah RISHA, singkatan dari Rumah Instan Sederhana Sehat, inovasi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang sudah hadir sejak 2004.
Konsep knock-down modular ini lahir bukan tanpa alasan. RISHA dirancang untuk memberikan solusi cepat, terjangkau, dan kuat bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) serta korban bencana. Perjalanan panjangnya dimulai serius pada 2006, saat ribuan rumah di Aceh luluh lantak akibat tsunami. Saat itu, RISHA membuktikan diri: lebih dari 11.000 unit berhasil dibangun untuk para penyintas.
Seiring waktu, RISHA tak hanya berhenti di situ. Hingga 2024, lebih dari 60.000 unit RISHA telah berdiri kokoh di berbagai sudut Indonesia --- dari Aceh, NTB, Jawa Barat, hingga Sulawesi. Kunci suksesnya terletak pada kepraktisan: satu modul 3x3 meter bisa terpasang dalam 24 jam, cukup melibatkan tiga orang. Soal biaya? Cukup Rp35 juta hingga Rp50 juta untuk rumah tipe 33--36, lengkap dengan ketahanan terhadap gempa hingga 8 magnitudo.
Yang menarik, RISHA juga berkembang di luar fungsi hunian. Panel modularnya kini diadopsi untuk membangun menara air, drainase, hingga puskesmas. Bahkan pada 2022, RISHA kembali diandalkan untuk membangun rumah khusus bagi warga terdampak Badai Seroja di NTT.
Menyambut Era Rumah Pintar
Tantangan zaman mendorong RISHA bertransformasi lebih jauh. Pada 2023, Kementerian PUPR meluncurkan konsep "Rumah Pintar RISHA". Tak sekadar rumah cepat rakit, kini hunian ini dilengkapi teknologi pintar seperti Camera Video Doorbell, yang memungkinkan penghuni memantau tamu dari jarak jauh. Sebuah langkah penting agar RISHA tetap relevan di tengah derasnya arus revolusi industri 4.0.
Menariknya, produksi panel RISHA saat ini juga melibatkan banyak UKM dan perusahaan nasional besar seperti PT Wijaya Karya Beton Tbk (WIKA Grup), memperluas ekosistem industrialisasi bahan bangunan lokal.
Ke Depan, Masihkah RISHA Dibutuhkan?
Kalau melihat fleksibilitasnya --- baik sebagai hunian darurat maupun solusi infrastruktur dasar --- jawabannya: iya. Perubahan iklim, urbanisasi yang masif, hingga krisis perumahan, semua itu membutuhkan model hunian yang cepat, adaptif, dan terjangkau seperti RISHA.
Namun, untuk tetap relevan, inovasi dan kolaborasi harus terus berjalan. Karena pada akhirnya, kebutuhan masyarakat juga ikut berubah, dan RISHA dituntut untuk selalu siap menjawabnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI