Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Jean Hillard: Contoh Langka tentang Ketahanan Tubuh dan Batas Kemampuan Manusia untuk Bertahan Hidup

16 Oktober 2025   07:00 Diperbarui: 16 Oktober 2025   03:41 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Jean Hilliards: Unbelievable Story of Frozen Ordeal has a Happy Ending (charismaticplanet.com)

Pada malam musim dingin yang membekukan di Minnesota tahun 1980, seorang remaja bernama Jean Hilliard mengalami peristiwa yang hingga kini masih membuat banyak orang tercengang. Tubuhnya membeku sepenuhnya selama enam jam di suhu minus 30 derajat Celsius, namun ia tetap hidup. Tidak hanya hidup, ia bahkan pulih tanpa mengalami kerusakan otak, organ, atau jaringan.

Kisah Jean Hilliard bukan hanya tentang keberuntungan, melainkan juga tentang betapa luar biasanya tubuh manusia ketika berada di ujung batas. Kasus ini telah menjadi topik perbincangan di dunia medis dan sains selama puluhan tahun. Bagaimana mungkin seseorang bisa membeku seperti es, lalu bangkit kembali tanpa luka? Hingga kini, kisah Jean masih menjadi misteri yang menakjubkan, sekaligus pelajaran berharga tentang keajaiban tubuh dan semangat bertahan hidup manusia.

Malam yang Membeku: Awal Kisah Jean Hilliard

Malam itu, tanggal 20 Desember 1980, salju turun lebat di kota kecil Lengby, Minnesota. Jean Hilliard, seorang gadis berusia 19 tahun, sedang dalam perjalanan pulang ke rumah orang tuanya setelah mengunjungi seorang teman. Ia mengendarai mobil Ford lama milik keluarganya, tapi di tengah jalan, mesin mobilnya tiba-tiba mati karena suhu yang sangat dingin.

Tidak punya pilihan lain dan tanpa alat komunikasi, Jean memutuskan untuk berjalan kaki menuju rumah temannya yang lain, Wally Nelson, yang berjarak sekitar tiga kilometer dari lokasi mobilnya mogok. Ia mengenakan pakaian musim dingin, namun tidak cukup tebal untuk melawan suhu ekstrem yang mencapai -30°C.

Dalam gelap dan dingin yang menggigit, Jean terus melangkah di jalan bersalju. Namun, beberapa meter sebelum mencapai rumah Wally, tubuhnya menyerah. Ia tergelincir, jatuh, dan kehilangan kesadaran. Di sanalah ia terbaring selama enam jam penuh, tubuhnya perlahan membeku di bawah langit malam Minnesota yang membekukan.

Saat Ditemukan: Tubuh Membeku Seperti Batu

Keesokan paginya, sekitar pukul tujuh, Wally Nelson keluar rumah dan menemukan Jean tergeletak di halaman. Tubuhnya kaku seperti papan, kulitnya keras, dan matanya membeku. Ia tampak tak bernyawa. Wally menggambarkan tubuh Jean “begitu kaku sehingga aku hampir tidak bisa membengkokkan lengannya.”

Meski yakin temannya sudah meninggal, Wally tetap bergegas membawanya ke Rumah Sakit Fosston. Para petugas medis di sana awalnya tidak berharap banyak. Denyut nadi Jean tidak terdeteksi, napasnya tak terdengar, dan suhu tubuhnya terlalu rendah untuk diukur dengan termometer biasa.

Namun, sesuatu yang luar biasa terjadi. Perlahan-lahan, tubuh Jean mulai menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Dokter memanaskannya secara bertahap, menggunakan selimut hangat dan infus air hangat. Setelah beberapa jam, kelopak matanya mulai bergerak. Ia akhirnya sadar sepenuhnya tanpa mengalami luka serius, tanpa frostbite, tanpa kerusakan organ atau otak. Dalam waktu 24 jam, Jean sudah bisa berbicara.

Penjelasan Medis: Antara Hipotermia dan Keajaiban

Bagaimana mungkin seseorang bisa selamat setelah tubuhnya membeku selama berjam-jam? Para ahli medis menyebut fenomena ini sebagai contoh ekstrem dari hipotermia protektif. Pada kondisi ini, suhu tubuh yang sangat rendah justru memperlambat metabolisme dan melindungi organ-organ vital dari kerusakan akibat kekurangan oksigen.

Beberapa faktor diyakini membantu keselamatan Jean:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun