Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Abuna Yemata Guh: Gereja Tebing Curam di Pegunungan Gheralta, Ethiopia Utara

12 September 2025   07:00 Diperbarui: 12 September 2025   03:08 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: The Church in the Sky (www.atlasobscura.com)

Sumber: The Church in the Sky (www.atlasobscura.com)
Sumber: The Church in the Sky (www.atlasobscura.com)

Penjaga Warisan: Imam dan Komunitas Lokal

Gereja ini dijaga oleh imam-imam lokal, salah satunya adalah Pastor Assefa, yang telah mengabdi lebih dari lima dekade. Bagi para imam, menjaga gereja tidak hanya berarti memimpin ibadah, tetapi juga merawat warisan budaya, seni, dan tradisi yang tak ternilai.

Di sekitar gereja juga terdapat makam para imam dan tokoh spiritual, yang membuat tempat ini semakin suci. Bagi masyarakat setempat, Abuna Yemata Guh bukan hanya tempat berdoa, tetapi juga ruang pertemuan dengan leluhur dan jejak sejarah komunitas mereka.

Sumber: The Church in the Sky (www.atlasobscura.com)
Sumber: The Church in the Sky (www.atlasobscura.com)

Pengaruh Budaya dan Diplomasi Spiritual

Walau belum resmi diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, Abuna Yemata Guh telah mendapat perhatian internasional. Para peneliti, wisatawan, hingga pembuat dokumenter menjadikannya sebagai destinasi unik yang memperlihatkan bagaimana arsitektur dan iman bisa menyatu dengan alam.

Kehadiran gereja ini memperkuat posisi Ethiopia sebagai salah satu negara dengan tradisi Kristen kuno yang autentik dan berakar dalam. Lebih dari itu, Abuna Yemata Guh membuka ruang dialog lintas budaya dan agama, sekaligus mengingatkan dunia tentang pentingnya pelestarian warisan spiritual.

Sumber: The Church in the Sky (www.atlasobscura.com)
Sumber: The Church in the Sky (www.atlasobscura.com)

Kondisi Terkini: Kokoh, Sakral, dan Tetap Hidup

Meski sudah berusia lebih dari seribu tahun, struktur Abuna Yemata Guh tetap kokoh. Lukisan dinding masih mempesona, dan tradisi ibadah terus dijalankan. Jalur pendakian yang berbahaya tidak membuat gereja ini sepi, justru menambah daya tariknya sebagai simbol keteguhan iman.

Para peziarah percaya bahwa mendaki ke gereja ini bukanlah sekadar perjalanan fisik, tetapi perjalanan rohani. Rasa takut bercampur kagum yang dialami selama perjalanan justru menjadi pengingat akan kerentanan manusia sekaligus kekuatan iman.

Sumber: The Church in the Sky (www.atlasobscura.com)
Sumber: The Church in the Sky (www.atlasobscura.com)

Refleksi: Ketika Tebing Menjadi Tempat Doa

Abuna Yemata Guh bukan sekadar gereja di tebing curam Ethiopia. Ia adalah bukti ketekunan, iman, dan seni yang melampaui ruang dan waktu. Tebing yang biasanya dianggap sebagai penghalang, di tangan orang-orang beriman berubah menjadi jembatan menuju surga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun