Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tangkalaluk: Ular Raksasa Penjaga Hutan Kalimantan dan Makna Sakral di Baliknya

29 Agustus 2025   07:00 Diperbarui: 29 Agustus 2025   04:18 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Titanoboa, monstrous prehistoric snake, replica on display at Smithsonian (wjla.com)

Meski berakar dari mitologi, cerita Tangkalaluk terus hidup hingga hari ini. Pada tahun 2009 dan 2019, beredar foto-foto ular raksasa yang ditemukan mati terbakar akibat kebakaran hutan di Kalimantan. Sebagian masyarakat percaya itulah Tangkalaluk yang marah karena habitatnya dirusak.

Secara ilmiah, foto tersebut disebut sebagai ular sanca kembang (Python reticulatus), salah satu ular terbesar di dunia yang memang hidup di Kalimantan. Namun, narasi publik lebih banyak menyoroti sisi simbolisnya. Bagi masyarakat, penampakan ular raksasa yang hangus terbakar adalah pertanda bahwa alam sedang terluka.

Kisah ini menjadi simbol tragis kerusakan ekologis, sekaligus pengingat keras bahwa kebakaran hutan bukan sekadar bencana alam, melainkan akibat ulah manusia. Legenda Tangkalaluk pun semakin relevan sebagai peringatan untuk menjaga keseimbangan lingkungan.

Ritual Erau dan Simbolisme Naga

Legenda Tangkalaluk juga terkait erat dengan Ritual Erau, sebuah tradisi warisan Kesultanan Kutai yang hingga kini masih dijalankan di Kalimantan Timur. Dalam ritual ini, masyarakat meluncurkan replika naga ke Sungai Mahakam sebagai bentuk penghormatan kepada roh penjaga sungai dan hutan.

Ritual ini memiliki makna mendalam:

* Mengundang roh penjaga alam agar memberkati wilayah dengan ketentraman dan kesuburan.

* Meneguhkan hubungan spiritual antara manusia dan alam melalui simbol naga.

* Menjaga identitas budaya, karena ritual ini telah diwariskan sejak zaman kerajaan Kutai.

Dalam konteks ini, naga dipandang sebagai representasi Tangkalaluk atau makhluk serupa yang menjaga ekosistem. Kehadirannya mengingatkan masyarakat akan pentingnya air, hutan, dan harmoni dengan alam.

Simbolisme Naga dalam Budaya Nusantara

Naga adalah simbol yang penuh akan makna dalam budaya Indonesia. Hampir di setiap daerah di nusantara, naga selalu hadir dalam mitologi dengan arti yang beragam, mulai dari penjaga harta karun hingga simbol kesuburan.

Dalam konteks Tangkalaluk, naga melambangkan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun