Di tengah lanskap berbukit Mongolia Dalam, Tiongkok, berdiri reruntuhan sebuah kota kuno yang diam-diam menyimpan rahasia besar. Namanya Houchengzui, sebuah kota batu bertembok berusia lebih dari 4.500 tahun yang tidak hanya berfungsi sebagai permukiman, tetapi juga sebagai pusat militer, budaya, dan teknologi.Â
Penemuan arkeologis ini telah mengubah cara para peneliti melihat peradaban Neolitik di Asia Timur. Jika sebelumnya masyarakat prasejarah dianggap sederhana, Houchengzui justru membuktikan bahwa mereka sudah mampu membangun kota dengan sistem pertahanan canggih, struktur sosial kompleks, dan interaksi budaya yang luas.
Menguak Jejak Kota Neolitik yang Terlupakan
Houchengzui pertama kali diidentifikasi pada tahun 2005 oleh tim arkeologi dari Institut Relik Budaya dan Arkeologi Mongolia Dalam. Namun, penggalian serius baru dilakukan pada 2019, dipimpin oleh Akademi Ilmu Sosial Tiongkok (CASS). Lokasinya berada di Qingshuihe County, dekat Sungai Hun, sebuah wilayah strategis yang menjadi pertemuan jalur budaya penting pada zaman itu.
Kota ini memiliki luas sekitar 341 hektar dengan bentuk tata kota oval. Dari hasil penggalian, para peneliti menemukan adanya pembagian ruang antara zona dalam dan luar. Artinya, kota ini dibangun dengan perencanaan urban yang matang, bukan sekadar kumpulan rumah yang muncul secara acak.Â
Tata ruang ini juga mencerminkan stratifikasi sosial, di mana bagian dalam kemungkinan dihuni oleh kelompok elit atau pemimpin, sementara bagian luar digunakan untuk aktivitas sehari-hari masyarakat umum.
Sistem Pertahanan Tiga Lapis: Bukti Kecerdikan Militer Neolitik
Salah satu hal paling menakjubkan dari Houchengzui adalah sistem pertahanannya. Kota ini dikelilingi tembok batu tebal, parit yang dalam, serta bastion atau menara pertahanan. Gerbang utamanya diberi kode CM1, CM2, dan CM3, masing-masing dilengkapi dengan platform tanah liat untuk memantau pergerakan orang yang keluar-masuk kota.
Lebih dari itu, para arkeolog menemukan adanya barbican, benteng tambahan di luar gerbang yang berfungsi sebagai lapisan keamanan ekstra. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Houchengzui sudah memahami konsep strategi pertahanan berlapis, sesuatu yang biasanya baru ditemukan pada kota-kota besar zaman perunggu.
Yang lebih mengejutkan lagi adalah keberadaan enam terowongan bawah tanah radial yang terkubur sedalam 1,5 hingga 6 meter. Terowongan ini diduga digunakan untuk mobilisasi pasukan, penyimpanan logistik, atau bahkan serangan balik rahasia. Dengan kata lain, Houchengzui sudah menerapkan strategi pertahanan tiga dimensi ribuan tahun sebelum dunia mengenal benteng modern.
Artefak dan Kehidupan Sehari-hari: Dari Gerabah hingga Giok
Meskipun kota ini tampak seperti benteng militer, kehidupan sehari-hari di dalamnya juga berkembang dengan baik. Para peneliti menemukan banyak gerabah berhias ornamen geometris, alat batu untuk memotong dan mengolah makanan, serta sisa bangunan yang menunjukkan adanya dapur dan ruang penyimpanan.Â
Semua ini memberi gambaran tentang aktivitas domestik masyarakat Houchengzui.
Namun, temuan paling menarik adalah adanya artefak giok (jade). Giok dalam tradisi Tiongkok kuno bukan sekadar perhiasan, tetapi juga simbol status sosial tinggi sekaligus benda ritual.Â
Kehadiran giok di Houchengzui mengisyaratkan adanya hubungan dengan budaya Liangzhu di selatan Tiongkok, yang memang dikenal sebagai peradaban giok. Hal ini menunjukkan bahwa meski Houchengzui terletak di utara, ia tetap terhubung dengan jaringan budaya yang lebih luas.
Interaksi Budaya dan Posisi Strategis
Secara geografis, Houchengzui terletak di perbatasan budaya Longshan, salah satu peradaban besar Neolitik di Tiongkok. Posisi ini menjadikannya sebagai titik temu dua pengaruh besar:
* Pengaruh utara, yang menekankan aspek militer dan penggunaan batu sebagai bahan bangunan.
* Pengaruh selatan, yang lebih menonjol dalam hal ritual, seni, dan penggunaan giok.
Beberapa struktur gerbang dan platform tanah liat di Houchengzui bahkan menyerupai arsitektur dari Dataran Tengah Tiongkok, menandakan adanya pertukaran teknologi dan ide antar wilayah. Dengan demikian, Houchengzui bukanlah kota yang terisolasi, melainkan pusat akulturasi budaya yang menggabungkan kekuatan militer, simbolisme budaya, dan teknologi arsitektur.
Metode Arkeologi Modern: Mengungkap Masa Lalu dengan Teknologi Tinggi
Penelitian di Houchengzui tidak hanya bergantung pada penggalian tradisional. Tim arkeologi memanfaatkan teknologi modern untuk memahami kota kuno ini secara lebih menyeluruh.
* Citra satelit dan pemetaan digital digunakan untuk menganalisis topografi dan tata letak kota.
* Pemindaian laser dan fotogrametri 3D mendokumentasikan struktur gerbang, terowongan, serta tembok secara detail, sehingga kota ini bisa direkonstruksi secara virtual.
* Analisis laboratorium, seperti X-ray fluorescence (XRF) untuk mengidentifikasi komposisi material, microwear analysis untuk melihat jejak penggunaan alat, serta radiokarbon dating untuk menentukan usia artefak.
Dengan metode ini, para peneliti tidak hanya menemukan benda-benda kuno, tetapi juga mampu merangkai narasi hidup tentang kehidupan, teknologi, dan organisasi sosial masyarakat Neolitik di Houchengzui.
Perbandingan dengan Situs Neolitik Lainnya
Untuk memahami betapa istimewanya Houchengzui, kita bisa membandingkannya dengan situs Neolitik lain:
* Shimao (Shaanxi): Memiliki dinding batu besar, tetapi tidak menunjukkan sistem terowongan bawah tanah seperti Houchengzui.
* Banpo (Tiongkok): Lebih berfokus pada permukiman domestik dengan rumah-rumah sederhana, tanpa sistem pertahanan kompleks.
* Mallawa (Sulawesi Selatan, Indonesia): Menyimpan alat batu kuno, tetapi tidak memiliki tata kota dengan lapisan pertahanan berlapis.
Dengan kata lain, Houchengzui menonjol sebagai model awal kota strategis yang menggabungkan militer, budaya, dan teknologi dalam satu kesatuan.
Dampak Budaya terhadap Masyarakat Modern
Meski Houchengzui tidak meninggalkan tradisi hidup yang masih dijalankan hingga kini, keberadaannya tetap memiliki dampak besar. Situs ini menjadi cermin sejarah yang memperlihatkan betapa cerdas dan inovatifnya masyarakat prasejarah.
Bagi kita, Houchengzui mengajarkan bahwa ketahanan, inovasi, dan kolaborasi adalah kunci bertahannya sebuah peradaban. Ia menunjukkan bahwa teknologi dan strategi bukanlah sesuatu yang lahir tiba-tiba di zaman modern, melainkan hasil dari proses panjang evolusi pemikiran manusia sejak ribuan tahun lalu.
Selain itu, Houchengzui juga menjadi inspirasi lintas disiplin bagi arsitek, sejarawan, hingga ahli strategi militer, tentang bagaimana sebuah kota bisa dirancang agar bertahan dari berbagai ancaman, sekaligus menjadi pusat kebudayaan.
Kesimpulan: Houchengzui dan Relevansinya Hari Ini
Houchengzui adalah kota batu bertembok berusia lebih dari 4.500 tahun yang bukan hanya tempat tinggal, melainkan juga pusat militer, budaya, dan teknologi. Dari sistem pertahanan tiga dimensi, terowongan bawah tanah, hingga artefak giok yang melambangkan interaksi budaya, semuanya membuktikan bahwa masyarakat Neolitik jauh lebih maju daripada yang selama ini kita bayangkan.
Bagi dunia modern, Houchengzui mengingatkan kita bahwa masa lalu bukan sekadar cerita kuno, melainkan fondasi penting bagi masa depan. Kota ini mengajarkan bahwa kolaborasi antarbudaya, inovasi teknologi, dan ketahanan sosial adalah kunci untuk membangun peradaban yang berkelanjutan.
Houchengzui bukan hanya tentang apa yang telah berlalu, tetapi juga tentang bagaimana kita memahami masa kini dan membayangkan masa depan yang lebih bijak.
Referensi:
- Archaeologists Uncover a Network of Secret Tunnels Under 4,500-Year-Old Chinese City, Redefining the History of Ancient China, https://dailygalaxy.com/2025/08/archaeologists-uncover-a-network-of-secret-tunnels-under-4500-year-old-chinese-city/
- Archaeologists stunned by massive underground tunnels hidden beneath ancient Chinese city - Futura-Sciences, https://www.futura-sciences.com/en/archaeologists-stunned-by-massive-underground-tunnels-hidden-beneath-ancient-chinese-city_19459/
- Ancient underground tunnels unearthed in ruins of 4,300-year-old stone city in China | Archaeology News Online Magazine, https://archaeologymag.com/2023/12/underground-tunnels-in-ancient-stone-city-in-china/
- Houchengzui stone ruins offer glimpse into prehistoric civilizations, https://www.thearchaeologist.org/blog/houchengzui-stone-ruins-offer-glimpse-into-prehistoric-civilizations
- Archaeologists find network of ancient tunnels at Houchengzui, https://www.heritagedaily.com/2023/12/archaeologists-find-network-of-ancient-tunnels-at-houchengzui/150075
- Archaeologists Discover Gigantic 4,300-Year-Old Underground Tunnels in Ancient Chinese Stone City, https://indiandefencereview.com/4300-year-old-tunnels-ancient-chinese-city/
- Houchengzui site: Uncovering the ancient city back to Longshan Culture | govt.chinadaily.com.cn, https://govt.chinadaily.com.cn/s/202403/27/WS6603dce5498ed2d7b7eaa9b1/houchengzui-site-uncovering-the-ancient-city-back-to-longshan-culture.html
- Experts Blown Away by Ancient Tactical Defense Tunnels Unearthed in China | Ancient Origins, https://www.ancient-origins.net/news-history-archaeology/houchengzui-tunnels-0020160
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI