Pendahuluan: Ketika Horor Tradisional Bertemu Era Digital
Jepang dikenal sebagai salah satu negara dengan warisan cerita horor yang kaya, mulai dari kisah yokai kuno hingga legenda urban modern. Di antara semua kisah menyeramkan itu, muncul satu nama yang menonjol karena kemunculannya yang cukup baru namun dampaknya sangat besar, yaitu Hachishakusama.
Sosok ini bukan berasal dari mitos kuno atau catatan sejarah zaman Edo, melainkan lahir dari forum internet, blog, dan creepypasta yang beredar di awal tahun 2000-an. Namun meskipun baru, kehadirannya sukses menghantui imajinasi banyak orang, seolah-olah ia telah ada sejak lama dalam cerita rakyat Jepang.
Dengan tampilan fisiknya yang menyeramkan dan suara khasnya yang terus menggumamkan “Po… Po… Po…”, Hachishakusama menjadi bukti nyata bagaimana internet mampu melahirkan legenda urban baru yang tak kalah menakutkan dibanding cerita-cerita tradisional.
Ia adalah gambaran sempurna dari ketakutan modern, sebuah sosok yang mengaburkan batas antara kenyataan dan imajinasi digital.
Siapa Sebenarnya Hachishakusama?
Hachishakusama (八尺様) dalam Bahasa Jepang berarti “Nenek Delapan Kaki,” merujuk pada tinggi tubuhnya yang luar biasa, sekitar 2,4 meter atau delapan shaku dalam satuan tradisional Jepang. Dalam berbagai cerita, ia digambarkan sebagai wanita tinggi yang mengenakan gaun putih panjang dan topi lebar bergaya kuno.
Rambut hitam pekat menutupi sebagian besar wajahnya, menambah kesan misterius dan menakutkan. Suara gumamannya yang monoton dan berat, “Po… Po… Po…,” menjadi ciri khas yang membuat siapa pun merinding ketika mendengarnya.
Tidak seperti yokai tradisional yang umumnya berakar pada mitos kuno, Hachishakusama adalah makhluk modern yang tercipta dari imajinasi kolektif para pengguna forum internet. Namun, unsur-unsur klasik seperti dendam, peringatan akan bahaya, dan nuansa kematian tetap melekat kuat dalam kisahnya.
Target Utama: Anak-Anak yang Tak Berdaya
Salah satu hal yang membuat Hachishakusama sangat menyeramkan adalah pilihan targetnya yang spesifik: anak-anak dan remaja.
Menurut cerita-cerita yang beredar, setelah Hachishakusama “menyukai” seseorang, ia akan mulai menguntit korbannya dalam diam. Ia tak langsung menyerang, melainkan mengintai dari kejauhan, sering kali selama beberapa hari atau bahkan berminggu-minggu.
Ia dikenal sangat pandai dalam meniru suara orang-orang terdekat korban, seperti orang tua atau kakek nenek, untuk memancing korban keluar rumah atau mendekatinya.