Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tanren: Proses Penempaan Pedang Tradisional dari Jepang

2 April 2024   07:00 Diperbarui: 2 April 2024   07:07 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Japanese Sword Forging Tour | Japan Budo Experience (japanbudoexperience.com)

Pedang adalah salah satu senjata paling ikonik dan bersejarah di dunia. Pedang tidak hanya digunakan untuk bertempur, tetapi juga untuk mengekspresikan budaya, seni, dan semangat dari para pembuat dan penggunanya. Salah satu jenis pedang yang paling terkenal dan dihormati adalah pedang Jepang, yang memiliki bentuk, kualitas, dan filosofi yang unik.

Pedang Jepang tidak dibuat secara sembarangan, tetapi melalui proses yang panjang, rumit, dan mendalam yang disebut tanren. Tanren adalah kata Jepang yang berarti "menempa semangat". Tanren berasal dari proses pembuatan katana, pedang tradisional Jepang, yang melibatkan memanaskan, mencairkan, memisahkan zat-zat tidak murni, dan memukul logam berkali-kali. Tanren juga digunakan untuk menggambarkan latihan keras dan disiplin dalam seni bela diri Jepang, seperti kendo dan aikido. Tujuan tanren adalah untuk meningkatkan kualitas diri secara fisik dan mental melalui latihan yang berulang-ulang dan berpikir keras.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang tanren: proses penempaan pedang tradisional dari Jepang. Kita akan mengetahui bagaimana pedang Jepang dibuat, apa saja jenis-jenis pedang Jepang, dan apa saja makna dan nilai yang terkandung dalam pedang Jepang. Mari kita mulai!

Bagaimana Pedang Jepang Dibuat?

Pedang Jepang dibuat dengan menggunakan bahan baku yang disebut tamahagane. Tamahagane adalah baja yang berasal dari pasir besi dan arang yang dilebur dengan metode tradisional yang disebut tatara. Tatara adalah tungku yang berbentuk persegi panjang dan terbuat dari tanah liat. Di dalam tatara, pasir besi dan arang dipanaskan hingga mencapai suhu tinggi dan kemudian dipisahkan menjadi dua jenis, yaitu yang memiliki kadar karbon tinggi dan rendah. Kadar karbon mempengaruhi kekuatan dan ketajaman pedang. Baja yang memiliki kadar karbon tinggi disebut kawagane, sedangkan yang memiliki kadar karbon rendah disebut shingane.

Setelah dipisahkan, kedua jenis tamahagane tersebut kemudian dipanaskan lagi dan disatukan dengan cara diselipkan satu sama lain. Tujuannya adalah untuk mendapatkan kadar karbon yang tepat agar pedang tidak mudah patah atau tumpul. Proses ini disebut pelarutan karbon. Selanjutnya, tamahagane yang telah disatukan kemudian dipanaskan, ditempa, dan dilipat berulang-ulang untuk menghilangkan zat-zat tidak murni dan meningkatkan kekuatan pedang. Proses ini disebut permurnian. Tamahagane yang telah murni kemudian dibentuk menjadi pedang dengan cara dipanaskan dan ditempa lagi. Bentuk pedang disesuaikan dengan gaya dan kebutuhan penggunanya. Proses ini disebut penempaan pedang.

Setelah dibentuk, bilah pedang kemudian dibentuk dengan cara dipanaskan dan didinginkan secara bergantian. Proses ini disebut yaki-ire dan bertujuan untuk menciptakan sifat khas pedang Jepang, yaitu tajam di bagian tepi dan lentur di bagian punggung. Yaki-ire juga menciptakan pola yang disebut hamon di permukaan pedang, yang menunjukkan perbedaan kadar karbon antara tepi dan punggung pedang. Hamon juga menjadi salah satu ciri khas dan keindahan pedang Jepang. Setelah yaki-ire, bilah pedang kemudian diasah dengan menggunakan batu-batu khusus untuk menghaluskan permukaan dan menajamkan tepinya. Proses ini disebut pengasahan. Terakhir, bilah pedang kemudian dipasang dengan pegangan, sarung, dan hiasan lainnya. Proses ini melibatkan kerjasama antara pembuat pedang, pembuat sarung, dan pembuat hiasan. Proses ini disebut pemasangan.

Proses pembuatan pedang Jepang membutuhkan keterampilan, kesabaran, dan ketekunan yang tinggi dari pembuat pedang. Pembuat pedang Jepang disebut kaji atau tosho, dan dianggap sebagai seniman dan ahli yang dihormati. Pembuat pedang Jepang juga memiliki tradisi dan gaya yang berbeda-beda, yang disebut ryu atau sekolah. Beberapa ryu yang terkenal adalah Bizen, Soshu, Yamashiro, Mino, dan Seki. Pedang Jepang yang dibuat oleh pembuat pedang terkenal biasanya memiliki tanda tangan atau mei yang terukir di bilah pedang, yang menunjukkan nama dan asal pembuat pedang.

Apa Saja Jenis-Jenis Pedang Jepang?

Pedang Jepang memiliki berbagai jenis yang berbeda-beda, tergantung pada bentuk, ukuran, dan fungsi pedang. Berikut adalah beberapa jenis pedang Jepang yang paling umum dan terkenal:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun