Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kodokushi: Fenomena Meninggal dalam Kesendirian dalam Masyarakat Jepang

27 Januari 2024   07:00 Diperbarui: 27 Januari 2024   07:28 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dying Alone: Kodokushi, Japan's epidemic of isolation through the eyes of a 'lonely death' cleaner — RTD (https://rtd.rt.com)

Kodokushi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan fenomena meninggal dalam kesendirian yang menjadi masalah sosial yang serius di Jepang. Kodokushi berarti "Meninggal sendirian" dalam bahasa Jepang, dan mengacu pada orang-orang yang meninggal di rumah mereka tanpa diketahui atau ditemukan oleh siapa pun, bahkan sampai berbulan-bulan. Kodokushi menunjukkan kurangnya hubungan sosial dan dukungan emosional bagi generasi lansia di Jepang, yang hidup tanpa keluarga atau teman dekat. Kodokushi juga menjadi tantangan bagi pemerintah dan masyarakat sipil untuk menangani masalah ini, yang memiliki dampak negatif terhadap kesehatan, kesejahteraan, dan ekonomi masyarakat.

Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang penyebab, dampak, dan solusi dari kodokushi, serta memberikan cara dan saran bagi orang-orang yang ingin mencegah atau mengatasi kodokushi. Mari kita mulai dengan mengetahui apa saja faktor-faktor yang menyebabkan kodokushi.

Faktor Penyebab Kodokushi

Kodokushi adalah fenomena yang kompleks dan multifaktorial, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, ekonomi, budaya, dan psikologis. Berikut ini adalah beberapa faktor utama yang menyebabkan kodokushi:

- Perubahan struktur keluarga dan demografi Jepang. Jepang adalah salah satu negara dengan angka harapan hidup tertinggi di dunia, yang mencapai 84,5 tahun pada tahun 2020. Namun, hal ini juga berarti bahwa jangka waktu hidup sendiri bagi orang tua semakin panjang, terutama karena perubahan struktur keluarga dan demografi. Banyak orang tua yang hidup sendiri tanpa keluarga atau teman dekat, karena terpisah dari anak-anak mereka yang bekerja jauh dari rumah atau sibuk dengan kehidupan kerja. Selain itu, angka kelahiran yang rendah dan penurunan pernikahan juga menyebabkan berkurangnya jumlah anggota keluarga dan kerabat yang dapat memberikan dukungan dan perhatian bagi orang tua .

- Kurangnya hubungan sosial dan dukungan emosional. Banyak orang tua yang merasa terisolasi, terabaikan, dan tidak memiliki hubungan yang sehat dan bermakna dengan komunitas atau masyarakat sekitarnya. Mereka sering kali tidak menyadari atau tidak mendapatkan bantuan jika mengalami masalah kesehatan, finansial, atau psikologis. Mereka juga tidak memiliki kegiatan sosial atau hobi yang dapat meningkatkan rasa percaya diri, kreativitas, dan kebahagiaan. Hal ini dapat menimbulkan rasa kesepian, depresi, kecemasan, atau bahkan bunuh diri  .

- Melemahnya sistem kesehatan dan kesejahteraan. Banyak orang tua yang tidak memiliki akses atau tidak mampu memanfaatkan layanan kesehatan dan kesejahteraan yang tersedia, seperti pemeriksaan kesehatan rutin, bantuan keuangan, perawatan di rumah, atau fasilitas khusus lansia. Mereka juga tidak mendapatkan perlindungan atau pengawasan dari pemerintah atau lembaga sosial. Hal ini dapat menyebabkan mereka mengalami penyakit atau komplikasi yang dapat menyebabkan kematian, tanpa ada yang mengetahui atau menolong .

- Kurangnya lingkungan dan komunitas yang ramah dan solidaritas. Banyak orang tua yang tidak memiliki ruang, fasilitas, atau acara yang dapat meningkatkan interaksi dan keterlibatan sosial dengan orang lain. Mereka juga tidak memiliki kelompok-kelompok komunitas yang saling peduli dan mendukung, seperti kelompok belajar, hobi, atau agama. Hal ini dapat menyebabkan mereka merasa tidak memiliki tempat atau tujuan dalam hidup, dan tidak berkontribusi terhadap pembangunan dan kemajuan masyarakat .

Dampak Kodokushi dalam Masyarakat

Kodokushi bukan hanya masalah pribadi bagi orang-orang yang mengalaminya, tetapi juga masalah sosial bagi masyarakat Jepang secara keseluruhan. Kodokushi memiliki dampak negatif terhadap kesehatan, kesejahteraan, dan ekonomi masyarakat, seperti:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun