Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Book

Fengshen Yanyi: Kisah Dewa dan Iblis dalam Mitologi Tiongkok

19 Januari 2024   07:16 Diperbarui: 19 Januari 2024   07:16 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: 乌尔善《封神》2023年中国台湾上映?-36氪 (36kr.com)

Fengshen Yanyi adalah sebuah novel klasik Tiongkok yang ditulis pada zaman Dinasti Ming. Novel ini menceritakan tentang kisah jatuhnya Dinasti Shang dan pendirian Dinasti Zhou, dengan melibatkan berbagai tokoh mitologi, dewa, roh, dan manusia berkekuatan ajaib. Novel ini termasuk dalam genre shenmo, yang berarti dewa dan iblis. Novel ini terdiri dari 100 bab dan pertama kali diterbitkan antara tahun 1567 dan 1619. 

Novel ini sangat populer di Tiongkok dan telah diadaptasi ke dalam berbagai media, seperti film, drama, komik, animasi, dan permainan video. Beberapa tokoh dalam novel ini, seperti Nezha, Sun Wukong, dan Erlang Shen, juga muncul dalam karya sastra Tiongkok lainnya, seperti Perjalanan ke Barat dan Legenda Putri Naga. 

Novel ini memiliki pengaruh yang besar pada budaya, sastra, agama, dan seni rupa Tiongkok. Novel ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menginspirasi, mengedukasi, dan mempersatukan orang-orang Tiongkok. Novel ini juga menunjukkan kekayaan dan keunikan mitologi dan fantasi Tiongkok.  

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang novel Fengshen Yanyi, mulai dari latar belakang, alur, karakter, hingga pengaruhnya. Mari kita simak bersama!

Latar Belakang Novel Fengshen Yanyi


Novel Fengshen Yanyi berdasarkan pada sejarah Tiongkok kuno, terutama pada periode akhir Dinasti Shang dan awal Dinasti Zhou, yang dikenal sebagai Zaman Musim Semi dan Gugur. Periode ini ditandai oleh konflik dan pergolakan politik, sosial, dan militer antara berbagai negara dan kerajaan. Periode ini juga merupakan masa berkembangnya berbagai aliran pemikiran dan agama, seperti Konfusianisme, Taoisme, dan Legalisme. 

Novel ini juga mengambil unsur-unsur dari cerita rakyat, mitologi, legenda, dan fantasi Tiongkok. Novel ini mencampurkan fakta dan fiksi, serta menggabungkan unsur-unsur manusia, dewa, roh, iblis, dan binatang. Novel ini menciptakan dunia yang kaya dan imajinatif, di mana berbagai makhluk gaib berinteraksi dan bertarung dengan manusia. Novel ini juga mencerminkan nilai-nilai sosial, politik, dan moral dari zaman Ming, yang merupakan zaman penulis novel ini hidup. 

Novel ini ditulis oleh Xu Zhonglin, seorang penulis Tiongkok yang hidup pada zaman Dinasti Ming. Dia menulis novel ini bersama dengan Lu Xixing, seorang penulis lain yang tidak banyak diketahui. Novel ini pertama kali diterbitkan antara tahun 1567 dan 1619, dan kemudian diedit dan direvisi oleh beberapa penulis lain. 

Novel ini merupakan salah satu karya sastra vernakular Tiongkok yang penting dan termasuk dalam genre shenmo, yang berarti dewa dan iblis. Novel ini menggabungkan unsur-unsur sejarah, cerita rakyat, mitologi, legenda, dan fantasi. Novel ini juga memperkaya khazanah sastra Tiongkok dengan gaya bahasa yang hidup, karakter yang beragam, dan alur yang menarik. 

Alur Novel Fengshen Yanyi

Novel Fengshen Yanyi mengisahkan tentang bagaimana Raja Zhou dari Shang, yang terpesona oleh selirnya Daji, yang sebenarnya adalah siluman rubah, menjadi seorang tiran yang menindas rakyatnya dan menentang para pemberontak. Ji Fa, yang kemudian menjadi Raja Wu dari Zhou, dibantu oleh penasihatnya Jiang Ziya, mengumpulkan pasukan untuk menggulingkan raja dan mengembalikan kedamaian dan ketertiban. Sepanjang cerita, terjadi pertempuran antara kerajaan Shang dan Zhou, dengan kedua belah pihak memanggil berbagai makhluk gaib - dewa, roh, iblis, dan manusia dengan kemampuan magis - untuk membantu mereka dalam perang. Yuanshi Tianzun, salah satu dewa tertinggi, memberikan kepada Jiang Ziya sebuah daftar yang disebut Fengshen Bang, yang memberinya kekuasaan untuk mengangkat dewa-dewa Surga. 

Novel ini terdiri dari 100 bab, yang dibagi menjadi empat bagian utama, yaitu:

- Bagian pertama (bab 1-10) mengisahkan tentang asal-usul dan latar belakang beberapa tokoh utama, seperti Jiang Ziya, Nezha, Lei Zhenzi, dan Daji. Bagian ini juga menggambarkan keadaan politik dan sosial pada zaman Dinasti Shang dan Zhou, serta peran para dewa dan iblis dalam mengatur takdir manusia. 

- Bagian kedua (bab 11-53) mengisahkan tentang perang antara kerajaan Shang dan Zhou, yang berlangsung selama 26 tahun. Bagian ini berfokus pada berbagai pertempuran, intrik, dan konflik yang terjadi antara kedua belah pihak, serta antara berbagai tokoh dan makhluk gaib. Bagian ini juga menggambarkan perkembangan karakter dan hubungan beberapa tokoh, seperti Nezha, Erlang Shen, Sun Wukong, dan Kong Xuan. 

- Bagian ketiga (bab 54-99) mengisahkan tentang akhir dari perang dan jatuhnya Dinasti Shang. Bagian ini menampilkan pertempuran terakhir dan paling sengit antara Shang dan Zhou, yang berlangsung di Muye. Bagian ini juga menampilkan nasib akhir dari beberapa tokoh, seperti Raja Zhou, Daji, Bi Gan, dan Ji Fa. Bagian ini juga menampilkan proses pengangkatan dewa-dewa Surga oleh Jiang Ziya, yang menggunakan daftar Fengshen Bang. 

- Bagian keempat (bab 100) mengisahkan tentang epilog dari cerita, yang menampilkan keadaan setelah perang dan pendirian Dinasti Zhou. Bagian ini juga menampilkan beberapa adegan tambahan dan penutup dari beberapa tokoh, seperti Jiang Ziya, Nezha, Erlang Shen, dan Yuanshi Tianzun. 

Karakter Novel Fengshen Yanyi

Novel Fengshen Yanyi memiliki banyak karakter yang menggambarkan berbagai jenis makhluk, seperti manusia, dewa, roh, iblis, dan binatang. Karakter-karakter ini memiliki peran penting dalam cerita dan juga dihormati dan disembah sebagai dewa dalam agama rakyat Tiongkok. Beberapa karakter utama dalam novel ini adalah:

- Jiang Ziya, penasihat utama Ji Fa, yang kemudian menjadi Raja Wu dari Zhou. Dia adalah seorang pendeta Tao yang tinggal di Gunung Kunlun. Dia memiliki tongkat ajaib yang bisa mengangkat dewa-dewa Surga. Dia juga memiliki daftar yang disebut Fengshen Bang, yang memberinya kekuasaan untuk mengangkat dewa-dewa Surga. Dia adalah pemimpin pasukan Zhou dalam perang melawan Dinasti Shang. Dia dikenal sebagai dewa strategi, kebijaksanaan dan keadilan.

- Nezha, putra dari Li Jing, seorang jenderal Dinasti Shang. Dia adalah seorang anak ajaib yang lahir dari sebuah lotus setelah ibunya mengandungnya selama tiga tahun. Dia memiliki kemampuan untuk berubah bentuk, terbang, dan memanipulasi api. Dia terlibat dalam beberapa pertempuran melawan Ao Guang, Raja Naga Laut Timur, dan putranya Ao Bing. Dia juga membantu Jiang Ziya dalam perang melawan Dinasti Shang. Dia dikenal sebagai dewa anak-anak, pelindung, dan pemberani.

- Daji, selir favorit Raja Zhou dari Shang, yang sebenarnya adalah siluman rubah yang dikirim oleh Nuwa untuk menghukum raja karena kejahatannya. Dia menggunakan pesona dan sihirnya untuk mempengaruhi raja dan membuatnya menjadi seorang tiran yang menindas rakyatnya. Dia juga menyiksa dan membunuh banyak orang yang berani menentangnya, termasuk Bi Gan, pamanda raja. Dia adalah salah satu penjahat utama dalam novel ini. Dia dikenal sebagai dewi kecantikan, kejahatan, dan kekejaman.

- Erlang Shen, putra dari Yang Jian, seorang jenderal Dinasti Shang. Dia adalah seorang pejuang yang tangguh dan berani, yang memiliki mata ketiga di dahinya yang bisa melihat kebenaran. Dia juga memiliki seekor anjing ajaib yang bisa berubah menjadi senjata. Dia awalnya setia kepada Dinasti Shang, tetapi kemudian berbalik membantu Zhou setelah menyadari kesalahan raja. Dia adalah salah satu pejuang terkuat dalam novel ini. Dia dikenal sebagai dewa perang, keberanian, dan kebenaran.

Selain karakter-karakter di atas, masih ada banyak karakter lain yang terkenal dalam novel Fengshen Yanyi, seperti Sun Wukong, Kong Xuan, Shen Gongbao, dan lain-lain. Novel ini sangat kaya dengan karakter yang beragam dan menarik, yang membuatnya menjadi salah satu karya sastra Tiongkok yang paling populer dan berpengaruh.

Pengaruh Novel Fengshen Yanyi

Novel Fengshen Yanyi memiliki pengaruh yang besar pada budaya, sastra, agama, dan seni rupa Tiongkok. Beberapa pengaruhnya adalah sebagai berikut:

- Novel ini berdampak pada budaya Tiongkok, karena novel ini mencerminkan nilai-nilai sosial, politik, dan moral dari zaman Ming, yang merupakan zaman penulis novel ini hidup. Novel ini juga menginspirasi banyak orang Tiongkok untuk menghormati dan menyembah tokoh-tokoh dalam novel ini sebagai dewa. Novel ini juga mempersatukan orang-orang Tiongkok dengan mengajarkan mereka tentang sejarah, mitologi, dan fantasi Tiongkok.

- Novel ini berdampak pada sastra Tiongkok, karena novel ini merupakan salah satu karya sastra vernakular Tiongkok yang penting dan termasuk dalam genre shenmo, yang berarti dewa dan iblis. Novel ini menggabungkan unsur-unsur sejarah, cerita rakyat, mitologi, legenda, dan fantasi. Novel ini juga memperkaya khazanah sastra Tiongkok dengan gaya bahasa yang hidup, karakter yang beragam, dan alur yang menarik. Novel ini juga menginspirasi banyak penulis Tiongkok lainnya untuk menciptakan karya sastra yang berkaitan dengan novel ini, seperti Perjalanan ke Barat dan Legenda Putri Naga.

- Novel ini berdampak pada agama rakyat Tiongkok, karena novel ini mengandung banyak tokoh yang dihormati dan disembah sebagai dewa. Tokoh-tokoh ini memiliki tempat penting dalam kepercayaan dan praktik religius budaya Tiongkok. Cerita dan atribut mereka menarik imajinasi para penganut, sehingga mereka dideifikasi. Pemujaan tokoh-tokoh dari Fangshen Yanyi menunjukkan hubungan yang erat antara sastra, mitologi, dan agama rakyat Tiongkok.

- Novel ini berdampak pada seni rupa Tiongkok, karena novel ini telah diadaptasi ke dalam berbagai bentuk media seni rupa, seperti ilustrasi, lukisan, dan animasi. Beberapa adaptasi yang terkenal adalah sebagai berikut:

    - The Story of Chinese Gods, sebuah film animasi tahun 1975.

    - Nezha Conquers the Dragon King, sebuah film animasi tahun 1979.

    - League of Gods, sebuah film 3D tahun 2016.

    - Ne Zha, sebuah film animasi 3D tahun 2019.

    - Jiang Ziya, sebuah film animasi 3D tahun 2020.

    - New Gods: Nezha Reborn, sebuah film animasi 3D tahun 2021.

    - New Gods: Yang Jian, sebuah film animasi 3D tahun 2022.

    - Creation of the Gods Trilogy, sebuah trilogi film yang dirilis bulan September tahun 2023 kemarin.

Seni rupa ini menggunakan teknologi canggih dan estetika oriental untuk menghadirkan efek visual yang menakjubkan dan menghidupkan kembali cerita dan karakter dari novel ini. Seni rupa ini juga menarik perhatian dan minat banyak penonton, baik di dalam maupun di luar Tiongkok, terhadap mitologi dan fantasi Tiongkok.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa novel Fengshen Yanyi adalah salah satu karya sastra Tiongkok yang paling berpengaruh dan berjasa dalam membentuk budaya, sastra, agama, dan seni rupa Tiongkok. Novel ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menginspirasi, mengedukasi, dan mempersatukan orang-orang Tiongkok. Novel ini juga menunjukkan kekayaan dan keunikan mitologi dan fantasi Tiongkok.

Jika kamu tertarik untuk membaca novel Fengshen Yanyi, kamu bisa mencarinya di perpustakaan, toko buku, atau situs web yang menyediakan terjemahan bahasa Indonesia. Kamu juga bisa menonton film, drama, komik, animasi, atau permainan video yang diadaptasi dari novel ini. Kamu pasti akan terpesona oleh kisah dewa dan iblis dalam mitologi Tiongkok yang ditampilkan dalam novel ini. Selamat membaca dan menonton!

Sumber:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun