Mohon tunggu...
Andri Samudra Siahaan
Andri Samudra Siahaan Mohon Tunggu... Petani - Menulis salah satu metode perjuangan.

Petani dan Peternak, Alumni Teknologi Hasil Pertanian andrishn85@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip

ToRS V (Touring of Road Samosir) Bagian II

6 Mei 2021   03:46 Diperbarui: 7 Mei 2021   09:59 715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi hari terasa begitu menyegarkan, Alam pulau samosir benar-benar memberi kenyamanan bagi kami ketika beristirahat. Udara pagi hari terasa begitu segar. Nyanyian burung memberi semangat baru dalam melanjutkan petualangan menelusuri keindahan pulau samosir.

Kami pun berkemas dengan merapikan seluruh perlengkapan untuk bersiap melanjutkan perjalanan. Sebelum berangkat kami juga memberi bibit tanaman yang kami bawa dari medan agar menjadi kenang-kenangan dari team kami. Siapa tahu suatu saat kami kembali ketempat ini kami bisa memetik buah dari bibit yang telah kami beri.

Kami kemudian melanjutkan perjalanan kami kearah Harian Boho untuk berjiarah ke makam legenda sastrawan Indonesia Siraja USU Sitor Situmorang dan legenda musik tradisional Guru G Sihotang. Sayangnya Sang Guru ternyata dimakam kan di Sihotang dan itu jauh dari rute yang telah kami rencanakan sejak semula. Dirumah Almarhum, Boru kesayangan Sang Guru pun menawari kami untuk sarapan dirumahnya setelah kami jiarah kemakam Sitor Situmorang.

Kami pun berjiarah kemakam Sitor situmorang yang berjarak sekitar 200 m dari rumah Guru Sihotang. Disini Bang Miduk bercerita banyak hal tentang Sitor Situmorang bagaimana ia sempat dipenjara karenankarya-karyanya yang dianggap sangat kritis pada pemerintah. Sitor Situmorang adalah salah satu Sastrawan legendaris angkatan 45.


Setelah dari makam Sitor Situmorang kami pun kembali ke rumah almarhum Guru Sihotang. Kami dijamu dengan mie Gomak yang merupakan sarapan khas tanah batak. Sembari menikmati hidangan yang tersaji kami pun disuguhi dengan atraksi musik tradisional dari boru (putri) dan pahoppu(Cucu) Sang Guru.




Setelah selesai sarapan kami pun memberi bibit pohon sebagai kenang-kenangan kepada boru sang guru yang telah menjamu kami dengan sarapan yang sangat nikmat. Ini lah sebenarnya tipikal asli orang batak yang memiliki hati yang lembut dan ingin memberi jamuan yang terbaik kepada tamu yang baru saja mereka kenal. Nilai-nilai moral seperti inilah sebenarnya harus ditemukan dan dikembangkan oleh pemerintah ketika benar-benar ingin mengembangkan nilai pariwisata Kaldera Danau Toba. 

Kami pun berlanjut menjelajahi kawasan pulau samosir kami mengunjungi desa tua yang saat itu sedang diteliti oleh lembaga Arkeolog bersama sekelompok mahasiswa Fisip USU yang sedang KKN didesa singkam Dusun Garoga III. Kami berinteraksi dengan masyarakat disana dan beberapa mahasiswa yang sedang melakukan penggalian  artefak dikampung tua tersebut. Kami juga sempat berdiskusi dengan mereka tentang metode penentuan lokasi penggalian dan melakukan identifikasi barang-barang kuno yang terdapat diperkampungan itu.

Sumber youth Earth Society
Sumber youth Earth Society

Sumber Youth Earth Society
Sumber Youth Earth Society

Sumber Youth Earth Society
Sumber Youth Earth Society

Team berdiskusi dengan mahasiswa dan Arkeolog (Sumber Youth Earth Society)
Team berdiskusi dengan mahasiswa dan Arkeolog (Sumber Youth Earth Society)

Sumber Youth Earth Society
Sumber Youth Earth Society

Sumber Youth Earth Society
Sumber Youth Earth Society

Saat didesa tersebut kami juga menemukan beberapa hal yang cukup menarik yaitu keramba darat yang sepertinya dibangun pemerintah untuk masyarakat. Sayangnya sepertinya keramba darat tersebut tidak digunakan secara maksimal , terbukti dari kondisi keramba yang kosong dan atapnya sepertinya rusak . Padahal jikalau kita telisik, salah satu upaya pencegahan pencemaran air danau toba adalah dengan mengurangi jumlah keramba didanau dan memindahkannya kedarat. 

Tapi seperti kawan-kawan lihat kondisi keramba sepertinya hanya dibangun tanpa pembinaan dan pendampingan dari pemerintah daerah atau mungkin dinas yang berkepentingan. Ini tentu harus menjadi perhatian bagi pejabat setempat agar optimalisasi pengadaan keramba dapat mengurangi dampak pencemaran danau toba.

Sumber youth Earth Society
Sumber youth Earth Society

Sumber Youth Earth Society
Sumber Youth Earth Society

Sumber Youth Earth Society
Sumber Youth Earth Society

Apalah arti sebuah pemberian

jika tiada pendampingan

Hanya seonggok bangunan

dalam sebuah anggaran

Seperti bercinta dengan tangan

Tanpa rakyat sebagai rekan

kocok kekiri lalu kocok kekanan

Cantik Laporan pada Pimpinan

Ass.24 April 2021

Disaat perjalanan keluar dari desa tersebut kami juga disuguhi pemandangan nan eksotis, rangkaian persawahan dibawah bukit yang tertata rapi menyegarkan pikiran dan jiwa yang terkungkung. Penatnya kehidupan diperkotaan tentu membutuhkan sebuah penyegaran, pilihan menjelajah Kaldera Danau Toba sepertinya pilihan yang sangat tepat. Bagi saya ini adalah perjalanan kontemplasi dan penuh dengan perenungan. Baris-baris puisi yang saya buat pada hakekatnya adalah wujud dari perenungan akan lika liku kehidupan, yang saya coba pahami melalui touring ini.

Sumber Youth Earth Society
Sumber Youth Earth Society

Sumber youth Earth Society
Sumber youth Earth Society

Satu hal yang cukup menarik adalah bedengan batu yang tersusun rapi. Kita dapat melihat bagaimana petani toba dengan areal yang berbatu ternyata mampu menyulapnya menjadi lahan pertanian yang menghasilkan dengan komoditas bawang. Potensi ini sepertinya belum terekspose oleh pemerintah daerah untuk dapat dijadikan objek wisata agro atau bahasa kerennya agrowisata. Dimana anda bisa temukan bedengan pertanian  dari batu selain dikawasan Danau Toba?

Sumber youth Earth Society
Sumber youth Earth Society

Sumber youth Earth Society
Sumber youth Earth Society

Sumber Youth Earth Society
Sumber Youth Earth Society

Jiwa yang keras tumbuh diatas batu

Tandusnya tanah bukan  alasan

Dalam kondisi yang berbatu

Moyangku ajarkan kehidupan

Agar tekat keras seperti batu

Ketika jalani kehidupan

Hidari kemalasan yang membatu

Tetap berjuang dalam  kejujuran

ASS. 24 April 2021

Ada sedikit kecelakaan saat kami keluar dari desa tersebut karena jalan terjal menanjak dan masih berbatu-batu. Kami berdua terjatuh mungkin karena pengalaman teman saya kurang untuk jalan yang hancur dan saya memaklumi hal tersebut, Toh saya pribadi kurang bernyali memacu kendaraan dengan cepat, dan sangat  mengandalkannya dijalan aspal. Kami saling menutupi satu sama lain.  

Akhirnya saya pun mengambil kemudi karena operator satu sudah terpincang-pincang, Saya harus menghidupkan kendaraan dengan memanfaatkan jalanan turunan karena karburator kami kebanjiran saat terjatuh. Tekad batu membuat kami teguh untuk terus berjalan. Inilah salah satu kenikmatan dalam bertualang karena kita bisa memaknai kehidupan. Hidup boleh jatuh berulang-ulang tapi tekad dan keyakinan  akan tetap membuat kita berjalan.

Kami pun bergerak menuju kawasan Sianjur mula-mula disana kami masuk kedalam komplek persaktian dari saudara kita yang bergama Parmalin. Sekali lagi kami disuguhi oleh pemandangan yang indah membentang. Dikompleks ini kita  juga bisa mendengar kisah tentang asal usul nenek moyang Batak Toba. 

Ini kali ke 4 Saya mengunjungi tempat ini. Sayangnya bambu yang dahulu pernah kami tanam ternyata telah dibabat diganti dengan tembok dan tangga. Saat Kami datang kebetulan ada tamu atau pengunjung yang sedang beribadah sehingga kami tidak bisa masuk kedalam bangunan parsaktian tersebut. Tidak lupa kami juga memberi bibit pohon kepada penjaga lokasi parsaktian.

Sumber youth Earth Society
Sumber youth Earth Society

Sumber youth Earth Society
Sumber youth Earth Society

Sumber youth Earth Society
Sumber youth Earth Society

Sumber youth Earth Society
Sumber youth Earth Society

Lalu kami berjalan kearah Tomok untuk mengunjungi kepala desa simarmata yaitu Raja Simarmara yang merupakan seorang milenial yang kembali ketanah kelahirannya dengan tujuan membangun kampung halaman. Kami melihat bagaimana renovasi ulang sebuah kampung didesa Simarmata. Tidak hanya melihat Renovasi perumahan adat kuno, kami juga diberi kesempatan melihat aktivitas tenun kain ulos tradisional yang dilakukan oleh masyarakat lokal.

Sumber youth Earth Society
Sumber youth Earth Society

Sumber youth Earth Society
Sumber youth Earth Society

Sumber youth Earth Society
Sumber youth Earth Society

Sumber youth Earth Society
Sumber youth Earth Society

Sumber youth Earth Society
Sumber youth Earth Society

Sumber youth Earth Society
Sumber youth Earth Society


Sumber youth Earth Society
Sumber youth Earth Society

Bagi saya pribadi bisa berkenalan dengan Raja Simarmata adalah sebuah momentum yang Luar Biasa. Alumni ITB ini dengan berani memilih untuk kembali ketanah asalnya untuk membangun desanya. Sebuah pilihan yang sangat berani mengingat Ia tergolong  generasi milenial, yang pada umumnya masih terperangkap dengan permainan Mobile Legend ataupun tiktok. (SSsst...  Ketika Saya menyematkan pin dan memberi gelang kepadanya sebenarnya Saya sangat tertampar karena saya teringat message Bang Miduk 10 tahun yang lalu di FB Saya saat dikalimantan. Kau terjebak dengan cinta yang ilusif an.. yang akhirnya Saya pahami 10 Tahun kemudian. Tidak ada yang kebetulan semua berjalan dalam hukum tarik menarik dan keterkaitan untuk mengerti arti sebuah pencerahan, waktu akan kembali menarikmu memahami arti kata yang tersirat).

Valentino Panjaitan memberi bibit Kepada Raja Simarmata (Sumber Youth Earth Society)
Valentino Panjaitan memberi bibit Kepada Raja Simarmata (Sumber Youth Earth Society)

Sumber Youth Earth Society
Sumber Youth Earth Society

Kami kemudian melanjutkan perjalanan kami menuju pelabuhan Sipinggan. Sekali lagi ujian berat pun menerpa seluruh team, setelah makan kami memacu motor kami dan hujan pun menghadang. Apa mau dikata, akhirnya kami berteduh karena Tuhan sedang memberkati kawasan danau toba dengan air Hujan. Ketika hujan sudah mereda kami melanjutkan perjalanan kami walau masih gerimis. 

Biasalah saya dan rekan pun terpaksa menahan dinginnya air hujan karena tidak punya jas Hujan. Kami memacu kendaraan kami dan siapa sangka tantangan bukan hanya hujan. Air terjun na pitu itu begitu deras ketika hujan, saya dan rekan terhenti dan menanti teman yang ada dibelakang. Saya coba berjalan mendekatinya dan belum sampai saya melangkah tekananan angin sangat keras dan Seketika jiwa pun gentar. 


Kami pun berdiskusi dengan team yang telah datang, Sebelah kiri ada jurang yang menganga dan siap menerkam. Beberapa saat kami melihat sebuah angkutan umum melewatinya dengan biasa. Kami pun bertekat melalui beriringan dan bersama-sama menembusnya. Saya beri jempol yang luar biasa kepada kepala rombongan kami yang dengan berani menjadi pelopor menembus air terjun tersebut. 

Keenam Motor pun berhasil melalui air terjun tersebut dan pada akhirnya kami tertawa riang telah berhasil melaluinya. Jantung yang berdegup kencang berubah dengan tawa riang gembira. Kita baru melewati Maut bro Ucapku pada rekan. (video dari sumber lain setidaknya demikianlah Tekanan yang kami peroleh saat hendak melintas).

Kami pun memacu kembali sepeda motor kami menuju Sipinggan. Rasa dingin yang menerpa seketika hilang Air terjun Sigarantung hapuskan rasa dingin dan kelu ditangan kami. Baju benar-benar basah tapi kami tidak memikirkan lagi, palingan kering dijalan atau bisa kami keringkan diatas ferry.

Sesampai dipelabuhan Sipinggan Kami pun beristirahat sembari menunggu ferry yang akan membawa kami menyebrang keMuara. Kami pun saling share tentang pengalaman kami dan bercerita banyak hal tentang kawasan Samosir. Tidak beberapa lama kami pun mengatur kendaraan kami diatas kapal Ferry dan bersiap menyebrang kearah Muara.

Kami memilih untuk beristirahat didok lantai dua sembari menikmati angin danau toba. Semilir angin menyejukkan jiwa, seketika seluruh team seperti terpana dengan seorang gadis. Seperti biasa Anak bumi memang tidak pernah berhenti bergurau, tantangan pun diadakan untuk menguji nyali. Wawancara pun dilakukan dengan cerdas, tepat didepan ayahnya, ibunya dan adiknya. Momen tersebut pun saya abadikan dengan cantik begitu juga ketika Bang Miduk Berkotbah diatas kapal bercerita tentang Danau Toba dengan Ayah sang Gadis.

Sumber Youth Earth Society
Sumber Youth Earth Society

Saya pun akhirnya mengetahui dari ibunya yang saya ajak bicara jika Ia adalah Mahasiswa Hukum dari Universitas Padjajaran Di Bandung. Seketika saya teringat  Namboru Si Biding Laut yang tersohor ditanah jawa. Angan pun menerawang merangkai kata.

Sumber youth Earth Society
Sumber youth Earth Society

Siapakah Gadis Berambut panjang Itu 

Berwajah putih dengan pesona menyentuh kalbu

Aku bertanya diatas danau

Rupanya tidak asing bagiku

perawakannya pun begitu

Mungkinkah Ia putri yang kami Rindu

Putri yang jauh diseberang pulau

Bertahta dilautan Jawa yang biru

Akh.. Mungkin Namboru sedang Merindu

Mengirim jelmaan berjubah Ungu

Ass, 24 April 2021

Setelah kapal merapat ke pelabuhan kami pun bergerak menuju Bakkara Ke tempat kami untuk beristirahat.  Kali ini kami juga tidur dirumah warga yang kebetulan berada dipinggiran danau daerah Bakkara. Kami pun makan malam di rumah makan yang kebetulan berada diatas danau. Kali ini kami disuguhi junggle juice atau biasa kita sebut tuak. Istirahat pun terasa sangat nyaman malam ini karena tuak membuat tubuh kami terasa sangat hangat melawan dinginnya malam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun