Mohon tunggu...
andrietidie
andrietidie Mohon Tunggu... -

gitargila

Selanjutnya

Tutup

Money

Gross is Gross...

21 Januari 2019   10:16 Diperbarui: 21 Januari 2019   10:22 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden kata siapa bilang Indo kritis ? kita negara besar, GDP kita hampir mencapai 2 triliun dollar, yeh, yeh whatever. Memakai GDP total gross output dari Indo sebagai indikasi...now bandingkan dgn Penghasilan Negara yg 235 miliar dollar, itu hampir seperdelapan dari GDP (12,5%), artinya bagian terbesar dari GDP itu adalah output dari perusahan asing yg eksploitasi di Indonesia dan hasil nya keluar. Beda jauh situasi nya jika GDP 2 triliun dollar dan pendapatan negara 1.500 triliun dollar kan ye ? Now sekarang mengapa Neraca Defisit ? akibat semua pembangunan itu adalah Hutang, itu mengapa...

...dan ini lagi, komposisi GDP itu, 70% nya adalah konsumsi lokal alias ekonomi eceran, mengapa 70% konsumsi kita itu tidak tercermin pada pendapatan negara ? yah karena kebanyakan belanja kita itu adalah kepada Perusahan asing yg devisa nya keluar negeri. Itu mengapa. Semua Mini-Mart-Mini-Mart itu...GDP yg besar itu tapi semuanya dikuasai Modal-Global adalah sama aja BO'ONG, itu namanya kita ngacung serta nge-KOS di rumah sendiri..ngeh gak sih ?

Nah kini mengambil besaran GDP itu sebagai patokan maka bagaimana kalo diambil alih semua Gross-Domestic-Product itu jadi murni hasil output dari dan untuk Indonesia serta seketika akan tercerminkan pada Pendapatan negara yg mendekati GDP ? Itu artinya "Nasionalisasi", mulai mengelola Negara sendiri sebagai milik sendiri, terlepas dari "Globalisasi" (investasi asing). Itu lah Bung, target kedepannya. Tapi urusan ini bukan main2 rumit nya, butuh strategi serta usaha kerja keras dan otak plus tehnikal know-how yg ber-kelas.

Begini aja soal argumentasi Indo negara besar dgn GDP hampir 2 triliun dollar seperti pidato siapa tuh. GDP itu dihitung termasuk semua produksi modal asing yg ber produksi di Indonesia, oks ? liat aja urusan Freeport, 80% kontribusi Freeport dalam GDP Indonesia itu BUKAN milik Indonesia, itu direct keluar ke AS. Indo hanya dapat 9,3%, itulah yg tercermin pada Pendapatan-Negara, oks ? gregetan gw denger nya bhw Indo negara besar karen GDP nya hampir 2 triliun. Ya, besar bagi IMF dan Bank Dunia sebagai sapi-perahan tapi tidak bagi masyarakat Indonesia sendiri.

Sekarang dgn GDP segitu dan pendapatan negara hanya 12,5% nya saja sementara Neraca Defisit maka apa yg terjadi ? semua itu akan di dorong kebawah anak-tangga rantai-makanan..kepada kita-kita ini, masyarakat Indonesia.

Kerja lebih lama, bayaran lebih kecil, harga2 lebih tinggi dan pajak lebih besar, etc. Kesejahteraan kita yg biasa Catering pakai dua "Main-Course" serta bahan2 yg berkelas KINI dgn harga yg sama, main-course nya dibuat hanya satu, satunya lagi acar atau kerupuk serta bahan-bahan yg dipakai level nya di turunkan juga porsi nya di kecilkan. Itu semua akibat INFLASI dan kita yg tanggung tai-tai-nya dalam bentuk kesejahteraan yg menurun terus senantiasa sesuai dgn Inflasi yg harus constant itu agar pundi-pundi mereka terus terisi tidak stagnan.

Kalo taon kemaren AC nyala terus 3 unit bayar sekian per bulan maka kini hanya nyala satu saja sudah megap-megap bayar nya. Meanwhile semua kenaikan harga 3 kali lipat itu masuk ke IPP ( Independent Power Provider ) yg asing itu serta tercatat di GDP ( PLN hanya dapat 1/4 dari semua uang kita itu )...asik kan, GDP gede lho ? pertumbuhan 6,5% lho ? Negara gede lho ? ekonomi terbesar lho di ASEAN ? iya tapi uang nya kemana?

Wake Up dudes...

Nah sekarang, rasio utang banding GDP yg hanya 35% saja katanya siapa tuh...wow..sementara kita tau bahwa pendapatan Negara hanya 12,5% saja dari GDP maka rasio utang yg sebenarnya itu adalah lebih dua kali lipat dari penghasilan kita, dig ?

Emang GDP di liat oleh Investor atau orang luar sebagai indikasi dari suatu ekonomi, prospek tidaknya bagi modal-global, ada tidak sumber daya nya...tapi bukan sebagai indikator dari kesehatan ekonomi Pemerintah nya jika diliat dari dalam negeri. Itu adalah indikator dari dan buat kaum Modal-Globalist, sama sekali bukan untuk dipakai sebagai indikator Ekonomi nyata lokal.

Apa lagi di negara macam kita yg Turbo-kapitalis tanpa regulasi proteksi ini dimana seluruh sektor bisa dikuasai asing sampai 100% maka GDP akan lebih mencerminkan penghasilan Modal-Global bukan Lokal ye, mind you.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun