Mohon tunggu...
Andrie Kw
Andrie Kw Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Baca buku, baca situasi, nulis apa aja tgantung mood. Mengalir saja sambil meniti arus kehidupan.. twiiter @andriekw

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Garuda & Kuliner di Kota Palembang

19 Desember 2013   19:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:44 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melalui pintu F6 Bandara Soekarno-Hatta, Garuda Indonesia Nomor penerbangan GA106 tujuan Palembang telah mengantarkan diri ini bersama teman seperjuangan mengangkasa menuju Kota yang indah di pulau Sumatera. Gugusan awan cumulus mengejar riang gembira di sisi kanan dan kiri kabin pesawat. Saling melempar senyum tanpa takut terjatuh karena dibawah terhampar permadani biru perairan Indonesia yang kaya raya. Indahnya Indonesia tanah airku.

Perjalanan 50 menit terasa begitu singkat, apalagi pada saat pembagian sebuah kotak coklat bertuliskan “SnackTime” dari pramugari cantik serta pilihan minuman segar yang tersaji dari beberapa pilihan. Terasa terburu-buru meskipun kesantunan tetap terjaga. Awalnya tidak berfikir apa-apa. Tetapi di saat para pramugari kembali untuk mengambil sampah bekas snack tersebut untuk di buang. Suara pilot pun terdengar sudah berkordinasi dengan menara kontrol untuk persiapan pendaratan. Sementara rekan di samping kanan masih tersisa roti keju yang belum di santap. Akhirnya segera di jejalkan ke mulut supaya sampahnya bisa dibereskan oleh pramugari dan meja tempat makan bisa kembali dilipat. Seru juga melihat pramugari berjalan cepat setengah berlari di tengah kabin sambil mengingatkan penumpang lain yang agar segera menyelesaikan makan snack dan minumannya serta melipat meja karena pesawat segera mendarat.

Setelah terdengar komando dari menara kontrol, pesawat terasa menurunkan ketinggiannya. Perut bereaksi serasa ada yang tertinggal. Kekhawatiran sedikit menyeruak meskipun sudah tidak terhitung menikmati naik dan turunnya pesawat yang mengantar ke seantero bumi nusantara ini. Alhamdulilah, roda pesawat bisa menyentuh landasan tanpa menimbulkan kepanikan. Meskipun sedikit terguncang atau kurang mulus. Tetapi yang pasti semua bisa mendarat dengan selamat. Terdengar suara penumpang di sampingku, “Mungkin Pilotnya lagi galau, sehingga pendaratannya agak terguncang”. Saya tersenyum mendengarnya. Teras perut bersuara tanda lapar mulai mendera. “Bukankah baru makan snack?” “Oh, mungkin karena terguncang oleh pendaratan yang terjadi?” atau memang hobinya makan.

Yang pasti setelah pesawat Garuda GA106 mendarat, langsung berebut keluar dari kabin. Tentunya dengan menenteng tas kesayangan yang isinya adalah kabel untuk isi batere handphone dan laptop serta power bank sebagai cadangan. Maklum generasi gadget. Setelah melewati tempat pengambilan bagasi, langsung menuju gerbang keluar dan di jemput oleh pihak biro jasa travel yang telah disiapkan. Senyum manis menyapa dari para sopir taksi resmi di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II juga supir taksi tidak resmi atau terkenal dengan istilah taksi gelap. Jadi merenung kenapa istilahnya taksi gelap? Emang taksinya warna gelap atau sopirnya pembalap (pemuda berbadan gelap)? Atau mungkin transaksi pembayarannya harus di tempat gelap?....  entahlah, yang pasti sebuah mobil besar berwarna perak telah menunggu dengan gagahnya. Ternyata sebuah Toyota Commuter  dengan 10 kursi penumpang. Besar dan nyaman. Maka rombongan kecil bergegas memasukinya, menghempaskan badan pada jok kulit, mengambil posisi masing-masing untuk bersandar dan menikmati kebersamaan.

[caption id="attachment_285103" align="alignright" width="150" caption="Toyota Commuter "][/caption]

Perjalanan dari bandara menuju kota Palembang begitu menyenangkan, penuh gelak tawa dan keceriaan. Terutama mem-bully salah satu teman yang masih pucat ketakutan karena penerbangan tadi adalah penerbangan pertama baginya dan pendaratan yang sedikit kurang mulus tadi menyimpan trauma tersendiri baginya. Takut mati katanya, disambut gelak tawa rekan lainnya.

Kepenatan langsung sirna di saat sang sopir sekaligus guide lokal dadakan menanyakan, “Mau makan dimana kita?”.Maka berhamburan jawaban, “Makanan khas palembang”, “Pokoknya yang enak”, “Yang cepat dan sedap, perut nggak kuat!”. “Yang cocok sama lidah kita”. Sopir menawari kembali, ”Kalau orang Jawa Barat biasanya ke RM Bumbu desa”. Langsung disambar oleh Ibu ketua rombongan, “Nggak perlu jauh-jauh ke Palembang mas klo mau ke RM Bumbu desa mah”. Sopir terdiam dan akhirnya diskusi kecil berlanjut serta menghasilkan keputusan bahwa makanan khas melayu yang akan dijadikan target kuliner perdana. Tak perlu lama, Toyota Commuter segera belok memasuki halaman RM Sri Melayu Jalan Demang Lebar Daun samping Istana Gubernur Sumatera Selatan yang rimbun dengan pepohonan dan ornamen khas melayu.

[caption id="attachment_285104" align="alignleft" width="150" caption="Pindang Patin Srimelayu"]

1387557243952836921
1387557243952836921
[/caption]

Suasana banyak orang pertanda memang rumah makan ini spesial, dengan sajian khasnya yaitu ‘Pindang Patin’. Pas denger namanya yang terbayang adalah ikan pindang yang banyak di jual di pasar. Ternyata pindang patin adalah sajian ikan patin dengan kuah panas rasa pedas manis asam tercampur sempurna. Disajikan dengan tempat khusus seperti untuk sajian steamboatsehingga hingga selesai makan rasa panasnya masih terjaga. Bisa pilih kepala patin ataupun bagian badan ikan patin. Enak banget dech. Tak terasa pindang patin pun pindah memenuhi rongga perut masing-masing ditambah udang goreng serta penutupnya es kelapa jeruk yang tersaji langsung di kelapanya. Segarrr...

[caption id="attachment_285097" align="alignright" width="150" caption="Gurame Asam Manis"]

13875558181221552408
13875558181221552408
[/caption]

Satu lagi menu yang mantap, entah karena kelaparan atau karena memang enak, atau dua-duanya. Sajian ‘Gurame Asam Manis’pun begitu lancar menyentuh lidah dan menimbulkan sensasi berbeda dengan gurame asam manis yang sering di nikmati di Bandung dan Jakarta. Terasa sajian kuliner perdana di Kota Palembang ini memberi kesan tak terlupakan. Nendang banget dech. Meski harus berpeluh ria dan bibir agak monyong korban kepedasan. Show must go on.

Ternyata rombongan ini memang hampir semuanya bertembolok. Kenapa? Karena baru saja selesai menikmati pindang patin. Ternyata sudah berfikir untuk melanjutkan wiskul (wisata kuliner) berburu makanan khas Kota Wong Kito Galo yaitu pempek. Jadi keluar dari parkiran RM Srimelayu, Toyota Commuter BG 7000 langsung membelah Kota Palembang menuju Toko Pempek Candy Mei Meidi Jalan Jenderal Sudirman No. 149/8 Samping RK Charitas Kota Palembang. Dengan penuh nafsu belanja langsung memilih dan memilah pempek plus kerupuk untuk segera di nikmati dan di pak untuk di bawa pulang ke kampung halaman. Diriku termenung karena tidak mungkin bisa makan pempek dengan perut yang masih penuh dengan pindang patin dan gurame asam manis. Jadi hanya berani membungkus untuk oleh – oleh istri tercinta.

[caption id="attachment_285105" align="alignleft" width="150" caption="Pilihan Menu Pempek Candy"]

1387557276455909239
1387557276455909239
[/caption]

Oh ya pempek Candy ini melayani pengiriman paket langsung ke alamat rumah kita sehingga tidak repot nenteng-nenteng ke bandara dan masuk pesawat. Sebagai contoh untuk pengiriman ke Kota Bandung Jawa Barat ongkos kirimnya Rp.20.000,- per kilogram, agak mahal sih tapi bisa juga sebagai alternatif cara pengiriman oleh-oleh. Sepintas berpikir khan pempek di Kota Palembang ini banyak tetapi kelihatan toko inirame dengan pembeli. Mungkin selain rasa enak juga pelayanan pengiriman paketnya yang sudh terintegrasi. Entahlah. Karena ada juga pempek lain yang terkenal seperti Pempek Pak Raden, Pempek Beringin, Pempek Idola dan Pempek lainnya.

Akhirnya petualangan kuliner sesi satu berakhir dan Toyota Commuter pun bergegas mengantarkan kami ke Hotel Sintesa Peninsula. Check in dan pembagian kamar menjadi rangkaian penutup kegiatan karena setelah mandi dan sholat, buaian mimpi segera menguasai raga yang lelah dan kekenyangan.

to be continue

@andriekw  TolSedyatmo191213

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun