Mohon tunggu...
andri dila
andri dila Mohon Tunggu... Mahasiswi

Mahasiswi semester 2 dengan hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Literasi di Era Digital: Tantangan, Peluang Dan Strategi Peningkatan di Indonesia

29 Mei 2025   21:23 Diperbarui: 29 Mei 2025   21:23 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Literasi Membaca

LITERASI DI ERA DIGITAL: TANTANGAN, PELUANG, DAN STRATEGI PENINGKATAN DI INDONESIA

Dilla Andriani dan Vera Sardila

Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan, UIN Sultan Syarif Kasim Riau


Abstrak


Literasi merupakan fondasi penting dalam kehidupan masyarakat, khususnya dalam menghadapi tantangan zaman modern yang penuh dengan arus informasi yang cepat. Literasi tidak lagi hanya terbatas pada kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga mencakup pemahaman, analisis kritis, dan pemanfaatan informasi secara bijak. Di era digital saat ini, literasi berkembang menjadi berbagai cabang seperti literasi digital, literasi media, literasi informasi, dan literasi data. Artikel ini bertujuan untuk membahas fenomena literasi yang marak di Indonesia, mengidentifikasi tantangan yang dihadapi dalam meningkatkan literasi masyarakat, serta menggali peluang dan strategi yang dapat diterapkan untuk mengoptimalkan literasi di tengah perkembangan teknologi digital. Hasil kajian menunjukkan bahwa tantangan utama literasi di Indonesia meliputi rendahnya minat baca, penyebaran hoaks, kesenjangan digital, dan keterbatasan sumber daya. Namun, peluang peningkatan literasi dapat diwujudkan melalui pemanfaatan teknologi, kolaborasi lintas sektor, dan integrasi literasi dalam kurikulum pendidikan. Diperlukan sinergi antara pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat, dan dunia usaha untuk mewujudkan masyarakat literat yang adaptif, kritis, dan kreatif. Artikel ini juga bertujuan untuk mengkaji perkembangan literasi di era digital, tantangan yang dihadapi masyarakat Indonesia, serta peluang dan strategi untuk meningkatkan literasi secara menyeluruh. Kajian literatur menunjukkan bahwa rendahnya minat baca, penyebaran hoaks, kesenjangan digital, dan keterbatasan kurikulum menjadi tantangan utama dalam penguatan literasi. Meski demikian, peluang untuk meningkatkan literasi dapat diwujudkan melalui pemanfaatan teknologi, integrasi literasi dalam pendidikan formal, dan kolaborasi lintas sektor. Literasi yang kuat diharapkan mampu menciptakan masyarakat yang adaptif, kritis, dan kreatif dalam menghadapi tantangan zaman.


Kata kunci: Literasi, Era Digital, Tantangan, Peluang, Strategi



PENDAHULUAN

Literasi telah menjadi salah satu isu penting dalam pembangunan manusia Indonesia, terutama di era globalisasi dan revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Perubahan pola hidup masyarakat yang semakin terhubung dengan dunia digital menuntut keterampilan baru dalam mengakses, memahami, dan memanfaatkan informasi. Menurut UNESCO (2021), literasi modern tidak hanya mencakup kemampuan dasar membaca, menulis, dan berhitung, tetapi juga kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif dalam memecahkan masalah. Di Indonesia, data menunjukkan bahwa minat baca masyarakat masih tergolong rendah, dengan indeks aktivitas literasi masyarakat pada tahun 2020 berada di angka 37,32 (Perpusnas RI, 2020). Selain itu, penyebaran informasi palsu (hoaks), konten negatif, dan maraknya penggunaan media sosial yang kurang bijak menunjukkan bahwa literasi masyarakat masih perlu ditingkatkan. Literasi di era digital harus menjadi fokus perhatian semua pihak untuk memastikan masyarakat mampu menjadi pengguna informasi yang cerdas, kritis, dan bertanggung jawab.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah lanskap kehidupan manusia secara signifikan. Dunia yang semakin terkoneksi dengan internet menghadirkan kemudahan akses informasi tanpa batas, namun juga menghadirkan berbagai tantangan baru yang kompleks. Di era digital saat ini, literasi bukan hanya sekadar kemampuan membaca dan menulis, tetapi telah berkembang menjadi keterampilan berpikir kritis, memahami, menganalisis, dan menggunakan informasi secara bijak di berbagai aspek kehidupan. Literasi digital, literasi media, literasi informasi, dan literasi data menjadi bentuk literasi baru yang sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat modern.

Di Indonesia, tantangan literasi masih sangat besar. Data dari UNESCO dan berbagai survei menunjukkan bahwa tingkat literasi masyarakat Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara. Rendahnya minat baca, rendahnya kemampuan memahami informasi secara kritis, serta masih maraknya penyebaran berita palsu (hoaks) menjadi persoalan yang mendesak untuk diatasi. Selain itu, kesenjangan akses terhadap teknologi dan internet di berbagai wilayah Indonesia, terutama di daerah 3T (Terdepan, Terpencil, Tertinggal), semakin memperlebar jurang literasi antar masyarakat.

Di sisi lain, era digital juga membuka peluang besar bagi peningkatan literasi melalui berbagai program inovatif seperti Gerakan Literasi Nasional, pemanfaatan media sosial untuk kampanye literasi, platform pembelajaran daring, dan kolaborasi lintas sektor. Hal ini menjadi peluang yang perlu dimanfaatkan secara optimal agar literasi masyarakat Indonesia dapat meningkat dan menjadi bekal penting dalam menghadapi tantangan global.

Berdasarkan kondisi tersebut, diperlukan kajian konseptual mengenai perkembangan literasi di era digital, tantangan yang dihadapi dalam penguatan literasi di Indonesia, serta strategi dan solusi yang dapat diterapkan untuk membangun masyarakat yang literat, kritis, dan adaptif terhadap perkembangan zaman.

Banyak permasalahan yang kita jumpai diantaranya, bagaimana perkembangan literasi di era digital saat ini, khususnya di Indonesia? Apa saja tantangan yang dihadapi dalam upaya meningkatkan literasi masyarakat Indonesia? Apa peluang dan strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan literasi masyarakat di era digital?

Maka dari artikel ini penulis memberikan tujuan untuk mengetahui perkembangan literasi, meningkatkan literasi, mengidentifikasi tantangan utama dalam pengembangan literasi digital di indonesia, menganalisis peluang yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan literasi digital di indonesia, merumuskan strategi efektif untuk meningkatkan literasi digital di berbagai lapisan masyarakat indonesia, dan lainnya.

PEMBAHASAN

1. Perkembangan Literasi di Era Digital

Perkembangan literasi di era digital telah membawa perubahan mendasar dalam cara individu dan masyarakat berinteraksi dengan informasi. Jika pada masa sebelumnya literasi hanya dipahami sebagai kemampuan dasar membaca, menulis, dan berhitung (the 3Rs: reading, writing, and arithmetic), kini literasi berkembang menjadi keterampilan yang jauh lebih kompleks. Literasi di era digital mencakup kemampuan memahami berbagai bentuk informasi, baik berupa teks, gambar, video, audio, maupun data, yang tersebar melalui berbagai platform digital seperti media sosial, portal berita, situs web, hingga aplikasi komunikasi.

Di Indonesia, perkembangan literasi digital mengalami pertumbuhan yang signifikan seiring dengan peningkatan jumlah pengguna internet. Laporan We Are Social (2024) mencatat bahwa lebih dari 210 juta penduduk Indonesia telah terhubung dengan internet. Hal ini menunjukkan adanya peluang besar dalam pengembangan literasi digital. Namun, akses informasi yang luas ini tidak selalu diimbangi dengan kemampuan literasi kritis yang memadai. Banyak masyarakat Indonesia yang terpapar informasi tanpa memiliki kemampuan memverifikasi kebenarannya, sehingga rawan terjebak dalam penyebaran berita bohong (hoaks), misinformasi, dan manipulasi opini publik.

Selain itu, literasi di era digital juga mencakup kemampuan menggunakan perangkat teknologi untuk tujuan produktif. Banyak program edukasi berbasis teknologi yang telah diperkenalkan, seperti platform pembelajaran daring, perpustakaan digital, dan aplikasi membaca e-book. Namun, pemanfaatan teknologi ini masih terkendala oleh kesenjangan literasi antar wilayah, terutama antara masyarakat perkotaan dan pedesaan. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan literasi di era digital di Indonesia belum sepenuhnya merata, dan memerlukan intervensi kebijakan yang lebih inklusif.

Perkembangan literasi di era digital mencakup berbagai aspek yang lebih kompleks dibandingkan dengan konsep literasi tradisional. Literasi kini meliputi:

a.Literasi Digital: Kemampuan menggunakan teknologi untuk mencari, mengevaluasi, dan memanfaatkan informasi secara bijak.

b.Literasi Media: Kemampuan memahami pesan media, membedakan fakta dan opini, serta menyikapi informasi secara kritis.

c.Literasi Informasi: Kemampuan menemukan, mengevaluasi, dan menggunakan informasi untuk kebutuhan tertentu.

d.Literasi Data: Kemampuan membaca, memahami, dan menginterpretasi data secara benar.

Transformasi literasi ini dipicu oleh kemudahan akses informasi melalui internet, maraknya penggunaan media sosial, dan pesatnya perkembangan teknologi digital. Di satu sisi, perkembangan ini membuka peluang besar untuk meningkatkan wawasan masyarakat, tetapi di sisi lain, muncul tantangan baru berupa banjir informasi yang tidak selalu benar atau bermanfaat.

2. Tantangan Literasi di Indonesia

Upaya meningkatkan literasi masyarakat Indonesia di era digital menghadapi berbagai tantangan yang kompleks dan saling berkaitan. Beberapa tantangan utama yang diidentifikasi antara lain:

a) Rendahnya Minat Baca dan Budaya Literasi

Meskipun akses terhadap informasi semakin luas, minat baca masyarakat Indonesia masih tergolong rendah. Berdasarkan survei Perpustakaan Nasional (2023), indeks kegemaran membaca masyarakat Indonesia hanya mencapai 59,52, yang menunjukkan adanya kesenjangan antara kemampuan akses informasi dengan keinginan untuk membaca secara mendalam. Banyak masyarakat yang lebih memilih konten hiburan ringan di media sosial dibandingkan membaca buku atau artikel edukatif. Fenomena ini diperparah oleh kurangnya dukungan dari lingkungan, baik keluarga, sekolah, maupun komunitas, dalam menumbuhkan budaya literasi.

b) Kesenjangan Akses Teknologi

Meskipun teknologi digital semakin merata, faktanya masih banyak daerah di Indonesia, terutama wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal), yang menghadapi keterbatasan infrastruktur. Koneksi internet yang lambat, keterbatasan perangkat seperti komputer atau smartphone, serta biaya kuota internet yang mahal menjadi hambatan utama dalam pemerataan literasi digital. Akibatnya, literasi berkembang pesat di perkotaan, sementara masyarakat pedesaan tertinggal jauh dalam hal penguasaan teknologi dan keterampilan literasi digital.

c) Kurangnya Literasi Kritis

Banyak masyarakat Indonesia yang terpapar berbagai informasi tanpa kemampuan untuk memverifikasi sumber, memahami konteks, dan mengevaluasi kebenaran isi informasi tersebut. Hal ini menyebabkan banyak orang mudah percaya pada informasi yang salah, terutama hoaks yang beredar di media sosial. Literasi kritis yang rendah menjadi masalah serius yang berdampak pada kualitas diskusi publik dan pengambilan keputusan dalam kehidupan sehari-hari.

d) Kurikulum Pendidikan yang Belum Terintegrasi

Sistem pendidikan di Indonesia belum sepenuhnya memasukkan literasi digital, literasi informasi, literasi media, dan literasi data sebagai bagian dari kurikulum inti. Literasi masih dianggap sebagai kemampuan tambahan, bukan kebutuhan utama. Guru pun seringkali belum mendapatkan pelatihan yang memadai untuk mengajarkan keterampilan literasi modern ini. Akibatnya, siswa tidak memperoleh pembelajaran literasi yang memadai untuk menghadapi tantangan di era digital.

e) Minimnya Kolaborasi Lintas Sektor

Upaya literasi seringkali terfragmentasi, dilakukan oleh masing-masing pihak tanpa koordinasi yang solid. Misalnya, program literasi pemerintah, komunitas literasi, dan inisiatif perusahaan swasta sering berjalan sendiri-sendiri tanpa sinergi. Padahal, kolaborasi lintas sektor sangat penting untuk menciptakan ekosistem literasi yang kuat, berkelanjutan, dan berdampak luas.

3. Peluang dan Strategi Peningkatan Literasi

Di tengah berbagai tantangan, Indonesia memiliki peluang besar untuk meningkatkan literasi masyarakat di era digital. Beberapa peluang strategis yang dapat dimanfaatkan, beserta langkah implementasinya, antara lain:

a) Pemanfaatan Teknologi Digital untuk Edukasi

Teknologi digital membuka akses yang luas terhadap berbagai sumber belajar. Pemerintah, sekolah, dan komunitas dapat memanfaatkan aplikasi perpustakaan digital, platform e-learning, podcast edukatif, hingga kanal YouTube edukasi untuk memperluas wawasan masyarakat. Selain itu, media sosial juga dapat dijadikan sarana kampanye literasi dengan menyajikan konten kreatif yang menarik minat generasi muda.

b) Integrasi Literasi dalam Kurikulum Formal

Pendidikan literasi harus diintegrasikan dalam kurikulum mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Literasi digital, literasi informasi, literasi media, dan literasi data perlu diajarkan secara sistematis melalui berbagai mata pelajaran. Selain itu, guru perlu diberikan pelatihan khusus agar mampu mengajarkan keterampilan literasi secara efektif sesuai dengan kebutuhan zaman.

c) Pemberdayaan Komunitas Literasi

Komunitas literasi, taman baca masyarakat (TBM), dan rumah baca dapat menjadi ujung tombak peningkatan literasi di tingkat akar rumput. Program-program literasi berbasis komunitas memungkinkan pendekatan yang lebih sesuai dengan kebutuhan lokal, terutama di wilayah yang sulit dijangkau oleh program pemerintah.

d) Kolaborasi Lintas Sektor

Sinergi antara pemerintah, dunia usaha, sekolah, perguruan tinggi, komunitas, media, dan masyarakat luas sangat penting untuk menciptakan aha dapat berkontribusi melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) untuk mendukung infrastruktur literasi, sedangkan media massa dapat membantu menyebarkan informasi literasi secara masif.

e) Kampanye Literasi Kreatif

Strategi komunikasi yang kreatif seperti pembuatan konten edukatif di TikTok, Instagram, YouTube, atau podcast dapat menarik perhatian generasi muda untuk belajar. Literasi harus dikemas dengan cara yang menyenangkan, interaktif, dan relevan dengan gaya hidup masyarakat modern agar tidak dianggap sebagai kegiatan yang membosankan.

Dari pembahasan di atas maka penulis dapat memberikan beberapa solusi yakni seperti meluncurkan kampanye nasional literasi digital melalui media sosial, TV, dan radio, dengan konten yang kreatif dan sesuai dengan tren generasi muda, menyediakan konten edukasi yang menarik, seperti video pendek, infografis, podcast, dan buku digital gratis yang mudah diakses, membuat modul edukasi etika digital untuk masyarakat umum, tentang keamanan digital, privasi data, dan anti-hoaks, membangun platform edukasi literasi digital interaktif, seperti aplikasi belajar mandiri tentang literasi informasi dan keamanan digital, melakukan sosialisasi dan edukasi perlindungan data pribadi kepada masyarakat luas, khususnya pengguna media sosial dan platform digital, mendorong penguatan regulasi perlindungan data yang jelas dan tegas, agar masyarakat terlindungi dari penyalahgunaan data dan lain diantaranya.

PENUTUP

Maka penulis dapat menyimpulkan bahwa literasi di era digital merupakan keterampilan penting yang harus dimiliki oleh setiap individu agar mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Literasi bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis, tetapi mencakup kemampuan berpikir kritis, mengevaluasi informasi, dan memanfaatkan teknologi secara bijak. Di Indonesia, upaya meningkatkan literasi masih menghadapi tantangan besar, mulai dari rendahnya minat baca hingga penyebaran hoaks dan kesenjangan digital. Namun, peluang besar tersedia melalui pemanfaatan teknologi, gerakan literasi nasional, dan kolaborasi lintas sektor. Literasi yang baik akan membantu masyarakat menjadi lebih cerdas, kritis, kreatif, dan siap menghadapi tantangan masa depan.

Literasi di era digital bukan lagi sekadar kemampuan membaca dan menulis, tetapi telah berkembang menjadi keterampilan multidimensional yang mencakup kemampuan memahami, mengevaluasi, dan memanfaatkan informasi secara kritis melalui berbagai media, terutama teknologi digital. Di Indonesia, meskipun perkembangan teknologi membuka peluang luas bagi penguatan literasi, tantangan seperti rendahnya minat baca, kesenjangan akses teknologi, rendahnya literasi kritis, serta kurangnya integrasi literasi dalam kurikulum dan kolaborasi lintas sektor, masih menjadi penghambat utama dalam upaya menciptakan masyarakat yang literat dan adaptif terhadap perubahan zaman.

Namun demikian, peluang untuk meningkatkan literasi di era digital tetap terbuka lebar. Pemanfaatan teknologi untuk pendidikan, penguatan kurikulum literasi, pemberdayaan komunitas literasi, serta pengembangan kampanye kreatif melalui media sosial dapat menjadi strategi efektif untuk membangun kesadaran literasi yang lebih luas. Sinergi antara pemerintah, sekolah, komunitas, dunia usaha, dan media juga menjadi kunci penting dalam membangun ekosistem literasi yang berkelanjutan. Dengan upaya yang terstruktur, kolaboratif, dan inovatif, diharapkan tingkat literasi masyarakat Indonesia dapat terus meningkat, sehingga tercipta generasi yang cerdas, kritis, dan mampu menghadapi tantangan global dengan bijak.

Selain itu penulis juga memberi saran diantaranya sebagai berikut.

1.Pemerintah perlu memperluas jangkauan program literasi, terutama di daerah terpencil, dengan menyediakan akses internet yang merata dan fasilitas pendukung.

2.Lembaga pendidikan harus mengintegrasikan literasi digital, literasi media, dan literasi data dalam kurikulum pembelajaran sejak dini.

3.Komunitas literasi dan perpustakaan perlu aktif menciptakan program kreatif untuk menarik minat masyarakat, terutama generasi muda.

4.Masyarakat perlu didorong untuk mengembangkan budaya membaca melalui kampanye literasi yang melibatkan influencer, media massa, dan platform digital.

5.Dunia usaha diharapkan mendukung program literasi sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan kritis.

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2020). Panduan Gerakan Literasi Nasional. Jakarta: Kemendikbud.

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. (2020). Indeks Aktivitas Literasi Masyarakat Indonesia Tahun 2020. Jakarta: Perpusnas.

Raharjo, B. (2020). Meningkatkan Literasi Masyarakat di Era Digital. Jakarta: Pustaka Media.

UNESCO. (2021). Global Media and Information Literacy Week 2021 Concept Note. Paris: UNESCO.

Warsito, T. (2019). Literasi Digital dan Tantangannya di Indonesia. Jurnal Ilmu Komunikasi, 15(2), 123--135.

Zulaikha, N. (2022). Literasi Digital di Kalangan Generasi Muda. Jurnal Pendidikan Literasi, 7(1), 45--60.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun