Mohon tunggu...
Andrianus aden Nanda alvino
Andrianus aden Nanda alvino Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Karyawan Swasta Rumah Sakit Katolik dan Mahasiswa di Sekolah Tinggi Ekonomi Swasta

Sebatas suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pertobatan Ekologis Menurut Yohanes Paulus II

3 Juli 2019   11:57 Diperbarui: 3 Juli 2019   12:01 1281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bumi kita saat ini sedang mengalami krisis ekologi yang begitu parah. Kerusakan-kerusakan terhadap alam terjadi dimana-mana. Berbagai upaya pelestarian sudah dilakukan untuk memulihkan keadaan bumi. 

Gambaran kerusakan bumi yang semakin parah juga menjadi perhatian bagi para pemimpin Gereja Katolik. Paus Paulus VI dalam ensiklik "populorum progressio" no. 34, menekankan pentingnya Gereja mendampingi masyarakat untuk melindungi sumber daya alam dari penindasan dan keserakahan manusia. 

Selanjutnya, Paus Benediktus XVI dalam ensiklik "Caritas in Veritate" no.48, ingin mengatakan bahwa, alam merupakan anugerah Allah bagi semua orang, sehingga harus dikelola secara bertanggungjawab. 

Paus Fransiskus dalam ensiklik "Laudato Si" menyampaikan perlunya konversi ekologi, yakni kesadaran religius untuk memperhatikan terwujudnya kondisi lingkungan berkelanjutan di bumi yang menjadi rumah bersama seluruh ciptaan. 

Berdasarkan keprihatinan para pemimpin Gereja Katolik tersebut, terlihat bahwa krisis ekologi terjadi akibat perilaku manusia terhadap alam. Oleh karena itu, sangat penting bagi manusia untuk menciptakan sebuah relasi yang beradab dengan alam.

Perilaku manusia yang kurang beradab dengan alam menimbulkan sebuah dosa ekologis, maka yang manusia butuhkan saat ini adalah pertobatan ekologis guna memulihkan krisis ekologi. Manusia seringkali tidak menyadari bahwa segala bentuk tindakan yang merusak alam adalah perbuatan dosa. Oleh sebab itu, artikel ini bertujuan untuk menyampaikan pandangan dari  Yohanes Paulus II mengenai pertobatan ekologis bagi seluruh umat manusia.

Penyebab Krisis Ekologi

Paus Yohanes Paulus II mengatakan "certain elements of today's ecological crisis reveal its moral character. First among these is the indiscriminate application of advances in science and technology". Krisis ekologi terjadi sebagai akibat dari kemerosotan moral manusia, terlebih dalam menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penemuan-penemuan baru di bidang teknologi digunakan oleh berbagai industri untuk mengeksploitasi alam dan meracuninya dengan limbah yang dihasilkan.

Kemerosotan moral membuat manusia semakin tidak peduli terhadap alam. Keterlibatan moral dalam masalah ekologi yang paling mendalam, ditandai oleh kurangnya rasa hormat manusia terhadap alam, seperti banyaknya pola pencemaran. Yohanes Paulus II mengatakan, " The most profound and serious indication of the moral implication underlying the ecological problem is the lack of respect for life evident in many of the patterns of environmental pollution". Ini terlihat dalam kegiatan perindustrian, yang mana manusia dibelenggu oleh keegoisan dan keserakahan, sehingga yang menjadi utama adalah hasil, sedangkan tidak pernah sedikitpun mempertimbangkan dampaknya bagi alam.

Krisis Ekologi adalah Tanggungjawab Bersama

Dalam DKV II (Gaudium et Spes, art. 69) dituliskan, "Allah menghendaki supaya bumi beserta segala isinya digunakan oleh semua orang dan sekalian bangsa". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun