Pertarungan di Dunia Nyata
Konflik ini tidak hanya berlangsung dalam ranah teori. Setelah Revolusi Bolshevik 1917, komunisme mengambil bentuk konkret dalam negara-negara seperti Uni Soviet, Tiongkok, Kuba, dan Korea Utara. Sebaliknya, negara-negara Barat seperti Amerika Serikat mengembangkan kapitalisme dalam kerangka demokrasi liberal. Pertarungan ini mencapai puncaknya dalam era Perang Dingin, ketika dunia terbelah menjadi dua blok. Blok Barat mendorong liberalisasi pasar dan kepemilikan pribadi, sementara Blok Timur mengedepankan ekonomi terpusat dan kolektivisme.
 Kedua pihak bersaing dalam ekonomi, teknologi, militer, hingga budaya. Dunia dijadikan ajang propaganda, kudeta, dan perang proksi. Namun seiring waktu, banyak negara komunis mengalami stagnasi dan krisis legitimasi. Uni Soviet runtuh pada 1991. Tiongkok membuka diri terhadap kapitalisme negara. Komunisme kehilangan cengkeraman politiknya di banyak tempat, sementara kapitalisme tampak menang secara formal.
Kapitalisme Menang, Tapi Belum Final
Meski kapitalisme tampak menang, ia tidak lepas dari kritik. Krisis keuangan global, kehancuran ekologis, kemiskinan struktural, dan ketimpangan ekstrem menimbulkan pertanyaan baru. Apakah sistem ini benar-benar adil dan berkelanjutan? Kapitalisme terbukti adaptif dan inovatif, tetapi juga memperdalam jurang antara yang kaya dan yang miskin.Â
Komunisme mungkin belum pernah terwujud sepenuhnya seperti visi Marx, tetapi semangatnya tetap hidup dalam gerakan keadilan sosial, perjuangan buruh, dan pencarian bentuk hidup bersama yang lebih adil.
Pertarungan yang belum usai
Pertarungan antara kapitalisme dan komunisme belum benar-benar selesai. Hari ini, nilai-nilai dari kedua ideologi itu masih saling bersaing dalam banyak aspek kehidupan. Antara kebebasan individu dan keadilan sosial, antara kepemilikan pribadi dan kepentingan bersama, antara pertumbuhan tanpa batas dan keberlanjutan jangka panjang.Â
Barangkali jawaban atas konflik ini tidak akan ditemukan dalam memilih salah satu secara mutlak, tetapi dalam keberanian untuk terus bertanya. Dunia seperti apa yang ingin kita bangun? Untuk siapa? Dan atas dasar apa?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI