Mohon tunggu...
Andri Pratama Saputra
Andri Pratama Saputra Mohon Tunggu... Bankir - Seorang yang ingin selalu belajar dan saling berbagi pengetahuan

Seorang yang ingin selalu belajar dan saling berbagi pengetahuan #RI #BudayaReview

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Instrumen Kebijakan Makroprudensial sebagai Pencegah Risiko Sistemik

25 November 2022   10:45 Diperbarui: 25 November 2022   10:46 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: money.kompas.com

Kebijakan giro wajib minimum (GWM) digunakan sebagai instrument moneter denagn pengelolaan kredit dan money supply, dan makroprudensial sebagai countercyclical yang memastikan bank memiliki likuiditas yang cukup dalam memenuhi dana.

RIM menggantikan Loan to Funding Ratio (LFR) dengan memperluas pembiayaan termasuk surat berharga baik syariah atau konvensional. Hal ini bertujuan memperkuat peran perbankan dalam pembiayaan. Tarteg atas dan bawah ditetapkan 80-92% dan kelonggaran sebesar CAR>14%.

4) Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM)

Pasca krisis 2008, likuiditas menjadi perhatian dan respon kebijakan global melalui Liquidity Coverage Ratio (LCR) masing-masing sebesar 100% guna meningkatkan ketahanan individu bank dalam jangka pendek.

Tahun 2018, instrument GWM sekunder berubah menjadi PLM yang memitigasi perilaku prosiklitas likuiditas pada bank. PLM merupakan cadangan likuiditas minimum dalam rupiah yang dipelihara oelh bank baik konvensional atau syariah. Bank harus menjaga kecukupan aset yang dapat diperjualbelikan dengan mudah. Kebijakan PLM bersitaf dinamis, ketika likuiditas meningkat maka PLM akan diketatkan, ketika likuiditas terkuras maka PLM akan dilonggarkan. Besaran PLM ditetapkan oleh BI yang awalnya 4% namun dapat disesuaikan dengan kondisi perekonomian.

5) Dynamic Provisioning (DP)

DP menerapkan kondep pemupukan loan loss provision  (LLP) berdasarkan perhitungan statistic risiko rerata yang dihadapi oleh bank. Bank yang memiliki risiko tinggi harus memupuk LLP yang lebih tinggi termasuk saat periode boom dmana risiko dinilai rendah. Semakin tinggi penyaluran kredit, maka LLP semakin tinggi untuk diakumulasi. Bank akan memiliki cadangan LLP ketika periode bust tanpa harus menambah LLP.

Karakteristik DP bergantung pada setiap negara antara lain: 1) apakah sifat sama untuk semua produk dan jenis bank termasuk spesifikasinya, 2) formula yang digunakan ntuk besaran DP

Daftar Pustaka

 Agung, Juda., Harun, Cicillia., Elis Deriantino. 2021. Kebijakan Makroprudensial di Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo.

Sumber: money.kompas.com
Sumber: money.kompas.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun