Mohon tunggu...
Andri Pratama Saputra
Andri Pratama Saputra Mohon Tunggu... Bankir - Seorang yang ingin selalu belajar dan saling berbagi pengetahuan

Seorang yang ingin selalu belajar dan saling berbagi pengetahuan #RI #BudayaReview

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Empat Tipe Orang Penghambat Sukses

20 Mei 2021   10:58 Diperbarui: 20 Mei 2021   13:47 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika kita ditanya mengenai sukses, apa yang ada di dalam benak kita apa itu sukses? harta? tahta? wanita? mapan? atau apa? Tentunya kita semua ingin sukses. Meskipun banyak sekali kriteria sukses menurut kita, semua orang ingin menggapainya meskipun tak mudah. Tentunya sukses banyak sekali aral dan tidak mudah menggapainya. Menurut Rif'an (2019) ada empat tipe seseorang gagal untuk sukses yaitu:

1. Si 'tapi"

Tipe ini orang yang gampang mengucapkan tetapi tidak diikuti niat dan kesungguhan yang kuat, ibarat bahasa sekarang sudah ditinggikan namun dijatuhkan lagi orang perkataan dia sendiri. "Saya mau sih jadi dokter, tapi susah ya tesnya", "saya sih mau kesana, tapi lagi hujan", tapi, tapi, dan tapi, inilah yang menyebabkan kita tidak bisa menggapai apa yang kita inginkan.

2. Si"memang"

Tipe ini orang yang gampang menerima tanpa ingin hal lebih yang menyebabkan dia tidak termotivasi untuk mendapatkan yang lebih dari yang ia dapatkan. Biasanya ciri orang ini ditandai dengan meninggikan sesuatu hal yang dibandingkan dengan kelemahannya. "Saya dari sananya memang tidak pandai memasak, mau bagaimana lagi. "Saya dari sananya terlahir susah nyambung, mau apa lagi". inilai yang menyebabkan seseorang tidak ada rasa termotivasi dan mematri dirinya hanya itu-itu saja.

3. Si"sok tahu"

Tipe ini berbanding terbalik dengan tipe sebelumya yaitu menganggap semuanya mudah dan ia tahu. Penyakit tipe ini adalah ketika ingin memamerkan keingintahuannya tanpa disertai dengan fakta atau data yang jelas. Lambat laun tipe orang ini akan dijauhi oleh lingkungan.

4. Si "wajar saja"
Tipe ini sejalan dengan tipe si "memang" namun kali ini dalam konteks yang negatif. Rasa iri kepada yang lebih sukses cenderung berusaha ia jatuhkan dengan kalimat-kalimatnya yang provokatif tanpa melihat usaha orang lain. "Wajar saja ia pintar, orang tuanya pintar", "wajar saja ia bisa, memang dari sananya pintar". Wajar, wajar, dan wajar ini adalah penyakit yang tidak dapat diwajarkan.

Semoga kita semua dapat menjadi seseorang yang tidak hanya sukses, tetapi juga bernilai.

Daftar Pustaka:

Rif'an, Ahmad Rifa'i. 2019. Menjadi Pemuda Bertauhid, Berakhlak, Berprestasi. Jakarta:Quanta

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun