Mohon tunggu...
SITUMORANG YOSUA
SITUMORANG YOSUA Mohon Tunggu... Akuntan - To celebrate life, to do something good for others

Writing is living in eternity. Your body dead, your mind isn't.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Crash Landing on Kim Keon Hee

19 November 2022   00:31 Diperbarui: 19 November 2022   01:31 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Menarik melihat bagaimana akhir-akhir ini wargenet dihebohkan oleh gambar yang diduga memuat hinaan pada ibu negara Indonesia (INI, disingkat supaya ga capek nulisnya). Saya tidak mendukung atau membenarkan tindakan yang dilakukan siapapun itu yang membuat meme. Yang saya mau bagikan adalah sudut pandang lain dari meme atau gambar yang telah diedit tersebut, karena angka 6 bisa dilihat 9 dari sisi yang berbeda.

Saya melihatnya seperti ini. Yang pertama, dalam konteks event G20, yang menjadi tuan rumah adalah Indonesia, sedangkan negara lain termasuk KorSel adalah tamu. 

Nah, kalau kita lihat meme itu, yang menyiratkan percakapan antara seorang majikan/tuan rumah kepada asisten rumah tangganya (ART), maka harusnya yang dipanggil "Bi" adalah ibu negara Korea Selatan (INKS), karena INI merupakan tuan rumah dan ART termasuk tamu, tamu yang datang untuk bekerja di rumah. Jadi, INKS yang merupakan tamu, seharusnya juga merupakan ART, secara tersirat, dari gambar tersebut.

Yang kedua, kehebohan ini bermula dari seorang warganet yang melaporkan ke putra-putra INI terkait meme tersebut, dan langsung melabel meme tersebut sebagai penghinaan terhadap INI. Apa dasarnya? Coba lihat baik-baik lagi meme itu. 'Kan tidak ada balon percakapan seperti di komik-komik yang mengarah kepada kedua figur didalam gambar tersebut.

Lantas bagaimana kita tahu bahwa INKS menyuruh INI, atau INI menyuruh INKS? Pikiran kita lah yang mengarahkannya. Si pelapor meme lah yang mengasosiasikan INI sebagai ART. Kenapa? Bisa jadi karena si pelapor memiliki inferioritas pada bangsa lain, terutama Eropa/Amerika dan Asia Timur (Jepang, RRT, Korea). 

Hal ini sudah sering dibahas, mungkin karena bangsa Indonesia lama menjadi bangsa jajahan kedua bangsa tadi, sampai sekarang pun, secara tidak sadar kita masih memiliki rasa kagum berlebihan, serta rasa rendah diri pada bangsa-bangsa yang menjajah kita tersebut. 

Apa-apa yang berasal dari luar negeri dianggap lebih baik dari dalam negeri. Orang yang berasal dari luar negeri dianggap lebih hebat/lebih pintar dari bangsa sendiri. Jadi, orang yang melaporkan meme tersebut, dan mengasosiasikan INI sebagai ART-lah penjahat sesungguhnya. Niatnya menolong malah membunuh, Friendly fire. Plot twist.

 Yang ketiga, saya melihat meme itu justru menjadi sebuah gambar yang memiliki pesan bahwa Indonesia sudah setara dengan bangsa-bangsa lain, termasuk bangsa-bangsa yang dulu menjajah kita. Kita, hari ini, untuk pertama kalinya menjadi tuan rumah event besar seperti G20, menunjukkan pada dunia bahwa kita pantas untuk diberi tempat di panggung global. Indonesia bahkan menjadi negara berkembang pertama yang mampu mengadakan event ini.

Ini bukan perkara kecil. Ini bukan main-main. Indonesia tidak lagi sekedar menjadi penonton, tetapi menjadi pemain aktif yang layak diperhitungkan dalam tahun-tahun mendatang. Dengan jumlah sumber daya manusia yang besar, dan sumber daya alam yang kaya, kita bisa jadi pemain kunci yang tidak lagi dianggap sebelah mata. Spotlight ditujukan ke Indonesia.

Yang keempat (sambil nyanyi) (pasti ikut nyanyi kan), meme itu menunjukkan kita harus pelan-pelan mencerna sesuatu, tidak cepat bereaksi. Kita harus mampu melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda dengan pikiran terbuka. Kenapa begitu? Setelah meme ini viral, pernyataan kedua yang dikeluarkan oleh si pembuat meme adalah dia menghapus gambar tersebut karena banyak yang salah paham. 

Artinya dia punya maksud A, tetapi orang melihatnya B. Saya sendiri mencoba memahami maksud gambar tersebut, mencerna pelan-pelan, apa yang pembuat gambar mau sampaikan. Bisa jadi dia terlalu bodoh, karena kalau benar memuat penghinaan, tentu ini menjadi blunder konyol yang tidak perlu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun