Mohon tunggu...
A Kurniawan
A Kurniawan Mohon Tunggu... Buruh - Pemerhati Seni dan Soal Sosial

Akhirnya, kau temukan diriku. Orang kampung, yang ingin terus belajar sampai.......... mati.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tarik-Ulur

17 Februari 2020   10:14 Diperbarui: 17 Februari 2020   10:16 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika mata kail telah menusuk dan mengait tak terlepaskan; DIA akan bolak-balikkan hati, dengan umpan kelapangan, atau kesempitan. DIA tarik-ulur ujian dengan benang kasih sayangNYA; tarik perlahan, lalu ulur sedikit, penuh.. kelembutan.

Lembut, meredam penderitaan. Lembut, mengikis sifat-sikap kehewanan. Lembut, meredam nafsu yang menolak Kekuatan di atas kekuatan! Agar, ia.., jiwa itu... tenang. Hingga menuruti kehendak, semakin mendekat, semakin berserah diri, dan... pasrahhh. Pasrah dalam rengkuhan genggaman, dan buaian 'Tangan' Kekasih yang dirindukan.

:::.

Ahhh, tarik-ulur, dekat-jauh, memberi.. dan meminta. Adegan mancing bareng itu, menjadikan ruang fikiran lebih ter-ekstraksi.

Ternyata, ada jenis tarik-ulur yang berujung pada kasih, dan cinta. Ada jenis ulur pemberian, yang kemudian ditarik, dengan penuh pesona. Dan, sudah disiapkan.. uluran pemberian berikutnya. Bukankah, telah disiapkan Surga untuk pemberian berikutnya?

Diri ini, semakin malu rasa. Terlalu banyak menarik-pinta, tapi... terlalu sedikit ulur-bersyukur, kepada-NYA.


@kur

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun