Ketika mata kail telah menusuk dan mengait tak terlepaskan; DIA akan bolak-balikkan hati, dengan umpan kelapangan, atau kesempitan. DIA tarik-ulur ujian dengan benang kasih sayangNYA; tarik perlahan, lalu ulur sedikit, penuh.. kelembutan.
Lembut, meredam penderitaan. Lembut, mengikis sifat-sikap kehewanan. Lembut, meredam nafsu yang menolak Kekuatan di atas kekuatan! Agar, ia.., jiwa itu... tenang. Hingga menuruti kehendak, semakin mendekat, semakin berserah diri, dan... pasrahhh. Pasrah dalam rengkuhan genggaman, dan buaian 'Tangan' Kekasih yang dirindukan.
:::.
Ahhh, tarik-ulur, dekat-jauh, memberi.. dan meminta. Adegan mancing bareng itu, menjadikan ruang fikiran lebih ter-ekstraksi.
Ternyata, ada jenis tarik-ulur yang berujung pada kasih, dan cinta. Ada jenis ulur pemberian, yang kemudian ditarik, dengan penuh pesona. Dan, sudah disiapkan.. uluran pemberian berikutnya. Bukankah, telah disiapkan Surga untuk pemberian berikutnya?
Diri ini, semakin malu rasa. Terlalu banyak menarik-pinta, tapi... terlalu sedikit ulur-bersyukur, kepada-NYA.
@kur