Mohon tunggu...
A Kurniawan
A Kurniawan Mohon Tunggu... Buruh - Pemerhati Seni dan Soal Sosial

Akhirnya, kau temukan diriku. Orang kampung, yang ingin terus belajar sampai.......... mati.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Wangi yang Terlupa

14 Februari 2020   10:00 Diperbarui: 14 Februari 2020   10:19 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: freepik.com

Hampir setiap selesai mandi dan berpakaian rapi, apalagi saat hendak pergi, kepada sebagian tubuh ini, tak lupa menyemprotkan, minyak wangi.

Tidak saja mengharumkan diri, minyak ini, boleh jadi, menawarkan bau sedap kepada siapapun, yang menghirupnya.

Bayangkan saja, jika di tengah keramaian manusia, ada orang yang berhari-hari tak mandi. Atau, berminggu-minggu pakaian tak diganti.

Bau bagi diri sendiri, mungkin tidak jadi soal. Tapi, bau bagi diri yang lain, bisa jadi membuat hati kesal.

:::.

Pagi itu, ritual semprot minyak wangi hampir tak terlaksana. Pasalnya, cairan minyak dalam botol, mungkin tersisa hanya satu-dua tetes saja.

Masih ada suara, semburan minyak yang keluar. Masih ada harapan, bau wangi menyebar. Berkehendak menebar, segarr.

Minyak wangi habis, yang tersida hanya suara angin, kembang-kempis.

:::.

Kupandangi, botol minyak wangi kosong itu, sembari hati bicara...

Botol kosong ini, adalah diri saya, manusia. Dan, isi botol itu, cairan minyak wangi itu, adalah usia saya. Usia yang setiap hari terpakai, setiap waktu menguap, dan hilang begitu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun